Sabtu, 25 Desember 2021

Apa Itu Isra Mi'raj? Pengertian dan Dalilnya


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap 27 Rajab tahun Hijriyah, umat Islam memperingati peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah SAW, yakni Isra Mi'raj. Dalam buku Ensiklopedia Sejarah Islam disebutkan Isra adalah perjalanan dari Makkah menuju Masjidil Aqsa.

Sedangkan Mi'raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju langit tertinggi untuk berdialog dengan Allah. Dalam Mi'raj, perintah sholat lima waktu diwajibkan.

Nabi Muhammad melihat surga dan neraka secara langsung, termasuk melihat para penghuninya. Setelah perjalanan tersebut, Nabi Muhammad kembali ke Makkah pada malam yang sama dengan malam beliau berangkat. Beliau kembali ke Makkah untuk meneruskan risalah setelah mendapatkan dorongan moral-spiritual yang sangat dahsyat tersebut

Kisah Isra Miraj

Dalam kondisi sedih yang menumpuk, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, serta penderitaan yang dialaminya dalam perjalanan ke Thaif, Allah berkehendak mengisrakan Nabi dan kekasih-Nya. Allah berkehendak memperlihatkan ayat-ayatNya kepada Nabi SAW agar ketenangan dan kepercayaannya terhadap Allah semakin bertambah.

Ustadz An-Nadawi berkata, "Isra bukan hanya peristiwa individual yang sederhana di mana Rasulullah melihat tanda-tanda keagungan Allah dan terbukanya kerajaan langit dan bumi dengan jelas. Lebih dari itu, perjalanan kenabian yang gaib ini mengandung nilai-nilai yang banyak dan isyarat bijak yang mengandung makna sangat dalam yaknu dua surah mulia (dalam Alquran) menceritakan kisah Isra, yaitu surah Al-Israa' dan surah An-Najm. 

Dalil tentang Isra Mi'raj...

Surat Al Isra ayat 1

 سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Kandungan ayat tersebut menurut tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa hamba yang melakukan perjalanan adalah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam di dalam kegelapan malam hari. Yang tempatnya berada di Makkah, yakni Baitul Muqaddas yang terletak di Elia (Yerussalem), tempat asal para Nabi (terdahulu) sejak Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Karena itulah semua nabi dikumpulkan di Masjidil Aqsa pada malam itu, lalu Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam mengimami mereka di tempat mereka.

Surat An Najm ayat 13-18

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ.

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ.عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ.إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ.مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ.لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ

Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika) di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya.

Dalam dua surah tersebut ditegaskan Nabi Muhammad adalah Nabi dua kiblat dan pemimpin timur dan barat. Beliau adalah pewaris para Nabi sebelumnya dan pemimpin generasi setelah beliau. 

Mereka bertemu dengan pribadi Nabi Muhammad, dalam Isranya, dalam Makkah dan Baitul Maqdis serta Baitul Haram dan Masjidil Aqsa juga bertemu. Beliau mengimami shalat yang jamaahnya adalah para Nabi. Bukti ini menunjukkan risalah Nabi Muhammad berlaku secara umum, kepemimpinannya berlangsung abadi dan risalahnya selalu sesuai kapan dan di mana pun. 

Surah mulia tersebut juga menjelaskan keistimewaan kepribadian Nabi Muhammad menjelaskan kepemimpinan dan tuntunannya serta menjelaskan kedudukan umat di mana beliau diutus dan umat yang beriman kepadanya. Surah mulia itu juga menjelaskan fungsi risalah Nabi Muhammad yang mencakup seluruh wilayah dan berlaku bagi semua suku bangsa.

Rabu, 17 November 2021

Mengenal Perayaan Isra Miraj yang Bersejarah

 REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Islam momen Isra dan Miraj dirayakan pada hari ke-27 bulan ke-7 kalender Muslim. Hal ini mengacu pada perjalanan malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yerusalem dan kemudian langit.

Orang-orang beriman menganggap hal ini sebagai perjalanan fisik dan spiritual yang dibantu oleh Allah SWT. Misalnya, dengan memberi Muhammad kuda mirip pegasus, Buraq, untuk ditunggangi selama bagian pertama perjalanan.

Ada beberapa perselisihan di antara para cendikiawan Muslim mengenai apakah “masjid terjauh”, Al-Aqsa, adalah masjid yang terbuat dari batu bata dan mortir secara harfiah. atau hanya tempat sholat yang sederhana.

Meski demikian, penganut agama Islam setuju bahwa perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW bena-benar sebuah keajaiban. Untuk melakukan perjalanan dengan metode normal antara Makkah dan Yerusalem, akan memakan waktu lebih dari sebulan, bukan satu malam Isra dan Mi'raj.

Sedikit latar belakang tentang Isra Mi'raj, peristiwa itu terjadi pada saat Nabi Muhammad dihadapkan pada kesulitan yang berat. Dia telah diuji dengan meninggalnya dua orang tersayang dalam hidupnya, yang mana tahun terjadinya peristiwa ini dikenal sebagai 'Am al-Huzun, Tahun Kesedihan.

Dilansir di National Today, Ahad (19/2/2023), Pamannya Abu Thalib yang merupakan seorang mentor yang sangat diperlukan, telah meninggal. Kejadian ini berdekatan dengan dicabutnya nyawa sang istri, Khadijah, yang telah menjadi penghibur hidupnya.

Meskipun ada catatan berbeda tentang apa yang terjadi selama Mi'raj, sebagian besar narasi Islam memiliki elemen yang sama. Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad naik dari Dome of the Rock melalui langit atau surga, dengan Malaikat Jibril atau Jibril.

Selama perjalanan itu, Muhammad SAW tidak hanya melihat banyak pemandangan ajaib dan banyak malaikat, dia juga bertemu dengan seorang nabi yang berbeda di masing-masing tujuh tingkat surga. Pertama Adam, lalu Yohanes Pembaptis dan Yesus, lalu Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan terakhir Abraham.

Setelah Muhammad bertemu dengan Ibrahim, Nabi bertemu Allah SWT tanpa Malaikat Jibril. Di sinilah Allah memberi ummah (Muslim) hadiah wajib salat atau salat.

Allah memberi tahu Muhammad, bahwa umatnya harus berdoa 50 kali sehari. Tetapi, ketika Muhammad turun kembali ke Bumi, dia bertemu dengan Musa yang menyuruh Muhammad untuk kembali kepada Allah dan meminta lebih sedikit doa, karena 50 terlalu banyak.

Muhammad pun bolak-balik antara Musa dan Allah hingga sembilan kali, yang mana akhirnya shalat dikurangi menjadi shalat lima waktu, yang Allah SWT akan memberi pahala sepuluh kali lipat.

Setelah selesai, akhirnya Nabi Muhammad dibawa turun kembali ke Al-Asqa dan dikembalikan ke Makkah. Saat dia diangkut pulang, dia melihat berbagai kafilah menuju Makkah, yang kemudian dia ceritakan kepada orang Quraisy sebagai bukti jika dirinya benar-benar telah melakukan perjalanan ajaibnya.

Seluruh perjalanan ini terjadi dalam waktu kurang dari satu malam. Ada banyak orang yang mengejek karena Nabi Muhammad membuat pernyataan seperti itu. Akan tetapi, bagi umat Islam, kisah tersebut merupakan sumber kekaguman dan harapan, seperti yang terus berlanjut bagi banyak umat Islam saat ini.

Bagi Muslim yang memilih untuk merayakan momen bersejarah ini, Isra' Mi'raj ditandai dengan berbagai cara. Beberapa memilih berkumpul di masjid setempat untuk shalat, sementara yang lain merayakannya di rumah dengan menceritakan kisah perjalanan Muhammad kepada anak-anak dan membaca doa di malam hari.