Oleh Irman Sulaiman Fauzi
REPUBLIKA.CO.ID, Di antara keutamaan Nabi Muhammad SAW adalah
selalu menghargai waktu. Berjalan dengan agak cepat adalah bentuk
konsistensi beliau dalam mengatur waktu. Pernah suatu hari Abu Hurairah
menirukan jalan Rasulullah SAW pada saat mengantarkan jenazah
seseorang.
Apabila dia berjalan dengan langkah biasa maka Rasulullah SAW pasti
mendahuluinya tapi apabila berjalan dengan setengah lari baru dapat
bersamaan atau mendahului Rasulullah.
Keutamaannya yang lain adalah Rasulullah SAW selalu menghormati orang
lain dengan memperhatikan waktunya. Adalah selalu mengunjungi
keluarganya seusai perjalanan jauh pada waktu pagi, karena beliau tidak
suka mengakhiri perjalanannya pada malam hari ketika hendak pulang
kepada keluarganya, bahkan untuk hal ini beliau sampai melarangnya.
Perintah menghargai waktu lainnya adalah
tersirat dalam waktu-waktu shalat yang telah Allah SWT tentukan. Selain
merupakan bentuk kewajiban paling asasi, shalat dapat pula menjadi media
pembelajaran bagi umat Muslim untuk menghargai dan menepatinya.
Melalaikannya berarti gugur ibadah shalatnya dan berdosa. Pepatah
arab mengatakan, ''Waktu bagaikan pedang yang apabila kita tidak
menggunakannya dengan baik maka celakalah kita.''
Masih banyak tekanan-tekanan untuk menghargai waktu, karena waktu
adalah aturan yang tidak tertulis dan barang siapa yang melalaikannya,
selain kemudharatan, banyak hal yang menguntungkan kita tidak dapatkan.
Dengan mematuhi waktu berarti menjalankan perintah Allah SWT dan
Rasul-nya.
Kita pun mengetahui bahwa di balik perintah dan larangan-Nya ada
hikmah dan pelajaran bagi kita. Sejatinya, waktu merupakan rambu-rambu
kehidupan yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta Alam berikut
instrumen-instrumennya berupa waktu.
Sungguh bukan sikap seorang Muslim apabila mengenyampingkan waktu
dengan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat padahal sebaik-baiknya
Islam seseorang adalah meninggalkan segala hal yang tidak berarti
baginya.
Perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat sama dengan tidak
menghargai waktu dan sia-sialah hidupnya. Sedangkan waktu hidup kita di
dunia hanyalah satu kali, apakah kita akan menyia-nyiakannya? Wallahu
a'lam bish-shawab.
Sumber : Pusat Data Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar