NABI Muhammad SAW sangat mencintai umatnya. Bahkan, dikala menjelang
ajalnya, yang beliau pikirkan hanyalah umatnya. Begitu berarti kita ini
baginya. Namun, mengapa kita tak pernah sadar akan hal itu?
Bahkan Nabi Adam pun tak memiliki apa yang menjadi kemuliaan kita,
sebagai umat Rasulullah. Diriwayatkan bahwa Nabi Adam berkata,
“Sesungguhnya Allah memberikan empat kemuliaan kepada umat Muhammad SAW
yang tidak diberikan kepadaku, yaitu:
1. Diterimanya taubatku hanya di Mekkah, akan tetapi umat Muhammad dapat bertaubat di mana saja dan Allah akan menerimanya.
3. Sewaktu aku berbuat dosa, Allah memisahkan aku dengan istriku,
akan tetapi umat Muhammad yang berbuat dosa tidak dipisahkan dengan
istrinya.
4. Sewaktu aku melakukan dosa di surga, lalu aku dikeluarkan karena
perbuatan dosa itu, akan tetapi umat Muhammad sewaktu berbuat dosa
berada di luar surga, kemudian dapat masuk surga setelah bertaubat.”
Subhanallah, itulah kemuliaan yang kita miliki. Tapi, mengapa kita
tetap saja tidak menyadari akan hal itu? Kita selalu merasa sebagai
makhluk yang paling tidak diperdulikan. Padahal, Allah sangat memuliakan
kedudukan kita dibandingkan dengan lainnya.
Oleh sebab itu, sadarilah betapa besar kasih sayang Allah pada kita.
Sadarilah cinta Rasul kepada kita pun amat sangat besar. Apakah kita
tidak malu jika membuat mereka kecewa akan perbuatan kita? Masihkan kita
merasa bahwa Allah tidak adil terhadap kita?
Allah selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk senantiasa
bertaubat, memohon ampun kepada-Nya. Tetapi, kita sendirilah yang
menyia-nyiakan itu. Maka, jangan salahkah Dia, jika Dia tidak mengikuti
apa yang menjadi keinginanmu. []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan
bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT
Karya Toha Putra Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar