https://www.islampos.com
“HERAN sangat! Mengapa 14 Februari seolah dianggap hari yang keramat.
Banyak muda-mudi saling ‘sengat’. Main ’embat’ pacar dan tidak punya
lagi rasa hormat,” ujarmu dengan penuh nada semangat.
Mendengar itu aku hanya mampu menyimak tanpa mampu menjawab meski
hanya sepenggal kalimat. Dalam hati aku juga sepakat, bahwa muda-mudi
banyak yang seakan lupa kalau zina itu salah satu perbuatan laknat.
“Gara-gara cokelat, para gadis terpikat. Akhirnya obral aurat,
padahal cokelat banyak dijual di Alfamart. Apa karena sudah terlampau
miskin sangat. Hingga hanya untuk sebatang cokelat, rela diajak bermesum
di sembarang tempat. Dasar bejat! [*]” Kembali dirimu memaparkan
keanehan muda-mudi dengan penuh akurat, demikian pula wabah yang selama
ini banyak kulihat.
“Gara-gara boneka, para gadis terpikat jiwa. Akhirnya hati terpesona,
lalu pasrah diraba-raba. Apa kehormatan cuma dihargai sebuah boneka
berbentuk panda. Tak disadari justru karena sebuah benda, tubuhnya
dijadikan eksperimen seksual belaka. Dasar gila! [*]”
Lagi-lagi aku hanya bisa setuju saja, daripada kesucian jiwa tergadai
oleh boneka, harusnya mereka dapat menggunakan akal sehatnya. Kalau
memang butuh penyaluran hobi mengoleksi boneka berbentuk panda, mengapa
tidak bekerja yang halal saja. Daripada menjajakan tubuhnya pada pacar
yang belum tentu menikahinya.
Sejenak diam tanpa kata. Kupikir usai sudah perbincangan di antara
kita, tetapi ternyata aku salah menduga. Tiba-tiba dirimu kembali
membuka suara.
“Gara-gara bunga, para gadis berdesir dada. Merasa pejantannya mesra,
lalu mau saja diperkosa. Tenang saja, kalau dirimu mati akan ditaburi
bunga. Jadi tak perlu berbuat zina, hanya demi sekuntum bunga yang
harganya tiada seberapa. Dasar celaka! [*]”
Mendengar itu aku tak mampu menawan tawa. Miris memang melihat kawula
muda yang sudah sedemikian bobrok moralnya. Anehnya banyak yang
menyalahkan orang tua, padahal saat umur sudah beranjak dewasa harus
bisa menjaga harga dirinya. Mau sampai kapan diawasi orang tua, terlihat
sekali muda-mudi yang demikian golongan anak-anak manja.
Yaa Allah Sang Maha Kuasa atas segala. Jauhkanlah saudara-saudara
kami dari budaya yang merusak jiwa. Janganlah sampai 14 Februari dipuja
seperti berhala untuk melegalkan perilaku zina. Aamiin, kabulkanlah
kiranya. []
Arief Siddiq Razaan, 09 Februari 2016
[*] Dikutip dari tulisan berjudul “Gara-Gara Valentine,” karya Arief Siddiq Razaan yang dimuat pada Rubrik Aksara Razaan Islam Pos, Sabtu 24 Rabiulakhir 1436 / 14 Februari 2015.
[*] Dikutip dari tulisan berjudul “Gara-Gara Valentine,” karya Arief Siddiq Razaan yang dimuat pada Rubrik Aksara Razaan Islam Pos, Sabtu 24 Rabiulakhir 1436 / 14 Februari 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar