Selasa, 09 Februari 2016

14 Februari Dianggap Hari Keramat Asmara, Dasar Gila!

https://www.islampos.com
“HERAN sangat! Mengapa 14 Februari seolah dianggap hari yang keramat. Banyak muda-mudi saling ‘sengat’. Main ’embat’ pacar dan tidak punya lagi rasa hormat,” ujarmu dengan penuh nada semangat.
Mendengar itu aku hanya mampu menyimak tanpa mampu menjawab meski hanya sepenggal kalimat. Dalam hati aku juga sepakat, bahwa muda-mudi banyak yang seakan lupa kalau zina itu salah satu perbuatan laknat.
“Gara-gara cokelat, para gadis terpikat. Akhirnya obral aurat, padahal cokelat banyak dijual di Alfamart. Apa karena sudah terlampau miskin sangat. Hingga hanya untuk sebatang cokelat, rela diajak bermesum di sembarang tempat. Dasar bejat! [*]” Kembali dirimu memaparkan keanehan muda-mudi dengan penuh akurat, demikian pula wabah yang selama ini banyak kulihat.
Entahlah, menjelang 14 Februari kegilaan syahwat muda-mudi terasa begitu meningkat. Terkadang melihat yang demikian sampai membuatku berkerut jidat. Sudahkah rasa malu mereka terkikis hingga habis oleh budaya barat. Padahal apabila suatu kaum mengikuti budaya kaum yang lain tanpa ditelaah dengan cermat, bisa jadi akan membawa pada keburukan atau mudharat.
“Gara-gara boneka, para gadis terpikat jiwa. Akhirnya hati terpesona, lalu pasrah diraba-raba. Apa kehormatan cuma dihargai sebuah boneka berbentuk panda. Tak disadari justru karena sebuah benda, tubuhnya dijadikan eksperimen seksual belaka. Dasar gila! [*]”
Lagi-lagi aku hanya bisa setuju saja, daripada kesucian jiwa tergadai oleh boneka, harusnya mereka dapat menggunakan akal sehatnya. Kalau memang butuh penyaluran hobi mengoleksi boneka berbentuk panda, mengapa tidak bekerja yang halal saja. Daripada menjajakan tubuhnya pada pacar yang belum tentu menikahinya.
Sejenak diam tanpa kata. Kupikir usai sudah perbincangan di antara kita, tetapi ternyata aku salah menduga. Tiba-tiba dirimu kembali membuka suara.
“Gara-gara bunga, para gadis berdesir dada. Merasa pejantannya mesra, lalu mau saja diperkosa. Tenang saja, kalau dirimu mati akan ditaburi bunga. Jadi tak perlu berbuat zina, hanya demi sekuntum bunga yang harganya tiada seberapa. Dasar celaka! [*]”
Mendengar itu aku tak mampu menawan tawa. Miris memang melihat kawula muda yang sudah sedemikian bobrok moralnya. Anehnya banyak yang menyalahkan orang tua, padahal saat umur sudah beranjak dewasa harus bisa menjaga harga dirinya. Mau sampai kapan diawasi orang tua, terlihat sekali muda-mudi yang demikian golongan anak-anak manja.
Yaa Allah Sang Maha Kuasa atas segala. Jauhkanlah saudara-saudara kami dari budaya yang merusak jiwa. Janganlah sampai 14 Februari dipuja seperti berhala untuk melegalkan perilaku zina. Aamiin, kabulkanlah kiranya. []
Arief Siddiq Razaan, 09 Februari 2016
[*] Dikutip dari tulisan berjudul “Gara-Gara Valentine,” karya Arief Siddiq Razaan yang dimuat pada Rubrik Aksara Razaan Islam Pos, Sabtu 24 Rabiulakhir 1436 / 14 Februari 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar