TELAH kita ketahui bahwasanya Islam merupakan agama yang dipercaya
memberikan jalan kebenaran dan keselamatan. Jika kita memegang dua
pedoman di dalamnya, yakni Al-Quran dan Hadis maka keselamatan di dunia
dan akhirat insha Allah akan kita peroleh. Dan kini, orang-orang yang
memeluk agama Islam bukan saja hanya dari lahir, tapi orang-orang yang
memang bukan berasal dari Islam pun tak sedikit yang memeluk Islam.
Cara mereka memeluk agama Islam ini cukup beragam. Hidayah yang
mereka terima dari Allah SWT berbeda-beda. Tapi, kebanyakan di masa
kini, mereka yang memeluk Islam bukan karena hasil usaha misi Islam.
Para cendekiawan Barat misalnya, mereka memeluk Islam atas kesadaran
sendiri. Apa sebabnya?
Umumnya di antara mereka (orang Barat) gemar membaca. Rupanya dengan
membaca buku Islam dan nilai-nilai ajaran Islam di Al-Quran, mereka
menemukan kebenaran. Banyak dari mereka yang terus mencari dan tidak
puas dengan agama yang dianutnya. Mereka menjadi sadar dan mendapat
kepuasan batin kemudian memeluk Islam.
Pengakuan lain dari seorang wanita, katanya, “Nabi Muhammad dijaga
dan dilindungi oleh beberapa orang sahabat. Mereka takut kalau Nabi
Muhammad diganggu keselamatan jiwanya.” Kemudian Nabi Muhammad berkata
kepada para sahabat, “Akhirilah penjagaan kalian, karena Allah akan
menjamin keselamatanku.”
Allah SWT berfirman, “Allah memelihara kamu dari gangguan manusia,” (QS. Al-Maidah: 67).
Kalau Nabi Muhammad penipu, tentunya ia tidak akan menipu dirinya
sendiri. Dia tidak akan membiarkan keselamatan dirinya terancam. Kalau
saja dia tidak yakin bahwa Allah menjamin keselamatannya, pasti tidak
akan dihentikan penjagaan para sahabat terhadap dirinya.
Cerita ketiga, juga tentang cendekiawan Barat, secara terbuka ia
berkata, “Tuduhan kepada Nabi Muhammad bahwa Al-Quran itu hasil
karangannya adalah tidak benar. Saya tantang kepada siapa saja, apabila
ornag jenius di muka bumi ini yang dapat mengarang tiga susunan tutur
kata (usluub).
Pertama, susunan kata dan bahasa Al-Quran. Kedua, susunan kata-kata hadis Qudsi. Ketiga,
susunan kata-kata hadis Nabawi. Tidak ada satu manusia jenius pun yang
dapat menciptakan dan menyusun kata (usluub) sampai tiga tingkatan
dengan saling berbeda gaya serta kekuatan yang sangat tinggi dan bermutu
itu.” []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar