Oleh: Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA, Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) provinsi Aceh & Dosen Fakultas Syari’ah UIN Ar-Raniry
RAMADHAN telah berlalu meninggalkan kita. Sebagai seorang muslim,
kita patut merasa sedih dan berat hati berpisah dengan bulan Ramadhan.
Karena ia merupakan bulan keberkahan, rahmat dan maghfirah. Moment yang
selalu dirindukan kehadirannya. Namun demikian, kita harus ikhlas
merelakan kepergiaannya. Kita berharap dan berdoa kepada Allah Swt agar
amal ibadah kita padanya diterima, istiqamah dalam ibadah dan amal
shalih, dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang akan datang.
Pada bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba melakukan berbagai
aktivitas ibadah dan amal shalih. Berbagai kelebihan dan keutamaan yang
dimiliki oleh bulan Ramadhan telah memberikan motivasi dan semangat bagi
kita untuk meraihnya. Maka, tidak mengherankan bila pada bulan Ramadhan
masjid dan meunasah (mushalla) penuh dengan jamaah shalat lima
waktu, tarawih dan witir serta tadarus al-Quran.Begitu pula, umat Islam
berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan berinfaq, bersedekah dan
sebagainya.
Sejatinya pasca Ramadhan kita diharapkan tetap istiqamah dan mampu
serta terbiasa dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah dan amal
shalih untuk hari-hari berikutnya selama sebelas bulan, baik berupa
amalan wajib maupun amalan sunnat. Karena pada bulan Ramadhan kita telah
ditraining secara fulltime 30 hari berturut-turut
untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah dan amal shalih. Tujuannnya,
untuk menjadi orang yangbertaqwa sebagaimana Allah sebutkan dalam
al-Quran (al-Baqarah: 183).
Bila Ramadhan yang telah berlalu ini dapat memberikan bekas dan
pengaruh kepada kita dalam kehidupan kita hari-hari dengan ditandai
semakin baik perilaku, amal shalih dan ibadah kita, maka berarti
sukseslah kita dalam training dan ujian untuk memperoleh gelar
taqwa. Karena memang Ramadhan disediakan Allah Swt sebagai sarana untuk
menjadi insan yang bertakwa. Namun sebaliknya, bila Ramadhan tidak
membekas (berpengaruh) dalam kehidupan kita, maka gagallah kita dalam
training dan ujian tersebut.
Sungguh Ramadhan telah memberikan pembelajaran yang banyak terhadap
kepribadian seorang muslim dalam rangka melahirkan insan yang bertakwa.
Di antaranya yaitu:
Pertama, semangat beribadah dan beramal shalih. Ramadhan
mengajarkan kita untuk semangat beribadah dan beramal shalih. Maka,
pasca Ramadhan ini diharapkan kita mampu mempertahankan ibadah dan amal
shalih kita baik secara kualitas maupun kuantistas. Ibadah dan amal
shalih itu tidak hanya disyariatkan untuk bulan Ramadhan saja, tapi
sesungguhnya diperintahkan sepanjang masa selama kita hidup di dunia
yang fana ini. Inilah tugas utama kita di dunia sebagai makhluk Allah
sesuai dengan firman-Nya, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
(Az-Zariyat: 56). Bahkan kita diperintahkan untuk berlomba berbuat
kebaikan setiap saat, bukan hanya pada bulan Ramadhan. Allah Swt
berfirman, “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan..” (Al-Baqarah: 148)
Kedua, menjaga diri dari maksiat. Ramadhan mengajarkan
kepada kita bagaimana mengendalikan diri dan hawa nafsu lewat ibadah
puasa. Pada waktu berpuasa, kita dituntut untuk menahan diri dari makan,
minum, hubungan suami istri,berkata kotor, bertengkar, mencaci maki dan
sebagainya. Jika hal-hal yang mubah seperti makan, minum dan hubungan
istri dilarang pada waktu berpuasa, maka terlebih lagi hal-hal yang
diharamkan. Maka, sudah sepatutnya setelah Ramadhan kita mampu
mengendalikan diri dari hawa nafsu dan maksiat, baik berupa perkataan
yang haram seperti ghibah, mencaci maki, menghina, menipu, menfitnah dan
sebagainya, maupun perbuatan yang haram seperti mencuri, merampok,
mencopet, korupsi, memukul, membunuh dan sebagainya. Dengan demikian,
pasca Ramadhan perilaku kita menjadilebih baik.
Ketiga, suka membantu dan mencintai saudara seiman. Ramadhan
mengajarkan kita untuk berempati dan peduli terhadap orang fakir dan
miskin lewat infak, shadaqah dan zakat.. Begitu pula untuk saling
mencintai dan mengasihi sesama muslim. Maka, pasca Ramadhan kita
diharapkan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan
kita, baik saudara kita seiman di tanah air maupun di Palestina, Suriah,
rohingya dan lainnya.
Mengenai keutamaan berinfak, Allah berfirman, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan (dijalan Allah), maka pahalanya itu untuk kalian sendiri…” (Al-Baqarah: 272). Rasulullah saw bersabda, “Setiap
hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa,
“Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang
lain berdoa, “Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR.Bukhari dan Muslim). Mengenai keutamaan menolong saudara seiman, Rasulullah saw bersabda, “Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”.(HR. Muslim). Rasulullah saw juga bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, selalu menjaga shalat berjama’ah. Ramadhan
mengajarkan kita untuk selalu menjaga shalat berjama’ah lewat shalat
tarawih, witir dan qiyam lail di masjid maupun di mushalla.
Pada saat shalat tarawih, masjid-masjid dan mushalla-mushalla penuh
dengan jama’ah selama bulan Ramadhan. Bahkan pada awal Ramadhan jama’ah
membludak. Walaupun pada akhir Ramadhan jama’ah semakin berkurang, namun
tetap lebih ramai dibandingkan dengan pada hari-hari selain Ramadhan.
Maka, diharapkan pasca Ramadhan kita terbiasa melakukan shalat
berjama’ah di masjid atau mushalla. Sejatinya semangat shalat berjama’ah
ini bisa dipertahankan dan dilanjutkan pada shalat lima waktu setelah
Ramadhan.
Di antara keutamaan shalat jama’ah yaitu pertama, orang yang shalat berjamaah mendapatkan 27 kali lipat pahala dibandingkan shalat sendirian (HR. Bukhari dan Muslim). Kedua, setiap langkah orang yang shalat berjama’ah dicatat satu pahala sekaligus dihapus satu kesalahan (HR. Bukhari dan Muslim). Ketiga,
orang yang shalat berjama’ah akan tetap di doakan oleh para malaikat
setelah shalatnya sampai shalat berikutnya selama ia masih ditempat
shalatnya (HR.Bukhari dan Muslim). Keempat, makmum yang berbarengan ucapan aminnya dengan para malaikat, maka diampuni dosa-dosanya (HR. Bukhari).
Kelima, menjaga shalat sunnat. Ramadhan
menggalakkan kepada kita untuk semangat melakukan ibadah sunnah. Pahala
amalan sunnat pada bulan Ramadhan dihitung seperti pahala wajib dibulan
selainnya (HR. Baihaqi). Oleh karena itu, orang berlomba-lomba melakukan
amalan sunnat seperti shalat tarawih dan lainnya. Maka, pasca Ramadhan
kita diharapkan kita untuk tetap istiqamah dalam menjaga shalat-shalat
sunnat seperti rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, setelah wudhu’,
tahajjuj, witir, shalat sunat fajar (sebelum shubuh) dan sebagainya.
Adapun keutamaan shalat Rawatib yaitu dibangunkan rumah di surga (HR.
Muslim).Keutamaan shalat Dhuha yaitu pahalanya sama seperti bersedekah
(HR. Muslim). Mengenai keutamaan shalat sunat setelah wudhu, Rasulullah
saw bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang
amalan yang paling kamu harapkan akan mendapatkan pahala, yang telah
kamu kerjakan sejak masuk Islam, karena aku benar-benar mendengar suara
terompahmu di surga.” Bilal menjawab, “Tidak ada amalan yang
paling aku harapkan pahalanya kecuali setiap kali selesai berwudhu, baik
di waktu siang maupun malam, aku melakukan shalat sunnah semampuku.” (HR.
Bukhari dan Muslim) Adapun keutamaan shalat sunnat fajar (sebelum
shubuh) adalah pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya (HR. Muslim)
Keenam, suka membaca Al-Quran. Ramadhan
menggalakkan kita untuk tadarus (berinteraksi) dengan al-Quran, karena
Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Tidak mengherankan bila pada bulan
Ramadhan, bacaan al-Quran menggema di mana-mana. Umat Islam dengan
semangat dan antusias bertadarus al-Quran dengan membaca, memahami,
mentadabburi, menghafal dan mmepelajarinyanya. Maka, sepeninggal
Ramadhan kita diharapkan terbiasa dengan membaca al-Quran dan
berinteraksi dengannya pada setiap saat.
Banyak sekali keutamaan orang yang membacanya, diantaranya yaitu; Pertama: mendapatkansyafaat(pertolongan) pada hari Kiamat (HR. Muslim).Kedua, orang yang mempelajari Al-Qura’n dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik.(HR. Bukhari).Ketiga,
orang yang pandai membaca Al-Qur’an dimasukkan ke dalam surga bersama
para malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata
(belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala. (HR. Bukhari &
Muslim). Keempat, orang yang membaca dan mendengar Al-Qur’an akan mendapatkan sakinah, rahmat, doa malaikat dan pujian dari Allah.(HR. Muslim).Kelima,mendapat
pahala yang berlipat ganda yaitu setiap huruf yang dibaca dihitung satu
pahala dan satu pahala itu dilipat gandakankan menjadi sepuluh
ganda.(HR.At-Tirmizi), dan sebagainya.
Demikianlah hendaknya kita mengisi hari-hari pasca Ramadhan selama
sebelas bulan ke depan yaitu dengan istiqamah melakukan berbagai ibadah
dan amal shalih seperti pada bulan Ramadhan. Ibadah dan amal shalih itu
tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, namun juga yang
terpenting adalah pada hari-hari setelah Ramadhan. Kesuksesan Ramadhan
kita ini sangat tergantung dengan kuantitas dan kualitas ibadah kita
pada hari-hari setelah Ramadhan meninggalkan kita.Segala ibadah dan amal
shalih yang dilakukan pada waktu Ramadhan harusmembekas pada diri kita
dengan semakin baik perilaku, ibadah dan amal shalih kita.Itulah tanda
kesuksesan Ramadhan kita yaitu menjadi orang yang bertakwa. Semoga
ibadah dan amal shalih kita di bulan Ramadhan diterima Allah Swt. Dan
semoga kita termasuk kita termasuk orang-orang yang sukses dalam
Ramadhan dan mendapat gelar taqwa. Amin ya rabbal ‘alamin.[]
Sumber : http://www.islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar