بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
"Mungkin kau tak tahu di mana Rizqimu. Tapi Rizqimu tahu di mana
Engkau. Dari langit, laut, gunung, & lembah; Rabb memerintahkannya menujumu.
Allah SWT berjanji menjamin Rizqimu. Maka melalaikan ketaatan padaNya
demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.
Tugas kita bukan mengkhawatirkan Rizqi atau bermuluk Cita memiliki;
melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana" & "Untuk Apa"
atas tiap karuniaNYA.
Betapa banyak orang bercita menggenggam Dunia; dia LUPA bahwa Hakikat
Rizqi bukanlah yang tertulis dalam Angka; tapi apa yang diNikmatinya.
Betapa banyak orang
bekerja membanting Tulangnya, memeras Keringatnya; demi Angka simpanan gaji
yang mungkin esok pagi ditinggalkannya MATI.
Maka amat keliru jika
bekerja dimaknai mentawakkalkan Rizqi pada perbuatan kita. Bekerja itu bagian
dari Ibadah. Sedang Rizqi itu urusanNya.
Kita bekerja untuk
berSyukur, menegakkan Taat & berbagi Manfaat. Tapi Rizqi tak selalu
terletak di pekerjaan kita; Allah SWT taruh sekehendakNya.
Rasulullah SAW bersabda
:
"Akan datang bagi
manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya
halal atau haram."(HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar