Quilliam yang membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di sana.
Dream - Seorang pakar hukum, William
Henry Quilliam, disebut sebagai muslim pertama di Inggris. Quilliam yang
membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani
karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di
sana.
Quilliam masuk Islam dua tahun sebelum mendirikan institut tersebut.
Setelah menjadi mualaf, dia mengganti nama menjadi Abdullah. Institut
Muslim Liverpool kemudian dijadikan masjid, namun kemudian ditutup.
Masjid itu baru-baru ini dibuka kembali setelah pemugaran dan mampu
menampung 20.000 orang.
"Seorang kolega muslim kemudian menerangkan bahwa Islam adalah
kelanjutan agama sebelumnya, Yudaisme, Kristiani. Semua penjelasan
dianggap logis dan ia menjadi seorang muslim saat itu," kata Jahangir
Mohammed anggota Masyarakat Abdullah Quilliam, seperti dikutip Dream dari BBC, Sabtu 26 Juni 2014.
Abdullah Quilliam/ BBC
Menurut profesor dari Universitas Royal Holloway, London, Humayun
Ansari, dalam lawatannya itu, Quilliam juga melihat betapa bersahajanya
masyarakat Maroko yang mayoritas memeluk Islam. Quilliam yang lahir di
Inggris pada 10 April 1856 itu sungguh terkesan.
"Ia merasa bahwa orang di sana hidup sederhana, dengan mengangkat
moral dan ada suasana solidaritas, baik kaya maupun miskin," kata
Ansari.
Saat kembali ke Inggris, Quilliam langsung mempromosikan Islam kepada
masyarakat. Jalan dia tidak mudah, sebab masyarakat Inggris kala itu
sangat resisten terhadap Islam karena dianggap sesat. Jadi langkah
Quilliam pindah agama ini dianggap sangat berani kala itu.
Dalam berdakwah, Quilliam juga membuat tulisan. Dia menerbitkan
tulisan-tulisan itu dan menyebarkannya ke masyarakat. Kontan saja,
masyarakat di Liverpool marah besar atas kelakuannya ini. Karya Quilliam
ditanggapi dengan kemarahan dan juga kebencian.
Dalam tekanan hebat, Quilliam tak menyerah. Sedikit demi sedikit
orang-orang di Liverpool berhasil dia ajak masuk Islam. Setelah banyak
orang yang dia ajak masuk Islam, Quilliam membangun masjid.
"Ia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh
Inggris untuk pindah agama dan ia menghabiskan banyak waktu melakukan
syiar tentang Islam dan bahwa Islam bukan agama setan," kata Jahangir
Mohammed.
Keberhasilan Quilliam mengajak banyak orang masuk Islam nilah yang
membuat kemarahan masyarakat Inggris semakin menjadi-jadi. Tak hanya
psikologi, warga Ingris bahkan mulai melakukan serangan secara fisik.
"Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet,
batu. Sejumlah di antara mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian
lain oleh media, namun ia tetap menghadapinya," tambah MUhammed.
Menurut Mohammed, serangan ini dihadapi Quilliam dengan mendirikan
media muslim pertama. Melalui karya-karya jurnalistik muslim inilah dia
menanggapi segala serangan itu. "Ia mendorong warga muslim untuk menulis
dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar
pandangannya didengar."
Tulisan-tulisan Quilliam menjadi bacaan penting dan salah satu
bukunya Faith of Islam memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13
bahasa. Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga
memesannya.
Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves,
mengatakan bukan hanya tulisan Quilliam yang membantu mengubah pandangan
publik tentang Islam. Quilliam juga mencari tahu mengapa Islam tiak
populer di Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah-khotbah di masjid.
"Ia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan
menarik bagi warga pada zaman Victoria yang saat itu sangat
memperhatikan sisi ilmiah," tutur Geaves.
Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk
Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman Sultan Abdul Hamid II pada 1894
dan diakui oleh Shah Persia serta Emir Afghanistan sebagai pemimpin
musim Inggris.
Namun tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para
pengikutnya pindah dari Inggris ke Istambul pada 1908. Dia kembali ke
Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking, sampai
ia meninggal pada 1932.
Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Masyarakat Abdullah Quilliam untuk mempertahankan peninggalannya.
"Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di
Inggris. Pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya
Islam di Inggris," ujar Geaves.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar