TRIBUNSUMSEL.COM - Seringkali kita melihat, seorang
Ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang masih panas, dia meniup
makanannya lalu disuapkan ke anaknya.
Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi
panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya.
Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam
Inilah 3 fakta ilmiah tentang larangan meniup minuman dan makanan
dalam Islam yang tidak kamu ketahui. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Bukhori, Rasulullah Muhammad Saw pernah bersabda kepada
umat muslim:
"Apabila kalian (sedang) minum, maka jangan bernapas di dalam gelas,
dan saat membuang hajat, maka jangan sentuh kemaluan menggunakan tangan
kanan."
Hadis tersebut memberikan indikasi bahwa kita tidak boleh meniup atau
bernafas di dalam gelas. Saat ini, banyak sekali orang yang meniup
makanan dan minuman panas.
Hal ini wajar mengingat apa yang kita masukkan ke dalam mulut kita
sangat panas dan mungkin saja kita tidak bersabar untuk segera
mengonsumsinya.
Sayangnya, kebiasaan ini justru dilarang oleh Nabi Muhammad Saw.
Lalu, apa alasannya? Tentu, Rasulullah tidak memberikan alasan
terperinci, tetapi beliau melarang kita, berarti itu menjadi bagian dari
sunah apabila kita menjalaninya.
Tahukah, Bahwa di dalam hadis larangan meniup makanan dan minuman
panas yang sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari ternyata bukan hanya
tidak dibenarkan oleh Rasul, tetapi juga tidak disarankan oleh ilmu
kesehatan modern yang sudah melalui penelitian sains atau ilmu
pengetahuan.
Subbahanallah. Dalam Islam, kebiasaan ini tidak dibenarkan oleh Nabi sekitar 14 abad lalu atau sekitar tahun 550an masehi. Ternyata, larangan tersebut mengandung hikmah dalam ilmu pengetahuan yang baru diteliti di era kontemporer-modern sekarang ini.
Bahaya asam karbonat
Fakta ilmiah pertama, bahwa bertemunya H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara yang kita tiupkan melalui mulut) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3.
Fakta ilmiah pertama, bahwa bertemunya H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara yang kita tiupkan melalui mulut) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3.
Nah jika senyawa kimia ini masuk ke dalam perut kita bisa menyebabkan penyakit jantung.
Partikel berbahaya
Di dalam mulut kita terdapat partikel berbahaya. Apakah itu? Sisa-sisa makanan dalam mulut akan membusuk sehingga menyebabkan bau mulut tidak sedap. Bau ini apabila ditiupkan dalam air panas yang akan kita minum, maka akan menempel dan sangat tidak baik jika kita minum lagi.
Di dalam mulut kita terdapat partikel berbahaya. Apakah itu? Sisa-sisa makanan dalam mulut akan membusuk sehingga menyebabkan bau mulut tidak sedap. Bau ini apabila ditiupkan dalam air panas yang akan kita minum, maka akan menempel dan sangat tidak baik jika kita minum lagi.
Mikro organisme
Selain itu, di dalam mulut terdapat mikro organisme tak kasat mata yang bersifat mutualisme (baik) dan juga ada yang patologi (buruk). Maka, makhluk kecil tak kasat mata dalam mulut akan menempel pada makanan panas apabila kita tiup dan kemudian masuk ke dalam perut. Bukankah ini berbahaya?
Selain itu, di dalam mulut terdapat mikro organisme tak kasat mata yang bersifat mutualisme (baik) dan juga ada yang patologi (buruk). Maka, makhluk kecil tak kasat mata dalam mulut akan menempel pada makanan panas apabila kita tiup dan kemudian masuk ke dalam perut. Bukankah ini berbahaya?
Demikian tiga fakta ilmiah mengenai larangan meniup minuman atau
makanan panas dalam Islam yang acapkali kita lakukan sehari-hari. Kalau
gosok gigi sampai bersih lalu kumur-kumur pakai obat kumur bagaimana?
Tetap saja, sebaiknya ikuti hadis dari Rasulullah yang jelas-jelas
sangat baik jika kita mengikutinya. Pun, kebiasaan tidak meniup makanan
panas menjadi bagian dari sunah nabi. Subhanallah. (IslamCendekia.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar