Oleh Chandra Kurniawan
REPUBLIKA.CO.ID,''Siapa yang mengajarkan surah (Alquran) yang kamu
baca ini?'' Umar bertanya kepada Hisyam. ''Rasulullah,'' jawab Hisyam.
Umar kaget dengan jawaban Hisyam, karena ia merasa, Rasulullah mengajarkannya bukan dengan bacaan seperti itu. Dengan tegas dan keras Umar berkata, ''Dusta kamu! Apa yang diajarkan Rasulullah SAW kepadaku berbeda dengan cara kamu membaca.''
Umar kaget dengan jawaban Hisyam, karena ia merasa, Rasulullah mengajarkannya bukan dengan bacaan seperti itu. Dengan tegas dan keras Umar berkata, ''Dusta kamu! Apa yang diajarkan Rasulullah SAW kepadaku berbeda dengan cara kamu membaca.''
Umar merasa marah dengan ulah Hisyam. Ia ingin membuktikan bahwa
Hisyam bersalah. Umar menyeretnya menemui Rasulullah SAW. Setelah
menghadap Rasulullah, Umar pun mengadu tentang perihal ini. Apa kata
Rasulullah kepada Umar? Rasulullah SAW bersabda, ''Lepaskan dia, Umar!
Bacalah, Hisyam!''
Dari sini Rasulullah menghendaki agar Umar melepaskan Hisyam dan
menyuruh Hisyam untuk membaca Alquran. Rasulullah menyuruh Umar
melepaskan Hisyam sebagai upaya agar Hisyam dapat menjawab dengan tenang
tanpa tekanan.
Sedangkan Rasulullah menyuruh Hisyam untuk
membaca Alquran agar Hisyam membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Kemudian, Hisyam membaca Alquran menggunakan dialek yang berbeda dengan
dialek Umar. Setelah mendengar bacaan Alquran Hisyam, Rasulullah SAW
bersabda, ''Begitulah ia diwahyukan.'' Artinya, benarlah apa yang
dibacakan Hisyam.
Setelah mengetahui bacaan Hisyam benar, Rasulullah menyuruh Umar
membacanya, takutnya dialek Umarlah yang salah. Lagi-lagi di sini
Rasulullah tabayun.
Sekalipun Umar adalah sahabat yang terdekat dengannya, beliau tak peduli. Beliau hanya taat kepada kebenaran, sekali lagi agar tidak timbul fitnah di kemudian hari. Sebab, bisa jadi, hanya karena hal sepele, Islam menjadi rusak dan umat terpecah belah.
Sekalipun Umar adalah sahabat yang terdekat dengannya, beliau tak peduli. Beliau hanya taat kepada kebenaran, sekali lagi agar tidak timbul fitnah di kemudian hari. Sebab, bisa jadi, hanya karena hal sepele, Islam menjadi rusak dan umat terpecah belah.
Setelah memastikan bahwa bacaan Umar juga benar, Rasulullah SAW
kemudian bersabda, ''Begitu pulalah ia diwahyukan. Alquran diwahyukan
untuk dibacakan dengan tujuh cara (qira'ah as-sab'ah), maka bacalah
dengan cara yang mudah bagimu.''
Rasulullah menghendaki agar umatnya mau tabayun (mencari informasi
yang benar) atas kejadian yang menimpa saudaranya. Sehingga kelak, tidak
timbul fitnah dan ghibah.
Mencari informasi yang benar atau tabayun, merupakan sikap yang sudah
seharusnya melekat pada diri orang-orang beriman. Dengan cara seperti
itulah umat Islam tidak mudah diadu domba oleh pihak yang tidak
menginginkan Islam dan umatnya jaya.
Allah SWT berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.'' (QS Al-Hujurat [49]: 6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar