Reportase Terkini - “Hannad
menceritakan kepada kami, jarir memberitahukan kepada kami dari Manshur
, dari Hilal bin Yasf, dari Ziyad bin Abu Ja’ad, dari Amr bin al-Haris
bin al-Musthaliq, ia berkata, ‘Dikatakan bahwa manusia yang paling berat
siksaannya adalah dua orang, yaitu seorang perempuan yang berduhaka
kepada suaminya dan imam suatu kaum, tetapi mereka membencinya.” (HR.
Tirmidzi).
Tiga
hadits tersebut berisi peringatan keras bagi kaum perempuan, terutama
para istri tentang bahaya durhaka kepada suami. Islam memandang penting
ketaatan yang dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya selama ia
tidak memerintahkan hal-hal yang menyimpang dari syariat.
Sedemikian
pentingnya ketaatan istri kepada suami sampai-sampai Rasulullah Saw.
menyatakan bahwa seandainya seseorang boleh bersujud kepada orang lain,
maka niscaya beliau akan memerintahkan setiap istri bersujud kepada
suaminya. Pernyataan Rasulullah Saw. tersebut mengundang pengertian
bahwa pengabdian seorang istri dan ketaatannya kepada suami merupakan
hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Bahkan,
wujud ketaatan seorang istri digambarkan sebagai perbuatan yang lebih
penting ketimbang memasak. Berdasarkan ketiga hadits itu, kita dapat
mengetahui bahwa seorang istri tidak boleh membangkang atau melawan
perintah dari ajaran suami.
Jadi,
jika pun harus menyadari bahwa keretakan rumah tangga bisa saja terjadi
karena adanya sikap tidak patuh seorang istri kepada suaminya. Si istri
seakan merasa bebas untuk menentukan pilihannya sendiri. Padahal,
ketika hubungan suami-istri masih terikat erat, seorang suami harus
menjaga dan membimbing istrinya, begitu pula si istri melayani suaminya.
[reportaseterkini]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar