Doa
Seorang Anak
Alkisah
suatu hari di sebuah sekolah, ada lomba mobil balap mainan. Pada babak final,
tersisa 4 orang anak. Salah satunya bernama Teddy. Dibanding semua finalis,
mobil Teddy paling tidak sempurna.
Saat
pertandingan akhir akan dilangsungkan, Teddy meminta waktu sebentar. Ia tampak
komat-kamit berdoa. Lalu, tak lama kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”
Dor! Tanda lomba dimulai. Dengan satu hentakan kuat, semua mobil itu pun meluncur cepat, dibantu dorongan tangan anak-anak itu. Ternyata, pemenangnya adalah Teddy!
Teddy maju dengan bangga saat pembagian piala. Dia sempat ditanyai pak guru, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, kan?”
Teddy terdiam sejenak, lalu menjawab. “Bukan, Pak. Saya merasa kurang adil meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan teman-teman lain. Aku hanya mohon pada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku kalah.”
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Teman-teman… Kita sering meminta pada Yang Maha Kuasa untuk menghalau semua halangan dan menjadikan kita “nomor satu”. Mungkin kita kurang percaya bahwa kita itu sebenarnya cukup kuat (dalam berjuang dan mampu menerima setiap kekalahan tanpa menangisi terlalu lama). Ada baiknya, memanjatkan doa dalam ketegaran yang berserah, yakin bahwa hasil apa pun yang didapat, itulah yang terbaik saat ini bagi kita dan di hadapan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar