By: Muhamad Agus Syafii
Ketika kehidupan dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, terucap dalam
sukma. Membisikkan kata mesra kepada orang yang kita cintai, "Kekasihku,
betapa bahagianya aku disisimu." Kebahagiaan Itu menimbulkan rasa
nyaman dan tenteram dan damai dalam tubuh kita. Rasa tenteram dan
bahagia itu bukanlah sesuatu yang datangnya kebetulan tetapi memang
dirancang dan direncanakan oleh Allah dengan sangat matang.
Ketenteraman dan kebahagiaan yang terlahir karena adanya kasih sayang.
Perasaan kasih sayang pada suami istri "ditiupkan" oleh Allah ke dalam
hati mereka dan itulah bukti betapa Allah sangat berkuasa atas diri
kita.
Hari demi hari kita mengarungi mahligai rumah tangga,
menebar warna dan semerbak harum mewangi bunga seperti kita pertama kali
bertemu dengan orang kita cintai. Begitu terasa indah memandangnya saat
ia tertidur, saat tersenyum, marah, tertawa dalam bahagia dan derita
membalut keluarga. Terkadang begitu erat menggenggam jemari, akan tetapi
tidak jarang terhempas terbawa angin dan derasnya air hujan seperti bah
air yang menghantam membuat kita terpisah dan berteduh ditempat yang
berbeda berhias fatamorgana. Menari bersama kunang-kunag tanpa cahaya,
wajahnya tersamar, terkadang kita tidak mengenalinya lagi, dengan
setulus hati kita merawat cinta dan kasih sayang sebagai sebuah anugerah
dari Allah.
Maka disaat kita merawat cinta dan kasih sayang
yang telah ditiupkan ke dalam sanubari kita, kebahagiaan dan
ketenteraman kita akan rasakan. Kitapun mengungkapkan dengan setulus
hati, "Sayang, betapa bahagianya aku disisimu" tetapi sebaliknya, bila
kita menodainya dengan nafsu amarah maka ketenteraman dan kebahagiaan
tidak pernah terwujud. Allah telah memberikan kebun indah dengan berhias
aneka warna dan harum mewangi agar kita dapat menciptakan ketenteraman
dalam hidup kita. Selanjutnya kita sendirilah yang diberikan kebebasan
mengambil peran dalam upaya meraih ketenteraman tersebut dengan jalan
merawat dan tidak menciderai rasa cinta serta kasih sayang. Disaat kita
merawat seringkali tangan kita terluka terkena duri. Kalau kita
mengerti, kita tidak akan mengeluh disaat kita merawat cinta dan kasih
sayang rumah tangga kita sebab kasih sayang Allah menguatkan kita
melalui duri-duri tajam kehidupan, semua itu mengajarkan kita dan
melatih kesabaran kita untuk tetap kuat dan kokoh dalam menghadapi
masalah.
--
"Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah
Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia jadikan diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. ar-Ruum : 21).
Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
Ketika kehidupan dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, terucap dalam sukma. Membisikkan kata mesra kepada orang yang kita cintai, "Kekasihku, betapa bahagianya aku disisimu." Kebahagiaan Itu menimbulkan rasa nyaman dan tenteram dan damai dalam tubuh kita. Rasa tenteram dan bahagia itu bukanlah sesuatu yang datangnya kebetulan tetapi memang dirancang dan direncanakan oleh Allah dengan sangat matang. Ketenteraman dan kebahagiaan yang terlahir karena adanya kasih sayang. Perasaan kasih sayang pada suami istri "ditiupkan" oleh Allah ke dalam hati mereka dan itulah bukti betapa Allah sangat berkuasa atas diri kita.
Hari demi hari kita mengarungi mahligai rumah tangga, menebar warna dan semerbak harum mewangi bunga seperti kita pertama kali bertemu dengan orang kita cintai. Begitu terasa indah memandangnya saat ia tertidur, saat tersenyum, marah, tertawa dalam bahagia dan derita membalut keluarga. Terkadang begitu erat menggenggam jemari, akan tetapi tidak jarang terhempas terbawa angin dan derasnya air hujan seperti bah air yang menghantam membuat kita terpisah dan berteduh ditempat yang berbeda berhias fatamorgana. Menari bersama kunang-kunag tanpa cahaya, wajahnya tersamar, terkadang kita tidak mengenalinya lagi, dengan setulus hati kita merawat cinta dan kasih sayang sebagai sebuah anugerah dari Allah.
Maka disaat kita merawat cinta dan kasih sayang yang telah ditiupkan ke dalam sanubari kita, kebahagiaan dan ketenteraman kita akan rasakan. Kitapun mengungkapkan dengan setulus hati, "Sayang, betapa bahagianya aku disisimu" tetapi sebaliknya, bila kita menodainya dengan nafsu amarah maka ketenteraman dan kebahagiaan tidak pernah terwujud. Allah telah memberikan kebun indah dengan berhias aneka warna dan harum mewangi agar kita dapat menciptakan ketenteraman dalam hidup kita. Selanjutnya kita sendirilah yang diberikan kebebasan mengambil peran dalam upaya meraih ketenteraman tersebut dengan jalan merawat dan tidak menciderai rasa cinta serta kasih sayang. Disaat kita merawat seringkali tangan kita terluka terkena duri. Kalau kita mengerti, kita tidak akan mengeluh disaat kita merawat cinta dan kasih sayang rumah tangga kita sebab kasih sayang Allah menguatkan kita melalui duri-duri tajam kehidupan, semua itu mengajarkan kita dan melatih kesabaran kita untuk tetap kuat dan kokoh dalam menghadapi masalah.
--
"Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia jadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. ar-Ruum : 21).
Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar