Jumat, 04 Mei 2018

MOHAMED SALAH SI IDOLA BARU INGGRIS

Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool Yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam.

Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat Inggris menilai lslam sebagai agama yg menimbulkan ketakutan tersendiri

Banyak orang-orang Inggris yg mengalami fobia pada Islam karena banyak rumor yg beredar mengenai terorisme dan santernya pergerakkan ISlS.

Namun, ditengah-tengah fenomena ini tiba-tiba muncul seorang Mohamed Salah yg berhasil membuat rakyat Inggris mencintainya. 

Perlu diketahui, Salah beragama Islam dan merupakan Muslim yg taat. 

Prestasi tdk hanya di lapangan saja, tetapi juga memiliki segudang kegiatan amal dan sosial diluar karier sepakbolanya.

Salah telah mencetak 43 gol dlm 45 pertandingan di tahun pertamanya di Liverpool, Salah telah merangkul anugerah pemain terbaik Liga Inggris musim ini beberapa hari yg lalu, dan juga Salah turut membatu The Reds melangkah ke Semifinal Liga Juara-Juara Eropa.

Bertemu dengan AS ROMA, dileg pertama LlVERPOOL berhasil mengalahkan AS ROMA (5) - (2). M Salah menjaringkan 2 gol dan 2 Assist. LIVERPOOL sebelah kaki sudah berada di final Liga Juara-Juara Eropa.

Liverpudlian, fans Liverpool, bahkan membuat Chant alias yel-yel baru demi Salah. 

Chantnya yg berbunyi...
"Jika Tuhanmu cukup baik untkmu,
Tuhanmu cukup baik untukku,
Jika kamu mencetak beberapa gol lagi,
Lalu aku akan menjadi Muslim juga!"

"Jika Tuhanmu cukup baik untukmu,
Tuhanmu cukup baik untukku,
Duduk di Masjid bersamamu,
Itulah tempat yang ingin aku tuju!"

Luar biasa sekali, Salah berhasil mengubah pandangan rakyat Inggris dari yg awalnya fobia terhadap Islam menjadi mulai lunak dan menghargai Muslim di negara ini.

Munculnya Chant tersebut tdk lepas dari prilaku beragama Salah yg kerab disoroti. 

Misalnya, Salah selalu Shalat sebelum pertandingan dan jika membuat gol, dia akan selalu membungkuk dlm doa atau sujud syukur. 

Penggemar percaya bahwa Tuhan yg dipercayai Salah telah nembantu Salah selama pertandingan, bahwa kepercayaan yg dianut telah membuatnya menjadi seperti sekarang ini.

Padahal, Suporter Inggris terkenal punya prilaku paling buruk dan rasis di dunia. 

Salah mendapat julukan The Pharaoh atau The Egyptian King karena dia berasal dari Mesir. 

Beberapa kegiatan sosial yg dilakukan oleh Mohamed Salah juga mengundang decak kagum penggemarnya.

Misalnya saja, Salah terkenal suka bersedekah utk orang-orang yg kekurangan.

Dia juga beberapa kali tertangkap kamera sedang membaca Al - Qur'an atau membawa Al - Qur'an setiap kali dia pergi. 

M Salah pernah menyumbang sekitar Rp 9,3 miliar utk penyediaan alat pengobatan kanker.

Dia juga menyumbang Rp 3,5 miliar utk kahwin massal 70 pasangan di kota asalnya. 

Setiap bulan, dia rutin menyisihkan Rp 40 juta utk santunan fakir miskin di Mesir.

Satu gol yg ia cetak bernilai satu Lembu yg disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, itu sebagai tanda syukurnya. 

Bahkan saat menikah pada tahun 2013, terlihat istrinya juga mengenakan jelbab modern dan tetap menutupi rambutnya. 

Serangan teror mungkin telah menghilangkan kepercayaan penduduk dunia pada Islam, tapi M Salah berhasil mengubahnya dengan prestasi yg dia tunjukkan.

Kini, M Salah menjadi bintang sepakbola kebanggaan Liverpool dan juga kebanggaan bagi seluruh ummat Islam di dunia.
.
.
Saya menonton laga pertama semifinal Liga Champions dari layar televisi, saat Liverpool menang atas AS Roma, 5 - 2, Rabu (25/4/2018) dini hari WIB. 

       Mohamed Salah membawa bola begitu cepat. Pada suatu detik, ia dijegal dari belakang. Ia jatuh. Lalu bangkit berdiri. Tapi segaris senyum masih ada di wajahnya. Bahunya terangkat dan tangannya memberi isyarat yang bisa ditafsirkan "apa boleh buat".

       Dibandingkan dengan para pemain lain yang marah bila kena, atau terjungkal, atau mengaduh-aduh bila terganjal, Mohamed Salah asal Ngagrik, Mesir ini meletakkan dirinya dalam satu kategori lain. Dialah sang superstar.

       Salah pasti tahu ratusan juta mata menyaksikan dan menilainya di pertandingan itu.  Ia tahu lapangan hijau Stadion Anfield, Liverpool adalah pentasnya yang paling anggun.

       Dia toh tahu dia bukan pemain yang bakal tidak tercatat dalam sejarah sepak bola dunia. Dalam usianya yang 25 tahun, dialah justru si pembuat tugu sejarah: kesebelasan Liverpool mendekati posisi ke final di kota Kiev.

       Tidak mudah untuk terganjal jatuh tapi tersenyum. Salah bagaikan Mozart di lapangan  bola. Kerja bola yang kasar diolahnya menjadi repertoir yang indah. Operan Salah demikian indah, memikat, dan enak disantap. Dari dia, bola jatuh persis di depan kaki rekan-rekannya, seakan tidak luput satu milimeter pun.

       Rabu dini hari WIB itu Salah dengan sangat menawan mencetak dua gol. Ia juga menyumbang dua assist untuk rekannya Mane dan Firmino. 

       Ketika Stadion Anfield pecah dengan sorak sorai bergemuruh karena dua gol Salah   yang bersarang di gawang AS Roma. Ia terlihat menundukkan kepala dan menolak selebrasi yang berlebihan.  Ia nampak masih menghormati bekas klubnya yang dulu memberinya nafkah.

       Komentar pers Inggris menggambarkan Salah sebagai pemain besar yang bergaya hidup baik dan rendah hati. Ia tak pernah sekali pun nongkrong di bar-bar  melewatkan malam dengan bercinta dengan foto model-foto model setempat. Di dalam pesawat di setiap perjalanan pulang ke Inggris setelah laga kemenangan ia tak berulah seperti rekan-rekannya yang mabuk-mabukan. Di dalam pesawat, ia membaca kitab suci Al Qur'an sambil ditemani secangkir kopi susu panas.  Demikian juga setiap acara kunjungan dari para istri atau teman wanita  ("sex bomb" ) di hotel, Saleh selalu dikunjungi istrinya Magi yang selalu tampil cantik berhijab dan anaknya Makka (4 tahun).

       Maka fan Liverpool tidak hanya memuji Salah sebagai penyerang hebat. Tapi mereka juga  menyatakan diri bakal menjadi Muslim dan ikut aktif bersama Salah di masjid (TEMPO, 4/3/2018). Bahkan pelatihnya sekarang, Juergen Klopp, mengatakan bahwa Salah adalah pemain bintang,  yang membaca kitab suci agamanya dan mengamalkannya serta mempraktikkan hukum-hukumnya. 

        Di Mesir, Salah menjadi idola anak-anak muda. "Aku ingin seperti Mohamed Salah ketika besar nanti," ujar Mohamed Abdel, bocah berusia 12 tahun dari desa Nagrig. Dan berkat bola, Salah mampu membangun rumah sakit modern di desanya Nagrig serta memberikan bantuan untuk pendidikan kaum papa di desa asalnya Nagrig dan Mesir. 
       Di Inggris, fan Liverpool dengan riang berteriak bersama-sama: Assalamu'allaikum, Salah, we need you!

Ketika di mana dakwah dengan sikap dan tindakan lebih di butuhkan dari pada dengan lisan, maka dakwah dengan ahlak dan adab yang baik bisa mengalahkan 1000 majelis ilmu tentang akhak.
Orang menyebutnya sebagai keteladanan.
.
(LH, 28 April 2018) sumber: Grup WhatsApp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar