Minggu, 19 April 2015

Masjid Besar Jamia Lahore, Perpaduan Kebesaran Imperium Islam

Masjid Besar Jamia Lahore, Pakistan
Masjid Besar Jamia Lahore, Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID,Sebagai negara muslim terbesar di Asia Selatan, Pakistan boleh berbangga hati. Sebuah ikon masjid berarsitektur terbaik kembali hadir di kota terbesar kedua di Pakistan, Lahore.
Berada di provinsi Punjab, Masjid Besar Jamia (Grand Jamia Mosque Lahore) atau dikenal Bahria Jamia merupakan penggabungan berbagai keunggulan dari masa kejayaan arsitektur Islam di seluruh dunia.

Grand Jamia ini yang menjadi masjid terbesar ketiga di Pakistan, yang diresmikan pada 6 Oktober 2014 lalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriyah.
Dirancang oleh arsitektur terkemuka di Pakistan, Nayyar Ali Dada, masjid ini menghabiskan biaya pembangunan hingga 40 juta dolar AS.
Namun, jumlah biaya pembangunan yang cukup besar tersebut, terbayarkan dengan keindahan arsitektur masjid yang menggabungkan berbagai jenis arsitektur Islam unggulan dari Arab, Turki, Asian Tengah dan Persia.
Nayyar Ali Dada mengatakan desain awalnya terinspirasi oleh Masjid Abu Dhabi, namun ia mengembangkan lebih jauh dengan memadukan elemen arsitektur Islam lainnya.

Sejak awal, rancangan masjid ini seolah ingin menunjukkan keindahan bangunan masa kejayaan Islam selama 1400 tahun dari berbagai imperium dinasti Islam.
"Berbagai dekorasi interior dan eksterior unggulan kita padukan, mulai dari Batu bata pasir untuk eksterior khas berwarna oranye, keramik bermotif bunga dan geometris asal Multan hingga Interior yang dihiasi dengan karpet dan lebih dari 50 lampu hias diimpor dari Iran dan Turki," ujar Ali Dada.

Walaupun dalam rancangan awalnya, Ali Dada tetap mengedepankan konstruksi Indo-Islamic dan perpaduan tradisional dengan Bata Gutka khas Lahore. Ini membuat warna masjid terkesan memerah, seperti gaya masjid tradisional di kawasan Asia Selatan.
Di sisi lain ia juga memasukkan unsur modern ke dalam fungsi utama beberapa bagian masjid. Alhasil Masjid Besar Jamia Lahore menandakan era baru kebudayaan arsitektur Pakistan di Abad 21. Masjid ini dapat menampung 70 ribu jamaah, dengan kapasitas dalam ruangan 25 ribu.

Kapasitasnya cukup besar sehingga melebihi dari kapasitas masjid Faisal di Islamabad. Hal itu membuat bangunan masjid ini menjadi masjid terbesar di Paskistan dan menjadi masjid yang memiliki kapasitas terbesar ke tujuh di dunia.
Seluruh konstruksi bangunan memiliki ketinggian 20 meter di atas permukaan tanah, dengan struktur atap pada 24 meter di atasnya.
Kubah besar ditempatkan di tengah seperti layaknya mahkota, dan dikelilingi 20 kubah kecil lainnya. Diantara kubah, terdapat empat buah menara yang menjulang setinggi 165 meter.

Lokasinya yang cukup strategis di Bahria Town Boulevard membuat masjid ini mengundang para jamaah  mendatangi masjid ini. Terdapat enam lengkungan dengan pintu kayu di setiap jarak antar menara, yang menyambut masuk para jamaah ke dalam ruang masjid.
Pemandangan di bagian dalam masjid dihiasi dengan lampu hias gantung yang diimpor dari Turki. Berpadu dengan mozaik keramik khas 'Kashi Kari' seni mosaik geometris Persia pada dindingnya membuat keindahan yang cukup menawan.

Kubah utama setinggi 12 meter dari lantai masjid dan berdiameter cukup luas 15 meter, memberikan kesan istana kerajaan Islam bagi jamaah masjid.
Penggunaan kubah seperti ini mengikuti model kubah Dome of The Rock di Yerussalem, sebagai bangunan kubah pertama yang dibangun umat Islam. Struktur menara berbentuk segi empat meniru menara khas bangunan Islam di kawasan Maroko dan Tunisia.
Kekhasan lain perpaduan arsitektur Islam juga terdapat pada desain halaman masjid dirancang mengikuti gaya 'Charbagh' atau gaya taman khas istana di kawasan Persia.

Taman khas Persia di masjid ini berbentuk persegiempat dengan struktur bangunan lorong mengelilinginya. Taman dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan dengan jalan kecil di tengah taman menghubungkan air mancur di tengah taman.
Model taman surga seperti ini juga mengadopsi banyak struktur bangunan taman dalam arsitektur Islam, satu diantaranya simbol taman surga yang dimiliki arsitektur Mughal. 
 
Di lantai satu Masjid Besar Jamia Bahria, Lahore, Pakistan terdapat sebuah museum warisan Islam, yang  menampilkan koleksi langka Alquran, perpustakaan Islam, dan juga sebuah galeri seni Islam dengan berbagai artefak antik.
Terdapat pula tempat sholat daerah khusus bagi jamaah wanita di lantai pertama. Dengan adanya tempat sholat khusus ini, jamaah wanita dapat ikut dalam sholat Jumat tanpa harus tergeser dari jamaah laki-laki. Selain itu juga terdapat ruang bawah tanah di bawah ruang shalat utama.
Area ruang bawah tanah masjid digunakan sebagai kawasan pendidikan Islam. Di area ini ditawarkan kepada masyarakat berbagai kursus agama Islam modern yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan Islam di masyarakat.

Selain area pendidikan, di bagian lain ruang bawah tanah ini juga difungsikan sebagai tempat berwudhu. Tempat berwudhu ini dikemas lebih modern dengan kawasan dan pintu masuk yang terpisah.

Area ini menjadi satu dengan kamar mandi dengan ubin bermarmer, namun tetap memiliki karakter khas 'Ghusal' gaya toilet India Mughal.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar