Oleh: Imam Nur Suharno
Suatu hari, Nabi SAW
menyampaikan tiga wasiat kepada Abu Darda' RA. Wasiat itu, tak hanya
untuk diri Abu Darda seorang, tapi juga seluruh umat Islam. Tentu saja,
wasiat itu memiliki makna yang dalam dan juga banyak keutamaan.
Ketiga wasiat itu, sebagaimana disampaikan Abu Darda adalah sebagai
berikut. “Kekasihku (Muhammad SAW) mewasiatkan kepadaku tiga hal yang
tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, yaitu berpuasa tiga hari dalam
setiap bulan, Shalat Dhuha, dan Shalat Witir sebelum tidur.” (HR
Bukhari).
Sebagai umat Islam, kita semua hendaknya dapat mengamalkan dan
melestarikan ketiga wasiat itu. Sebab, ketiga wasiat itu memiliki
keutamaan yang besar.
Pertama, berpuasa tiga hari dalam setiap
bulan Hijriyah. Puasa tiga hari itu sering disebut dengan puasa sunah
Ayyamul Bidh, yaitu berpuasa pada 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah. (HR
Tirmidzi dan Nasa’i). Meskipun hanya tiga hari dalam setiap bulan, puasa
sunah ini memiliki keistimewaan besar di sisi Allah SWT.
Nabi
SAW bersabda, “Berpuasalah tiga hari pada setiap bulan. Sesungguhnya,
setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Artinya, itu sama
dengan berpuasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kedua,
mendirikan Shalat Dhuha. Shalat Dhuha merupakan ibadah sunah yang
sangat dianjurkan. Ia merupakan ibadah pada pagi hari yang rutin
dikerjakan Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu menganjurkan umat Islam
untuk membiasakan diri mendirikan Shalat Dhuha setiap hari pada waktu
pagi.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Shalat Dhuha
itu memiliki beragam keutamaan. Di antaranya, Allah akan membangunkan
baginya sebuah istana di surga nanti yang terbuat dari emas. Selain itu,
Allah akan menghapuskan dosa-dosanya hingga bersih, seperti anak yang
baru dilahirkan oleh ibunya. (HR Abu Ya'la).
Dalam riwayat
Tirmidzi disebutkan, orang yang rutin mendirikan Shalat Dhuha akan
dicukupkan rezeki dan segala kebutuhan hidupnya oleh Allah. Ia juga akan
mendapatkan pahala yang nilainya setara dengan ibadah haji dan umrah.
Imam
Thabrani meriwayatkan, orang yang rutin mendirikan shalat wajib dan
juga Dhuha, akan masuk surga melalui pintu yang diberi nama adh-Dhuha.
Wasiat
ketiga adalah mendirikan Shalat Witir sebelum tidur. Nabi SAW tidak
pernah meninggalkan Shalat Witir, baik ketika berada di rumah maupun
sedang dalam perjalanan (musafir). Shalat Witir juga memiliki banyak
keutamaan.
Dari Kharijah bin Khudzaifah al-Adawi, ia bercerita,
“Nabi SAW pernah keluar menemui kami dan beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah yang Mahamulia lagi Mahaperkasa telah membekali kalian dengan satu
shalat di mana ia lebih baik bagi kalian daripada binatang yang paling
bagus, yaitu Shalat Witir. Dan, Dia menjadikannya untuk kalian antara
Shalat Isya sampai terbit fajar.” (HR Abu Dawud).
Sebagai umat
Islam, kita berkewajiban untuk melestarikan wasiat Rasulullah SAW itu.
Semoga Allah memberikan keringanan dan kemudahan bagi kita semua untuk
menjalankan dan mengamalkannya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar