SATU lagi, ada kisah heroik tentang seorang pemuda yang tak dikenal,
namun perbuatan terpujinya diabadikan dalam Al-Quran, dan akan selalu
diingat di dunia maupun di akhirat.
Kisah Pahlawan tak dikenal ini terfokus kepada sifat keberaniannya
menyerukan kebenaran di saat “Kediktatoran” Firaun, ketakutan,
kezhaliman mencekik kebebasan para Bani Israil untuk keluar dari
perbudakan, dan merampas kebebasannya dengan ikut kepada Nabi Musa AS.
Al-Quran mengisahkan:
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ …..
“Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut
Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata: Apakah kamu akan membunuh
seorang laki-laki (Musa AS) karena dia menyatakan: Tuhanku ialah Allah,
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa petunjuk-petunjuk dari
Tuhanmu…,” (QS. Ghafir: 28)
Belajar dari kisah di atas, saat ini banyak muda-mudi Islam enggan
bahkan berfikir bahwa ikut berkostribusi dalam dakwah Islam hanya
terbatas bagi para ustadz, dai, ulama, atau mereka yang sangat dekat dan
akrab dengan Islam. Ketika membandingkan diri mereka dengan para
agamawan di atas, sangat jauh levelnya, hingga memilih untuk tidak ikut
campur, berpangku tangan, masa bodoh dengan misi mulia tersebut.
Tapi apakah dia putus asa membela kebenaran karena keterbatasannya
dan hanya bermodal “Keimanan” yang di sembunyikan saat itu? Justru
dengan Posisinya dia termotivasI mendakwahkan kebenaran ditengah-tengah
pengikut Firaun, meskpuni sekedar sepatah kata dan ketika itu terdapat
tiga sosok nabi sekaligus Alim Umala': Musa, Harun, Kahidir Alihimus
Salam, pemuda itu tidak minder untuk bersuara. [sumber: tadabburQuran]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar