Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Oleh : Ummu Shofi
Sore itu kulihat suamiku mondar mandir keluar masuk
ruangan dengan wajah murung. Aku tahu sebabnya, dia tidak diterima dalam
seleksi masuk S-2 di sebuah lembaga pendidikan yang dia inginkan, walaupun
hasil test dia terbaik dari hasil tes peserta yang lain, dengan alasan suamiku
telah diterima di lembaga lain yang masih ada dalam satu naungan.
Suatu hal yang sangat wajar bila dia kecewa.
Namun aku mencoba untuk menghibur walau aku sendiri merasakan kesedihan yang
sama, dengan mengatakan: "Sudahlah Bi, Insya Allah ada hikmahnya. Mungkin
ini pilihan yang terbaik dari Allah buat kita". Suamikupun berusaha
untuk melapangkan hati, berusaha menghilangkan kekecewaan, dan menjalani
pilihan Allah itu dengan sungguh-sungguh. Dengan rasa yakin, Allah pasti
memberi yang terbaik.
Inilah sekilas pengalaman pribadi kami, yang
mungkin dapat diambil hikmahnya. Bahwa, seringkali kita sulit menerima
kenyataan yang ditentukan oleh Allah Sang Penguasa kepada kita. Hingga kita
banyak berkeluh kesah, memendam kekecewaan yang panjang dan bersu’udzon kepada
Allah. Bahkan ada yang sampai berani mengatakan, Allah tidak adil (na’udzu
billahi min dzaalik).
Demikianlah, kehidupan kita senantiasa diwarnai
dengan kejadian yang senantiasa berpasangan. Ada senang ada susah, ada
kesuksesan ada kegagalan. Yang sering kali kita tidak mengerti dan tidak mampu
memahami hikmah dibalik setiap peristiwa. Yang kesemuanya mengajarkan kepada
kita untuk senantiasa bersyukur atas setiap rahmat yang dianugerahkan kepada
kita, dan bersikap sabar dalam setiap ujian. Kita harus meyakini sepenuhnya
bahwa Allah Pencipta kita, lebih Tahu mana yang terbaik bagi kita. Apa saja
yang kita inginkan dan kita senangi, belum tentu baik menurut pandangan Allah.
Sebaliknya, apa yang tidak kita inginkan dan tidak kita senangi belum tentu
buruk untuk kita, menurut pandangan Allah.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui"
(QS Al Baqoroh : 216).
Sehingga, seharusnyalah kita sebagai ummat-Nya
selalu menggantungkan diri kepada-Nya. Mengkomunikasikan segala keinginan
kepada-Nya. Memohon petunjuk dan bimbingan untuk dapat memilih yang baik dan
meninggalkan yang buruk, dan selalu berprasangka baik kepada Allah atas segala
ketentuan yang ditetapkan. Menyertakan do’a dalam setiap usaha. Dan lapang
dada, tawakkal kepada Allah terhadap segala yang terjadi. Sehingga kehidupan
ini akan menjadi nikmat dijalani. Nikmat yang dianugerahkan-Nya akan menambah
ketaatan kita, dan cobaan yang diberikan akan menjadikan kita lebih dekat
kepada-Nya.
"Robbi awzi’nii an asykuroo
ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shoolihan
tardhoohu wa ad khilnaa birohmatika fii ‘ibaadikashshoolihiin”.
Ya Robb kami, berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada dua
orang ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.
(QS An Naml:19). Wallaahu 'a’lam bishshowwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar