بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Salah
satu amalan sangat utama di dalam Ramadhan adalah memperbanyak membaca
Al Quran, bahkan ini berlaku bagi siapa saja, meskipun dia tidak
memahami satu katapun dari apa yang dia baca dari ayat-ayat Al Quran,
maka tetap memperbanyak membaca Al Quran merupakan amalan yang sangat
diprioritaskan baginya di dalam Ramadhan bulan yang penuh berkah ini.
{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ } [البقرة: 185]
Artinya:
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” QS. Al
Baqarah: 185.
يقول الإمام الزهري رحمه الله: "إذا دخَل رمضان إنّما هو شهر تلاوةِ القرآن وإطعامِ الطعام"
Az Zuhri
rahimahullahu berkata: “Jika masuk bulan Ramadhan, sesungguhnya ia
adalah bulan hanya membaca Al Quran dan memberi makan.” Lihat kitab At
Tamhid, 6/110-111.
- 1. Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi.
{
الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا
مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ
تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ
إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30) }
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. QS. Fathir: 29-30.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء.
Artinya: “Berkata Qatadah (w: 118H) rahimahullah: “Mutahrrif
bin Abdullah (Tabi’ie, w: 95) jika membaca ayat ini beliau berkata:
“Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran”. Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim.
Berkata Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah:
أي : يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها .
Artinya: “Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”. Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir.
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
1) Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ
عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ
بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa
yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan
bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan
semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا
الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ
حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ
وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah
Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya
setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan”. Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660.
Dan
hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa mulim siapapun yang
membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan
ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan
Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab
atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
2) Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
{ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]
Artinya: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk”. QS. Hud: 114.
3) Setiap kali bertambah kwantitas bacaan bertambah pula ganjaran pahala dari Allah.
عنْ
تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ
قُنُوتُ لَيْلَةٍ ».
Artinya: “Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam”. HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468.
4) Bacaan Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ
يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ ». قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ «
فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ
مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ ».
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?”, kami (para shahabat) menajwab: “Iya”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah
seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik
baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar”. HR. Muslim.
2.Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan kebaikan.
عَنْ
عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ
شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».
Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang
yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan
senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan
terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya
dua pahala”. HR. Muslim.
3. Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at.
عَنْ
أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ...
Artinya: “Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku
telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat
sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. HR. Muslim.
Masih
banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi seseorang untuk
memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al Quran.
Dan pada
tulisan kali ini hanya menyebutkan sebagian kecil keutamaan dari
membaca Al Quran bukan untuk menyebutkan seluruh keutamaannya.
Dan
ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang
yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal
tersendiri untuk baca Al Quran.
عَنْ
أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ
بِالْقُرْآنِ حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ
أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ
مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ...».
Artinya: “Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya
aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary
dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku
mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran
pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah
mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…”. HR. Muslim.
MasyaAllah,
coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika
malam hari, sebagian ada yang memegang remote televise menonton
program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi
mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Ramadhan.
Dan
jikalau riwayat di bawah ini shahih tentunya juga akan menjadi dalil
penguat, bahwa kebiasan generasi yang diridhai Allah yaitu para shahabat
radhiyallahu ‘anhum ketika malam hari senantiasa mereka membaca Al Quran. Tetapi riwayat di bawah ini sebagian ulama hadits ada yag melemahkannya.
عَنْ
أَبِى صَالِحٍ رحمه الله قَالَ قَالَ كَعْبٌ رضى الله عنه: نَجِدُ
مَكْتُوباً : مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ فَظٌّ
وَلاَ غَلِيظٌ ، وَلاَ صَخَّابٌ بِالأَسْوَاقِ ، وَلاَ يَجْزِى
بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ ، وَأُمَّتُهُ
الْحَمَّادُونَ ، يُكَبِّرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى كُلِّ نَجْدٍ ،
وَيَحْمَدُونَهُ فِى كُلِّ مَنْزِلَةٍ ، يَتَأَزَّرُونَ عَلَى
أَنْصَافِهِمْ ، وَيَتَوَضَّئُونَ عَلَى أَطْرَافِهِمْ ، مُنَادِيهِمْ
يُنَادِى فِى جَوِّ السَّمَاءِ ، صَفُّهُمْ فِى الْقِتَالِ وَصَفُّهُمْ فِى
الصَّلاَةِ سَوَاءٌ ، لَهُمْ بِاللَّيْلِ دَوِىٌّ كَدَوِىِّ النَّحْلِ ،
مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ ، وَمُهَاجِرُهُ بِطَيْبَةَ ، وَمُلْكُهُ بِالشَّامِ.
Artinya: “Abu Shalih berkata: “Ka’ab radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Kami dapati tertulis (di dalam kitab suci lain): “Muhammad
adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, tidak kasar, tidak
pemarah, tidak berteriak di pasar, tidak membalas keburukan dengan
keburukan akan tetapi memaafkan dan mengampuni, dan umat (para
shahabat)nya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah, membesarkan
Allah Azza wa Jalla atas setiap perkara, memuji-Nya pada setiap
kedudukan, batas pakaian mereka pada setengah betis mereka, berwudhu
sampai ujung-ujung anggota tubuh mereka, yang mengumandangkan adzan
mengumandangkan di tempat atas, shaf mereka di dalam pertempuran dan di
dalam shalat sama (ratanya), mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam, tempat kelahiran beliau adalah Mekkah, tempat hijranya adalah Thayyibah (Madinah) dan kerajaannya di Syam.
Maksud dari “mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam” adalah:
أي صوت خفي بالتسبيح والتهليل وقراءة القرآن كدوي النحل
Artinya: “Suara
yang lirih berupa ucapan tasbih (Subahnallah), tahlil (Laa Ilaaha
Illallah), dan bacaan Al Quran seperti dengungannya lebah”. Lihat kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih.
Salah Satu Ibadah paling agung adalah membaca Al Quran.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما : ضَمِنَ اللَّهُ لِمَنَ اتَّبَعَ
الْقُرْآنَ أَنْ لاَ يَضِلَّ فِي الدُّنْيَا ، وَلاَ يَشْقَى فِي الآخِرَةِ
، ثُمَّ تَلاَ {فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}.
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:
{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}
Artinya: “Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. QS. Thaha: 123. Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah.
عَنْ
خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ: " تَقَرَّبْ مَا
اسْتَطَعْتَ، وَاعْلَمْ أَنَّكَ لَنْ تَتَقَرَّبَ إِلَى اللهِ بِشَيْءٍ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلَامِهِ ".
Artinya: “Khabbab bin Al Arat radhiyallahu ‘anhu berkata: “Beribadah
kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak
akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih
dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya”. Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi.
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضى الله عنه ، أنه قَالَ: " مَنْ أَحَبَّ أَنْ
يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ
يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ ".
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa
yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka
perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia
mencintai Allah dan rasul-Nya”. Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi.
وقال
وهيب رحمه الله: "نظرنا في هذه الأحاديث والمواعظ فلم نجد شيئًا أرق
للقلوب ولا أشد استجلابًا للحزن من قراءة القرآن وتفهمه وتدبره".
Artinya:
“Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam
hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu
yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan
bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya”.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Sumber : http://www.dakwahsunnah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar