Selasa, 27 Juli 2021

ALLAH BAYAR SECARA TUNAI



Kisah Nyata :
Dikisahkan oleh seorang ustadz dinegeri Jiran (kisah nyata)
1 hari saya pergi ke satu Rumah Panti Jompo,
Seorang sahabat meminta bantuan,
Agar saya dapat menyalurkan bantuan kepada orang miskin,
Saya belikan kain sarung,
Beli roti,
Dll,
Saya pun pergi ke Panti Jompo yang saya kenal,
Tak usah saya sebut namanya,
Saat sampai kendaraan kami di perkarangan Panti Jompo tsb,
Tiba-tiba ada seorang ibu tua berlari dari asrama (panti) mendekati saya,
.

"Ye...
Ye...
Anak aku datang,
Anak aku datang,
Senangnya anak aku datang..."
Saya tak mengenal beliau siapa,
Ibu itu memeluk saya,
Dia cium saya,
0rang tua itu berkata...
"Nak...
Kenapa tinggalkan ibu disini nak,
Ibu mau pulang...
Ibu rindu rumah kita..."
Saya waktu itu...
Hampir tak bisa berkata-kata,
Ya Allah...
Saya coba mengucapkan kata...
"Bu..."
Saya pegang tanganya,
Saya lihat mukanya,
Dia bilang...
"Sampai hati nak,
Kau tak mengaku aku ini ibu kau..."
Bisa saya bayangkan,
Bagaimana perasan beliau begitu rindu pada anak nya,
Saya coba berpura-pura,
Seolah-olah saya anaknya, saya berkata...
"Bu...
Maafkan saya ya..."
Saya pegang tangannya, saya ajak duduk atas kursi,
Saya ambil roti, dl
Dan saya suapkan ke mulutnya,
Tak terasa menetes air mata dipipi,
Mencoba bayangkan,
Hati seorang ibu yang rindu kepada anaknya,
Bila kita anaknya,
Mengambilkan sepotong roti,
Kita suapkan kemulutnya,
Bagaimana perasaan beliau ?
Bagaimana perasan kita ?
Saya coba usap air matanya yang meleleh dipipi,
Dia pegang tangan saya,
Subhana Allah...
Saya bisa merasakan bagaimana perasaan beliau yang begitu rindu kepada anaknya,
Saat saya hendak pulang,
Dia pegang kaki saya sambil berkata...
"Nak...
Jangan tinggalkan ibu nak,
Ibu mau balik,
Ibu mau pulang..."
Akhirnya saya minta izin dengan pihak pengawas panti di situ,
Melihat data beliau ternyata anaknya ada 5 orang,
Yang paling besar bergelar Tan Sri,
0rangnya memang kaya,
Punya nama besar,
Dan hebat orangnya,
Waktu saya izin pulang,
Dia pegang baju saya,
Dia bilang mau ikut saya pulang,
Saya bilang
"Di mobil ada banyak barang",
"Tak apa kata ibu itu,
Saya duduk sama barang-barang,
Itu"...
Akhirnya saya izin ke pengelola panti untuk membawa ibu itu selama 5 hari saja,
Pulang ke rumah saya,
Sholat Subuh saya jadi Imam dia makmum di belakang,
Saya baca doa, sl
Saya tengok air mata beliau jatuh,
Selesai doa saya salami beliau,
Saya cium tangannya,
Saya bilang...
"Bu...Maafkan saya ya..."
Waktu itu,
Saya tak membayangkan,
Kalau ibu saya sudah meninggal,
Tapi saya bayangkan ibu ini adalah ibu saya,
Sebab dia rindu pada anak-anaknya,
Di hari ketiga di rumah saya,
Waktu Sholat Isya',
Selesai doa saya salami beliau,
Dia lapisi tangannya dengan kain mukena-nya,
Dia salam,
Saya bilang...
"Bu...
Kenapa ibu lapisi tangan ibu ?,
2 hari yang lalu ibu salam,
Ibu tak lapisi tangan ibu dengan saya,
Kenapa hari ini ibu lapisi tangan ?"
Dia bilang...
"Ustaz...
Kau bukan anak saya kan..."
Subhanaallah...
Tiba-tiba dia sebut nama saya "Ustaz",
Saya bilang...
"Kenapa ibu panggil saya ustaz ?
Saya anak ibu..."
Dia berkata...
"Bukan...
Kalau anak saya dia tak akan seperti ini,
Kalau anak saya dia tak akan jadi imam saya,
Kalau anak saya dia tak akan suap saya makan..."
Bayangkan sahabat-sahabat bagaimana perasaan ibu ini,
Spontan saya pegang dia,
Saya peluk dia,
Saya menangis,
Saya bilang...
"Bu...
Walaupun bukan ibu saya,
Tapi saya sayang ibu seperti ibu saya..."
Saya pegang tangan ibu ini...
Walaupun bukan ibu saya,
Tapi saya tahu hatinya sangat rindu dekat dengan anaknya,
Waktu itu saya pandang wajahnya,
Saya bilang...
"Bu...
Walaupun ibu saya telah tiada,
Tapi ibu boleh ganti menjadi ibu saya,
Ibu duduklah di sini..."
Saat makan,
Saya suapkan nasi ke mulutnya,
Dia muntahkan balik makan dari mulutnya,
Saya tanya...
"Kenapa bu ?"
Tiba-tiba saya lihat wajahnya pucat,
Saya angkat dia,
Panggil ambulan antar ke rumah sakit,
Waktu di RS,
Saya ambil kepalanya dan saya rebahkan ibu ini,
Dia pegang tangan saya dia berkata...
"Ustaz...
Kalau saya mati,
Tolong jangan beritahu sorang pun anak saya,
Kalau saya sudah mati,
Jangan beritahu mereka di mana makam saya,
Kalau mereka tahu di mana kubur saya,
Jangan izinkan dia pegang batu nisan saya..."
Saya pegang beliau saya berkata...
"Bu...
Jangan ngomong seperti itu,
Bu..."
Isteri saya menangis di sebelah,
Anak saya menangis di sebelah memegang dia,
Kami pegang dia...
"Bu...
Jangan ngomong seperti itu,
Bu..."
Dia geleng kepala,
Rupa-rupanya itulah saat penghujung hayatnya,
Akhirnya dia pun meninggal di atas ribaan saya di rumah sakit itu,
Dia meninggal dalam pelukan saya,
Saya doakan Ibu Hajjah Khalijah ini ruhnya mudah-mudahan bersama Salafusoleh,
Sahabat,
Bila kita masih ada ibu,
Tolonglah taat pada ibu kita,
Jangan durhaka pada ibu kita,
Jangan tinggalkan dia di Panti Jompo,
Saat ibu kita sakit kita jaga dia,
Pijat-pijat kepala dan kaki ibu kita...
Sahabat-sahabat coba tanya ibu kita...
"Bagaimana penderitaan ibu saat mengandung saya dulu ?
Bagaimana sakitnya ibu saat melahirkan saya dulu ?"
Tanya ibu kita sahabat-sahabat sekalian...
Kalau kita tanya sudah tentu air mata ibu kita akan jatuh,
Karena itu sahabat-sahabat suapkanlah makanan pada ibu kita...
Sahabat-sahabat semua...
Selepas wafatnya ibu ini, ternyata berita kematiannya sampai juga kepada anaknya yang sulung,
Anak dia terus telefon saya...
Apa anaknya bilang pada saya...
"Saya akan bawa anda ke pengadilan,
Saya akan tuntut anda telah membawa keluar ibu saya dari dari Panti Jompo"...
3 tahun dia titipkan ibunya di Panti,
Dia tak pergi lihat,
Sebab itu ibunya rindu,
Hingga ibu itu tak bisa membedakan saya dengan anaknya...
Akhirnya saya tunggu,
Tunggu punya tunggu tidak ada kabar hampir setahun lebih,
Saya pergi ceramah di Masjid di daerah pecinaan,
Selesai saya ceramah datang seorang lelaki memeluk saya,
Menangis dalam masjid,
0rang dalam masjid heran,
Ada apa ini,
Saya tanya pada dia...
"Pak,
Ada apa ini ?
Ada masalah apa...?"
Dia berkata dalam keadaan menangis...
"Ustaz...
Tolong kasih tahu di mana makam ibu saya ustaz ?
Tolong kasih tahu di mana kubur ibu saya ?"...
Saya bilang...
"Kenapa hari ini baru tanya kubur ibu kamu ?"...
Dia bilang...
"Tolonglah ustaz...
Saya mau jumpa ibu saya ustaz,
Sayalah orang yang bergelar Tan Sri yang mau menuntut ustaz saat itu...
Saya sekarang ini sudah bangkrut ustaz,
Isteri saya mati kecelakaan,
Rumah disita bank,
Mobil mewah saya semua dah disita bank,
Tinggal 1 saja,
Motor tua itu..."
Saya berkata...
"Saya bisa tunjukkan makam ibu kamu,
Tapi dengan 1 syarat,
Kamu jangan pegang batu nisan ibu kamu..."
Sampai di pemakaman,
Tak sempat saya turun dari mobil,
Dia turun duluan,
Saya lihat didepan mata saya sendiri dia jatuh tersungkur tangan nya menjadi hitam,
Mulutnya tertarik sebelah yang tadi awalnya tangan dan mulutnya baik-baik saja,
Sambil memanggil-manggil...
"Ibu...
Ibuuu...
Ibuuuuu..."
Tiba-tiba saya angkat dia tak jauh dari makam ibunya belum sampai ke kubur ibunya,
Dia sudah hembuskan nafas terakhir disamping makam ibunya...
Allahu Akbarrr...
Mengucap panjang saya...
Allah SWT tunjukkan kepada saya,
Dikehidupan ini balasan anak yang durhaka pada ibu dan ayahnya,
Semoga kisah ini menjadi pelajaran di luar sana,
Ambillah iktiar dari kisah di atas,.
"Dan apabila mata ibumu sudah tertutup,
Maka hilanglah satu keberkatan disisi Allah SWT.
Yaitu *Doa* seorang ibu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar