Senin, 11 Agustus 2014

Kisah Keberanian Muslim Pertama Inggris

Quilliam yang membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di sana.
Dream - Seorang pakar hukum, William Henry Quilliam, disebut sebagai muslim pertama di Inggris. Quilliam yang membuka Institut Muslim Liverpool pada 1889 dikenal sangat berani karena masuk Islam, yang saat itu dianggap sesat oleh masyarakat di sana.
Quilliam masuk Islam dua tahun sebelum mendirikan institut tersebut. Setelah menjadi mualaf, dia mengganti nama menjadi Abdullah. Institut Muslim Liverpool kemudian dijadikan masjid, namun kemudian ditutup. Masjid itu baru-baru ini dibuka kembali setelah pemugaran dan mampu menampung 20.000 orang.
Kisah mualaf Quilliam dimulai saat berkunjung ke Maroko. Dalam kunjungan itu, dia melihat sekelompok muslim yang baru saja pulang dari Mekah untuk berhaji. Saat itulah dia melihat betapa damainya para muslim itu saat salat.
"Seorang kolega muslim kemudian menerangkan bahwa Islam adalah kelanjutan agama sebelumnya, Yudaisme, Kristiani. Semua penjelasan dianggap logis dan ia menjadi seorang muslim saat itu," kata Jahangir Mohammed anggota Masyarakat Abdullah Quilliam, seperti dikutip Dream dari BBC, Sabtu 26 Juni 2014.
Kisah Keberanian Muslim Pertama Inggris
Abdullah Quilliam/ BBC
Menurut profesor dari Universitas Royal Holloway, London, Humayun Ansari, dalam lawatannya itu, Quilliam juga melihat betapa bersahajanya masyarakat Maroko yang mayoritas memeluk Islam. Quilliam yang lahir di Inggris pada 10 April 1856 itu sungguh terkesan.
"Ia merasa bahwa orang di sana hidup sederhana, dengan mengangkat moral dan ada suasana solidaritas, baik kaya maupun miskin," kata Ansari.
Saat kembali ke Inggris, Quilliam langsung mempromosikan Islam kepada masyarakat. Jalan dia tidak mudah, sebab masyarakat Inggris kala itu sangat resisten terhadap Islam karena dianggap sesat. Jadi langkah Quilliam pindah agama ini dianggap sangat berani kala itu.
Dalam berdakwah, Quilliam juga membuat tulisan. Dia menerbitkan tulisan-tulisan itu dan menyebarkannya ke masyarakat. Kontan saja, masyarakat di Liverpool marah besar atas kelakuannya ini. Karya Quilliam ditanggapi dengan kemarahan dan juga kebencian.
Dalam tekanan hebat, Quilliam tak menyerah. Sedikit demi sedikit orang-orang di Liverpool berhasil dia ajak masuk Islam. Setelah banyak orang yang dia ajak masuk Islam, Quilliam membangun masjid.
"Ia berhasil mengajak 200 warga lokal dan 600 orang di seluruh Inggris untuk pindah agama dan ia menghabiskan banyak waktu melakukan syiar tentang Islam dan bahwa Islam bukan agama setan," kata Jahangir Mohammed.
Keberhasilan Quilliam mengajak banyak orang masuk Islam nilah yang membuat kemarahan masyarakat Inggris semakin menjadi-jadi. Tak hanya psikologi, warga Ingris bahkan mulai melakukan serangan secara fisik.
"Orang datang dan menyerangnya. Mereka melempar kepala babi, silet, batu. Sejumlah di antara mereka dipicu oleh para pendeta, dan sebagian lain oleh media, namun ia tetap menghadapinya," tambah MUhammed.
Menurut Mohammed, serangan ini dihadapi Quilliam dengan mendirikan media muslim pertama. Melalui karya-karya jurnalistik muslim inilah dia menanggapi segala serangan itu. "Ia mendorong warga muslim untuk menulis dan angkat bicara. Ia mengajukan petisi ke Ratu Victoria agar pandangannya didengar."
Tulisan-tulisan Quilliam menjadi bacaan penting dan salah satu bukunya Faith of Islam memiliki tiga edisi yang diterjemahkan dalam 13 bahasa. Buku itu sangat populer dan bahkan Ratu Victoria juga memesannya.
Profesor agama dari Universitas Hope Liverpool, Ron Geaves, mengatakan bukan hanya tulisan Quilliam yang membantu mengubah pandangan publik tentang Islam. Quilliam juga mencari tahu mengapa Islam tiak populer di Inggris dan mengangkatnya dalam khotbah-khotbah di masjid.
"Ia mempresentasikan Islam dalam cara yang sangat rasional dan menarik bagi warga pada zaman Victoria yang saat itu sangat memperhatikan sisi ilmiah," tutur Geaves.
Karya Quilliam menjadikannya diangkat sebagai Sheikh ul-Islam untuk Kepulauan Inggris oleh penguasa Ottoman Sultan Abdul Hamid II pada 1894 dan diakui oleh Shah Persia serta Emir Afghanistan sebagai pemimpin musim Inggris.
Namun tingginya intoleransi agama menyebabkan Quilliam dan para pengikutnya pindah dari Inggris ke Istambul pada 1908. Dia kembali ke Inggris dengan nama Haroun Mustapha Leon dan menetap di Woking, sampai ia meninggal pada 1932.
Pada tahun 1999, kelompok muslim dari Merseyside mendirikan Masyarakat Abdullah Quilliam untuk mempertahankan peninggalannya.
"Masjid ini sangat penting karena merupakan masjid pertama di Inggris. Pusat aktivitas Islam pada zaman Ratu Victoria dan lahirnya Islam di Inggris," ujar Geaves.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar