Muslim Beijing Salat Id Di Masjid Niujie (www.ebeijing.gov.cn)
Cikal bakal masjid ini dibangun tahun 996 oleh Nasruddin, putra ulama Arab yang datang ke China untuk berdakwah saat kekuasaan Dinasti Song. Masjid ini menjadi yang tertua di Beijing.
Dream - Masjid Niujie. Inilah masjid
tertua di Beijing, China. Setiap Idul Fitri, masjid yang terletak di
Distrik Xicheng ini selalu ramai dikunjungi umat muslim untuk
melaksanakan salat Id.
Penduduk Beijing yang beragama Islam, baik pria, wanita, anak-anak,
maupun orang dewasa, kecuali yang berhalangan, tak mau melewatkan salat
Id di masjid ini. Mereka merasa bangga bisa
menunaikan salat Id di
masjid legendaris mereka.
Setiap akhir Ramadan, muslim Beijing memang selalu memulai aktivitas
lebih awal. Sejak subuh, mereka sudah mandi. Mengenakan baju terbaik dan
wewangian, mereka berduyun-duyun ke masjid ini.
Gerbang Masjid Niujie. Sumber: www.ebeijing.gov.cn
Sejak pagi, umat muslim sudah berjubel di gerbang Masjid Niujie.
Mereka mengantre untuk bisa masuk ke dalam masjid berukuran enam ratus
meter persegi ini. Tertib. Kaum perempuan menenteng mukena, yang pria
mengenakan peci putih di kepala.
Di dalam, jamaah pun berjubel. Sehingga, masjid yang berukuran enam
ratus meter persegi ini tak lagi mampu menampung jamaah. Akibatnya, umat
muslim harus melaksanakan salat di halaman masjid ini.
Saking penuhnya masjid ini, beberapa di antaranya ada yang tidak
kebagian tempat. Tahun lalu, sekitar 2.500 muslim salat Id di masjid
terbesar di Beijing dengan sejarah panjang tersebut.
Jamaah Masjid Niujie berjubel. Sumber: www.ebeijing.gov.cn
Masjid Niujie memang seolah menjadi masjid keramat bagi muslim
Beijing. Cikal bakal masjid ini dibangun tahun 996 oleh Nasruddin, putra
ulama Arab yang datang ke China untuk berdakwah saat kekuasaan Dinasti
Song. Masjid ini direnovasi besar-besaran pada 1442. Kemudian pada 1949
masjid ini kembali didekor dan dicat ulang.
Jangan dibayangkan seperti masjid di Timur Tengah maupun di Indonesia
yang pada umumnya berkubah. Kalau baru datang sekali, mungkin masjid
ini akan dikira kelenteng, atau setidaknya rumah warga biasa.
Bangunan Masjid Niujie ini simetris. Bangunan utama, termasuk menara,
dibangun dengan gaya China. Demikian pula dengan arsitektur tempat
salat dan ornamen-ornamen, sangat kental gaya setempat.
Kaligrafi-kaligrafi tergores indah di dinding dan tiang masjid yang
didominasi warga merah mencolok, khas budaya China.
Masjid Niujie. Sumber: www.ebeijing.gov.cn
Masjid ini juga penuh dengan peninggalan sejarah. Lihat saja, tugu
peringatan tempat menuliskan prasasti yang dibangun zaman Dinasti Ming
[1368-1644] masih tegak berdiri. Demikian juga pelat tembaga dari masa
Dinasti Qing [1644-1911], masih terawat dengan baik di masjid ini.
Dari dulu, masjid ini memang telah ramai digunakan oleh umat muslim
di Beijing. Namun, sekarang tempat ibadah itu tak seluas dulu. Sekarang
di sekitar masjid ini sudah berjubel rumah-rumah warga. (Ism, Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar