Pahamilah karakter istrimu, bahwasanya mereka tercipta dari tulang
rusuk yang bengkok, yang secara fitrah akan tetap bengkok. Namun bukan
berarti seorang suami harus menyerah dengan alasan bengkoknya tulang
rusuk.
Seorang istri, sebaik apapun sifatnya, tetap saja dia adalah seorang wanita yang secara fitrah sulit untuk diluruskan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن المرأة خلقت من ضلع لن تستقيم لك على طريقة
"Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)nya." [HR. Muslim (no. 1468)]
Seorang istri, sebaik apapun sifatnya, tetap saja dia adalah seorang wanita yang secara fitrah sulit untuk diluruskan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن المرأة خلقت من ضلع لن تستقيم لك على طريقة
"Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)nya." [HR. Muslim (no. 1468)]
Oleh karena itu, seorang
wanita sangat membutuhkan BIMBINGAN dan PENGARAHAN dari seorang
laki-laki (suami) yang memiliki AKAL, KEKUATAN, KESABARAN, dan KETEGUHAN
PENDIRIAN yang melebihi wanita. (Lihat Taisirul Karimir Rahman, edisi
Indonesia: Tafsir As-Sa'di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di
rahimahullah).
Teruslah menasihati, ambillah sikap mudarah
(mengambil hati dan menggait simpati), niscaya kebaikan akan meliputinya
dengan izin Allah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
telah mengkabarkan kepada kita kaum laki-laki tentang siapa sebenarnya
seseorang yang selalu mendampingi kita dalam kehidupan kita sehari-hari,
dalam sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي
الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ
تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda:
"Berwasiatlah kalian yang baik kepada kaum wanita, karena mereka
tercipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah
yang paling atas, maka kalau engkau meluruskannya berarti engkau
mematahkannya, namun jika engkau membiarkannya maka dia akan selamanya
bengkok, oleh karena itu berwasiatlah yang baik kepada wanita." [HR.
Bukhari (5168) dan Muslim (1468)]
Tahukah engkau bagaimana
sebuah tulang rusuk yang bengkok? Tulang rusuk dimana-mana itu keras dan
kaku, maka butuh cara tertentu untuk bisa meluruskannya, kalau engkau
meluruskanya dengan keras dan secara langsung, tidak diragukan lagi
bahwa tulang itu akan segera patah. Kalau sekedar patahnya tulang
tidaklah mengapa, namun kalau patahnya sebuah keluarga, maka apakah
maknanya?
Namun bukan berarti itu membuat sang suami harus
menyerah beralasan dengan bengkoknya tulang rusuk, karena Rasulullah pun
menandaskan bahwa kalau engkau biarkan maka dia akan selamanya bengkok.
Lalu bagaimana solusinya?
Perhatikanlah hadits berikut:
Dari Samurah bin Jundub, ia berkata: “Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk, maka jika engkau
meluruskannya niscaya engkau akan mematahkanya, oleh karena itu ambillah
sikap mudarah, niscaya engkau akan bisa hidup dengannya.” [HR. Ibnu
Hibban (1308) dengan sanad yang shahih]
Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar:
“Al Mudarah” adalah bersikap basa-basi dan lunak.
Beliau juga berkata:
“Hadits ini menunjukkan diperintahkannya bersikap mudarah kepada wanita
UNTUK MENGAMBIL HATI dan MENGGAIT SIMPATINYA. Hadits ini juga
menunjukan bahwa cara bersikap dengan wanita HARUS BANYAK MEMAAFKAN dan
BERSABAR AKAN KEBENGKOKANNYA. Dan barang siapa yang menginginkan untuk
meluruskannya niscaya dia tidak akan bisa hidup bersama mereka, padahal
tidak mungkin ada seorang pun laki-laki yang bisa hidup tanpa wanita, di
sini seakan-akan Rasulullah bersabda bahwasannya hidup senang bersama
seorang istri tidak mungkin bisa dicapai kecuali harus dengan bersabar
atas kekurangannya.” [Lihat Fathul Bari (9/254) dengan sedikit
perubahan]
(Dikutip secara ringkas dengan beberapa penyesuaian
dan tambahan dari catatan lama yang berjudul Wahai Para Suami! Apakah
Kau Kira Istrimu Lebih Baik Daripada Istri-Istri Nabi?, karya Ustadz
Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf hafizhahullah)
Tidakkah kalian para suami ingin tetap hidup bersama para istri bahkan hingga ke dalam Jannah?
Semoga bermanfaat...
Sumber : FB "KATA-KATA HIKMAH"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar