REPUBLIKA.CO.ID, MARAKESH -- Maroko punya cara unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Seorang warga akan keluar rumah dan berjalan-jalan di sekitar rumahnya sambil meniupkan terompet nefar sebagai tanda menyambut awal dan akhir Ramadhan.
Namun sayangnya, tradisi lekingan nefar terancam punah digerus zaman. Tradisi tersebut nyaris punah di kota-kota besar seperti kota Marakesh.
"Ini benar-benar sedih melihat tradisi-tradisi itu pergi," kata Abdessamad Ali, warga Maroko yang tinggal di AS sejak 1999, seperti dikutip Onislam.
Ali masih mengingat suara khas nefas. Berbentuk kurus nan panjang, nefar mengeluarkan bunyi yang nyaring khas bunyi terompet pada umumnya.
Jennifer Wickens, seorang Muslim Kanada yang tinggal di Maroko selama setahun pada 2008, pun sangat mengenang bunyi lengkingan nefar.
"Bunyi-bunyian akan datang melalui jalan-jalan sekitar dua jam atau lebih sebelum tiba waktunya untuk memulai puasa," katanya
"Bunyi itu cukup untuk membangunkan Anda sehingga Anda bisa menghangatkan makanan dan duduk bersama untuk memakannya,'' kata Wickens. ''Iramanya sungguh indah.''
Tapi, tradisi Ramadhan di Maroko tidak hanya ditemani oleh lengkingan nefar. Bubur Harira, makanan tradisional masyarakat Maroko, menjadi hidangan khusus berbuka puasa.
Dengan aroma rempah-rempahan, bubur harira sangat kental dengan rasa tomat segarnya. Disajikan bersama telor rebus dan sedikit jintan, bubur harira menjadi makanan tradisi khas Ramadhan bagi masyarakat Maroko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar