Minggu, 30 September 2018

Antara Ibu dan Pemilik Warung

Seorang anak Bertengkar dengan Ibunya dan Meninggalkan Rumah.
Saat berjalan tanpa tujuan Ia Baru Sadar bahwa Ia sama Sekali tidak Membawa uang.
Ia Lapar sekali, ingin makan.

Acong Pemilik Restoran melihat anak itu Berdiri Cukup lama didepan Restorannya, lalu Bertanya.
"Nak, apakah Engkau ingin Memesan makanan?"
“Ya, tapi aku tidak Punya Uang,"
jawab anak itu dengan malu-malu.

"Tidak Apa-apa, aku Akan Memberi Gratis".
Anak itu Segera Makan. Kemudian air Matanya mulai Berlinang.
“Ada apa Nak?"
tanya Acong Pemilik Warung.

“Tidak apa-apa, Aku Hanya terharu Karena Seorang yang Baru Kukenal Memberi aku makan sedangkan Ibuku telah Mengusirku dari rumah.
Kamu seorang yang Baru Kukenal tapi Begitu Peduli Padaku.
Acong Pemilik warung itu Berkata,
Nak,
mengapa kau Berpikir Begitu ; *Renungkan hal ini,* 
Aku Hanya Memberimu semangkok bakmi & Kau begitu Terharu,
... Sedangkan ...
Ibumu telah Memasak nasi lauk, dll Setiap Hari sampai Kamu Dewasa,
*Harusnya kamu Berterima Kasih Kepadanya ...*

Anak itu Kaget Mendengar Hal tersebut.
Mengapa untuk semangkok bakmi dari *orang yang Baruku Kenal* aku Begitu Berterima Kasih,
... Tapi ...
*Terhadap Ibuku* yang Memasak Untukku selama *Bertahun-tahun* ,
*Aku tak Pernah Berterima Kasih* .

Anak itu Segera Bergegas Pulang
Begitu Sampai di Ambang Pintu rumah,
ia Melihat Ibunya dengan Wajah Cemas.

Ketika Melihat Anaknya,
Kalimat Pertama-tama yang Keluar dari Mulutnya adalah *"Nak.., Kau sudah Pulang, Cepat masuk, Ibu Telah Menyiapkan Makan Malam."*

Mendengar Hal itu,
si anak tidak dapat Menahan Tangisnya dan *Menangis* dihadapan Ibunya .

Sahabatku, 
Kadang Satu Kesalahan, Membuat kita *Begitu Mudah Melupakan Kebaikan* yang Telah kita Nikmati tiap hari.

Sekali Waktu kita Mungkin akan Sangat Berterima Kasih untuk Suatu Pertolongan Kecil yang Kita Terima.
Namun kita *sering tidak Sadar & Lupa Berterima Kasih Akan Kebaikan-kebaikan* dari Orang-orang yang Sangat Dekat Dengan Kita.
Berterimakasih lah Kepada :
*Ayah - Ibu* ... kita
*Istri / Suami* ... kita
Pegawai Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Office boy di kantor .... kita
Semua Orang orang Terdekat dengan kita

Hidup itu Indah,
*kalau kita Pandai* Berterima Kasih dan Bersyukur ... 
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika *GELAP* ,
baru tersadarkan apa arti dari *TERANG* .

Ketika *KEHILANGAN* ,
baru tersadarkan arti dari *MEMILIKI*

Ketika *BERPISAH* ,
baru tersadarkan arti dari *KEBERSAMAAN* .

Kemarin sudah *TIADA* ,
besok belumlah *TIBA* ,
kita hanya punya *1* hari, yaitu *HARI* ini. Jangan sesali yg telah berlalu, itu *perbuatan sia-sia.*

*Syukuri* apa *yang telah dimiliki,* agar kebahagiaan selalu berada disisi kita
Dalam kehidupan *NYATA* ,
kadang kita suka mempermasalahkan hal yang *KECIL* ,
yang tidak *PENTING* , sehingga akhirnya merusak *NILAI* yang *BESAR* .

Persahabatan yang *INDAH* selama puluhan tahun *BERUBAH* menjadi permusuhan yang *HEBAT* , karena *SEPATAH* kata *PEDAS* yang tidak *DISENGAJA* .
Keluarga yang *RUKUN* dan *HARMONIS* pun bisa *HANCUR* hanya karena perdebatan *KECIL* yang tidak *PENTING* .
yang *REMEH* kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih *PENTING* dan berharga *LUPA* dan *TERABAIKAN* .

Seribu *KEBAIKAN* sering tidak *BERARTI* , *TAPI SETITIK* kekurangan *DIINGAT* seumur hidup.
Mari belajar *MENERIMA* kekurangan apapun yang ada -dalam kehidupan kita-,
Bukankah tak ada yang *SEMPURNA* didunia ini ... ?

*SEHATI* bukan karena saling *MEMBERI* ,
tetapi sehati karena saling *MEMAHAMI* .

*BETAH* bukan karena *MEWAH* , tetapi betah karena saling *MENGALAH*
*INDAH* bukan karena selalu *MUDAH* ,
tetapi *INDAH* karena dihadapi bersama setiap *KESUSAHAN* ... Semoga bermanfaat... Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar