Setiap dinasti kerajaan selalu membangun rumah sakit sebagai bangunan penting yang harus dibangun pertama kali.
Dream - Di era kejayaan Islam, ibukota
kerajaan khilafah terus berubah dari satu dinasti ke dinasti yang lain.
Setiap kekhalifahan mewariskan rumah sakit di setia ibukota karena
dianggap hal penting yang harus dikembangkan pertama kali.
Dengan demikian, pada akhir abad ke-13, ada banyak pusat kesehatan yang tersebar di seluruh dunia Islam.
Dari penelusuran laman Onislam seperti dikutip Dream,
Senin, 18 Agustus 2014, berikut adalah sejumlah rumah sakit atau pusat
kesehatan yang pernah didirikan selama zaman keemasan Islam:
Ash-Sham meliputi wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai
Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina. Kota-kota seperti Damaskus dan
Yerusalem adalah kota-kota penting.
Di Damaskus, terdapat rumah sakit Islam pertama kali yang dibangun
pada 706 Masehi oleh Khalifah Umayyah, Al-Walid. Rumah sakit yang paling
terkenal di Damaskus pada abad pertengahan bernama An-Nuri sekitar
tahun 1156 Masehi. Nama itu mengambil nama Raja Nur Adl-Din Zinki.
Rumah sakit yang dibangun selama Perang Salib ini memiliki peran
penting dalam memenuhi kebutuhan akan ruang medis yang lengkap dengan
staf yang baik. Selain berfungsi sebagai tempat perawatan, rumah sakit
ini juga menjadi sekolah kedokteran 'modern'. Di abad pertengahan itu,
para murid harus belajar dengan keterbatasan buku karena percetakan baru
dikenal hingga pertengahan abad ke-15.
Raja kemudian menyumbangkan banyak buku-buku tentang medis dari
perpustakaan istana. Rumah sakit An-Nuri mengadopsi catatan medis
tersebut, mungkin menjadi yang pertama dalam sejarah. Dari sekolah
medis, banyak dokter terkemuka lulus, misalnya Ibnu ANL-Nafis. Ia adalah
sarjana yang menemukan sistem sirkulasi paru.
Sementara di Yerusalem, tentara Salib membangun Rumah Sakit Saint
John pada 1055 Masehi. Pada akhir abad ke-11, rumah sakit diperluas
fungsinya menjadi sebuah istana untuk ksatria dan biara bagi para
perawat. Setelah pembebasan Yerusalem oleh Salah ad-Din pada 1187
Masehi, rumah sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit Al-Salahani.
Dia memperluas rumah sakit, yang terus melayani masyarakat sampai
kehancurannya akibat gempa pada tahun 1458 Masehi.
Iraq and Persia
Pada 750 Masehi, Baghdad terpilih menjadi ibukota Dinasti Abbasiyah
di bawah Khalifah Abu-Jaifar Al Mansur. Pada 766 Masehi, ia menugaskan
kepala sekolah kedokteran Jindi Shapur, Judis Ibn-Babtishu, menjadi
dokter istana dan membangun rumah sakit untuk kemuliaan Baghdad.
Ketika Harun Ar-Rasyid memerintah (786-809 Masehi), ia memerintahkan
cucu Ibn-Babtishu dan dokter istananya, Jibril, untuk membangun rumah
sakit khusus bernama Rumah Sakit Baghdad. Rumah sakit ini berkembang
menjadi pusat medis yang penting. Salah satu kepalanya yang terkenal
adalah Al-Razi atau Rhazes, internist terkemuka.
Pada 918 Masehi, Khalifah Al-Muqtadir membangun dua rumah sakit di
Baghdad. Satu berada di sisi timur kota, yang ia beri nama Rumah Sakit
Asl-Sayyidah. Yang lainnya adalah di sisi barat kota, yang ia beri nama
Rumah Sakit Al-Muqtadir.
Rumah sakit lain yang penting bernama Rumah Sakit Al-Adudi. Dibangun
pada tahun 981 Masehi oleh Raja Adud Ald-Dawlah. Itu adalah rumah sakit
yang paling megah yang dibangun di Baghdad sebelum zaman modern.
Al-Adudi dilengkapi dengan peralatan logistik dan perlengkapan rumah
sakit terbaik yang pernah diketahui pada saat itu. Al-Adudi hancur pada
tahun 1258 ketika tentara Mongol yang dipimpin oleh cucu Genghis Khan,
Holagu, menyerbu Baghdad.
Afrika Utara
Mesir
Selain Rumah Sakit Al-Fustat yang dibangun pada 872 Masehi, Mesir
juga memiliki rumah sakit di Kairo yang ternama dan termegah. Pada 1284
Masehi, Raja Al-Mansur Qalawun membangun rumah sakit terkenal dan
penting bernama Rumah Sakit Al-Mansuri.
Pembangunan rumah sakit ini menyimpan cerita yang menarik. Raja
Al-Mansur Qalawun adalah seorang perwira di tentara muslim saat Perang
Salib. Saat di Tanah Suci, ia jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit
An-Nuri di Damaskus.
Setelah sembuh, ia bersumpah bahwa jika ia menjadi penguasa Mesir, ia
akan membangun sebuah rumah sakit besar di Kairo, bahkan lebih megah
daripada An-Nuri. Dia mengatakan rumah sakit itu akan memperlakukan
orang miskin dan kaya sama. Peresmian Rumah Sakit Al-Mansuri cukup unik.
Al-Mansur yang kini sudah menjadi raja meminum secangkir limun dari air
mancur, yang biasanya diisi dengan air, sebagai tanda peresmian
Al-Mansuri.
Pengelana dan sejarawan yang pernah lewat seperti Ibn Battuta dan
Al-Kalkashandi mengatakan Al-Mansuri adalah rumah sakit terbaik yang
pernah dibangun pada waktu itu. Al-Mansuri memiliki beberapa bagian yang
berbeda sesuai dengan penyakit pasiennya. Terapi musik digunakan untuk
mengobati pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
Setiap harinya, Al-Mansuri melayani 4.000 pasien. Mereka mendapat
perawatan gratis, bahkan mendapat pesangon sebagai kompensasi karena
tidak bekerja selama sakit. Al-Mansuri melayani Kairo selama tujuh abad.
Saat ini, Al-Mansuri telah berganti nama menjadi Rumah Sakit Qalawun
dan berubah fungsi menjadi rumah sakit oftalmologi.
Selain Mesir, sebuah rumah sakit cukup megah juga dibangun di Maroko
pada 1190 Masehi. Raja Al-Mansur Ya'qub Ibn-Yusuf membangun sebuah rumah
sakit di ibu kota Marakesh dan menamainya Rumah Sakit Marakesh. Ini
adalah rumah sakit besar yang indah dihiasi dengan taman, pohon
buah-buahan dan bunga.
Pasien diberi pakaian khusus, satu untuk musim dingin dan satu lagi
untuk musim panas. Apotek dikelola oleh spesialis yang disebut Saydalah.
Rumah sakit ini juga mengenal apa yang sekarang disebut bangsal VIP.
Ruang khusus ini memiliki tarif yang jika dinilai saat ini setara dengan
US$1,501 per hari. Seribu tahun yang lalu, biaya ini sangat mahal.
Andalusia
Pada 1366 Masehi, Pangeran Muhammad Ibn-Yusuf Ibn Nasr membangun
Rumah Sakit Granada di kota Granada, Spanyol. Populasi masyarakat
Granada saat itu mencapai setengah juta. Rumah sakit dibangun dengan
keindahan arsitektur Islam dan melayani pasien hingga Granada jatuh di
tangan Kristen pada tahun 1492 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar