Rabu, 16 September 2015

Al-Aqsa, Sejak Berdiri Selalu Jadi Sasaran Yahudi

 
AL AQSA, atau disebut juga Bait Al Muqaddas atau Al Quds artinya rumah suci. Sedangkan pengertian Masjid Al Aqsa adalah masjid terjauh yang oleh Nabi Muhammad SAW disebut sebagai mesjid berkubah biru. Masjid ini menjadi salah satu target utama untuk dihancurkan oleh bangsa Israel.
Masjid ini berada di Kota Yerusalem Timur, yang dikenal dengan nama wilayah Al Haram Asy Syarif bagi umat islam. Sedangkan umat nasrani dan yahudi mengenalnya sebagai Har Ha Bayit (bukit bait Allah atau temple mount/kuil bukit). Masjid ini memiliki ukuran seperenam dari seluruh area Al Haram Asy Asyarif di dalam tembok Kota Lama Yerusalem.
Awalnya Al Aqsa merupakan rumah ibadah kecil yang didirikan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian diperbaiki dan dibangun kembali menjadi permanen seperti sekarang oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik pada tahun 621 Masehi atau 66 Hijriah dan selesai pada tahun 73 Hijriah atau pada tahun 628 Masehi. Kemudian diselesaikan oleh putranya Al Walid dan selesai pada tahun 702 Masehi.
Pada tahun 746 Masehi di Yerusalem pernah terjadi gempa bumi dan menghacurkan seluruh bangunan masjid. Khalifah Abbasiyah Al Mansur kemudian membangun kembali pada tahun 754, yang dikembangkan oleh penggantinya Al Mahdi pada tahun 780 Masehi. Tahun 1033 gempa kembali menghancurkan sebagian besar Al Aqsa, dua tahun kemudian Khalifah Fatimiyyah Ali Azh Zhahir membangunnya kembali.
Tahun 1099 ketika tentara Salib menaklukkan Yerusalem, masjid ini dijadikan sebagai istana dan gereja. Namun fungsinya sebagai masjid kembali seperti semula setelah Shalahuddin merebut kembali kota tersebut. Selanjutnya masjid ini direnovasi oleh para penguasa muslim seperti Ayyubiyah, Mamluk, Utsmaniyah, Majelis Tinggi Islam dan Yordania. Saat ini, Kota Lama Yerusalem berada di bawah pengawasan Israel, tetapi masjid ini berada di bawah perwalian lembaga wakaf Islam pimpinan orang Palestina.
Pada tanggal 21 Agustus 1969, seorang lelaki berkebangsaan Australia,  Dennis Michael Rohan,  membakar Masjid Al-Aqsa. Api yang disulut Rohan membakar seluruh tembok masjid dan  mimbar besar (mimbar Shalahuddin). Mimbar tersebut kemudian digantikan dengan mimbar baru yang dikerjakan di Yordania pada masa Dinasti Bani Hasyim, penguasa Kerajaan Yordania. Si Jago merah itu berkobar dengan dasayatnya, seolah-olah seluruh Masjid Al-Aqsa akan musnah saat itu. Saking besarnya tidak ada dari pihak pemadam kebakaran yang mau mendekat.
Namun, Allah SWT telah menyelamatkan Masjid Al-Aqsa dan melindunginya, sehingga tanpa adanya mereka, api bisa dipadamkan.
Setelah itu orang-orang Yahudi pura-pura mengadili Rohan. Lucunya, Rohan mengklaim bahwa ia diutus oleh Allah untuk melakukan pembakaran itu, sesuai dengan berita dari Kitab Zakaria. Kemudian yang menyedihkan, Yahudi membebaskan Rohan dengan mengatakan bahwa ia  ‘gila’. Atas alasan itu  Rohan tidak bisa dituntut atas perbutannya.
Karena insiden itu negara-negara Islam di seluruh dunia kemudian bangkit mempertahankan tempat suci itu dengan membentuk Organisasi Konferensi Islam(OIC)  dan mengecam perbuatan keji terhadap Al-Aqsa.
Tragedi tersebut merupakan catatan sejarah yang paling menyedihkan dalam sejarah umat Islam. Masjid Al-Aqsa yang begitu suci itu dihina sedemikian rupa. Begitulah nasib tanah suci umat Islam yang ketiga, setelah dihuni oleh rejim Zionis.
Tidak sampai di situ saja. Israel terus berusaha menghancurkan Al Aqsa dengan berbagai cara, seperti dengan dalih ingin mencari dinding sejarah yang tertimbun di bawah tanah, mereka melakukan penggalian di selatan kompleks Masjid Al Aqsa. Terkait hal ini anggota parlemen Palestina mengingatkan bahwa penggalian itu bagian dari proyek Zionis yang ingin mengubah identitas Arab Yerusalem, mengusir penduduk asli dan menjadi sebuah Kota Yahudi.
Israel juga membangun Taman Talmud dan Al Kitab sebagai upaya untuk mengelabui umat islam. Taman-taman tersebut diperluas hingga ke bagian timur-selatan perbatasan Masjid Al Aqsa di sepanjang Kota Silwan dan lembah Sawwanah. Di bagian utara antara Bab Al A’moud dan Bab Al Sahera.
Mereka juga membangun jalan-jalan dan trotoar yang menghubungkan ke Taman Al Kitab tersebut. Proyek tersebut dimobilisasi oleh sejumlah besar tenaga kerja ahli yang menggunakan teknologi tinggi untuk tujuan Yahudi-Israel dari berbagai sumber.
Al-Aqsa, tak pelak, merupakan salah satu tanda dari tegaknya Islam di muka bumi ini. [riska fajrul ummi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar