DALAM suasana pengepungan dan kekacauan, seseorang masuk hendak
membunuh khalifah Ustman bin Affan. Orang ini datang dan menarik jenggot
Ustman. Ustman dengan tenang berkata, “Jangan sentuh jenggotku karena
sesungguhnya ayahmu dulu menghormati jenggot ini.”
Kemudian pemberontak itu melepaskannya karena dia ingat bahwa bukan
hanya ayahnya yang menghormati, tapi juga Rasulullah SAW dan setiap
orang menghormati Ustman. Utsman pun berkata mengingatkan: “Wahai fulan,
di antara aku dan dirimu ada Kitabullah!”
Diapun pergi meninggalkan Utsman, hingga datang orang lain dari bani
Sadus. Dan ketika Ustman RA melihat nya datang, dia segera mengencangkan
tali pengikat celananya, karena dia tidak ingin auratnya terlihat di
saat-saat terakhirnya.
Namun ucapan Utsman yang sesungguhnya nasihat –bagi orang yang
memiliki hati– tidak lagi dihiraukan. Darah mengalir pada mushaf tepat
mengenai firman Allah: “Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan
Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 137)
Kemudian istrinya, Na’ilah berlari untuk melindungi Utsman. Bukan
hanya itu, jari jemari Na’ilah bintu Furafishah terpotong saat
melindungi suaminya dari tebasan pedang kaum bughat. Subhanallah, cermin
kesetiaan istri shalihah menghiasi tragedi berdarah di negeri
Rasulullah.
Kemudian mereka menghujam dalam perut Ustman RA dengan pedang! Lalu
salah satu pemberontak menerjang dada Ustman RA dan menusuknya 6 kali!
Dengan demikian wafatlah Ustman RA pada usia 83 tahun.
Terwujudlah sabda Rasulullah puluhan tahun silam. Ketika itu,
Rasulullah bersama dengan Abu Bakr, Umar, dan Utsman di atas Uhud,
tiba-tiba Uhud bergoncang. Rasul pun bersabda: “Diamlah wahai Uhud, yang
berada di atasmu adalah seorang nabi, seorang shiddiq, dan dua orang
syahid.”
Allahu Akbar! Berbukalah Utsman bin Affan bersama Rasulullah
sebagaimana mimpinya di malam itu. Ta’bir mimpi pun tersingkap sudah.
Wafatlah khalifah Ar-Rasyid, di hari Jum’at, dalam usia 83 tahun.
Pergilah manusia termulia saat itu menemui ridha Allah dan ampunan-Nya.
Menuju jannah-Nya.
Seusai pembunuhan, berteriaklah laki-laki hitam pembunuh “Utsman,
mengangkat dan membentangkan dua tangannya seraya berkata ‘Akulah yang
membunuh Na’tsal!’.”
Beberapa lama setelah Utsman dibunuh, para pemberontak tidak
memperbolehkan seorang pun untuk menguburkan jenazahnya. Pada akhirnya,
istri Rasulullah, Umayya Habiba menaiki tangga masjid Rasulullah dan
berkata, “Wahai pemberontak! Jika kalian tidak mengizinkan kami untuk
mengubur Ustman RA, maka AKU ISTRI RASULULLAH SAW, AKU KEHENDAK
RASULULLAH SAW, AKU KEKASIH RASULULLAH SAW, AKU IBU ORANG-ORANG BERIMAN,
akan turun ke jalan Madinah tanpa menutupi rambutku dan AKU SENDIRI
yang akan menguburkan Ustman!”
Dia tahu bahwa tidak ada satu pemberontak pun yang berani terhadap istri Rasulullah SAW Ka’ab ibn Malik RA meriwayatkan: “Demi Allah, jika Umayya ibn Habiba RA turun ke jalanan Madinah tanpa menutupi rambutnya, maka Allah akan MENURUNKAN HUJAN BATU DARI LANGIT!”
Dan ketika para pemberontak mendengar ancaman dari istri Rasulullah SAW, mereka membolehkan jenazah Ustman dikuburkan oleh empat orang: Hasan RA, Hussain RA, Ali RA, dan Muhammad ibn Talha RA Dan ketika mereka membawa jenazah Ustman untuk dikuburkan, para pemberontak mulai melempari batu ke jenazah Ustman RA.
Dia tahu bahwa tidak ada satu pemberontak pun yang berani terhadap istri Rasulullah SAW Ka’ab ibn Malik RA meriwayatkan: “Demi Allah, jika Umayya ibn Habiba RA turun ke jalanan Madinah tanpa menutupi rambutnya, maka Allah akan MENURUNKAN HUJAN BATU DARI LANGIT!”
Dan ketika para pemberontak mendengar ancaman dari istri Rasulullah SAW, mereka membolehkan jenazah Ustman dikuburkan oleh empat orang: Hasan RA, Hussain RA, Ali RA, dan Muhammad ibn Talha RA Dan ketika mereka membawa jenazah Ustman untuk dikuburkan, para pemberontak mulai melempari batu ke jenazah Ustman RA.
Amrita bin Arta meriwayatkan, “Ketika aku dan Aisyah RA pulang dari
berhaji, kami melihat Al-Qur’an dimana darah Ustman terjatuh ke atasnya
pada ayat ‘Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 137).’
Akibat dari kematian Ustman begitu besar, sampai-sampai Hasan (cucu
Rasulullah) meriwayatkan: “Aku melihat kakekku (Rasulullah) di dalam
mimpi, dan dia berdiri di hadapan Arsy Allah SWT Dan inilah pertama
kalinya aku melihatnya dalam mimpi dimana dia terlihat khawatir.
Kemudian Abu Bakar RA datang dari belakangnya dan dia menempatkan
tangannya di bahu Rasulullah SAW Kemudian Umar RA datang dari
belakangnya dan dia menempatkan tangannya di bahu Abu Bakar RA Tidak
lama setelahnya, Ustman RA datang dan wajahnya yang berlumuran darah.
Tangannya menggenggam kepalanya dan dia berkata ‘Wahai Rasulullah,
tanyakan kepada mereka karena dosa apakah mereka menjagalku seperti
seekor sapi?’ Ketika Ustman RA berkata seperti ini, Arsy Allah mulai
bergetar! Kemudian dua sungai darah mengalir dari Arsy Allah SWT”
Pada hari kiamat, ada banyak orang yang gugur sebagai syuhada. Untuk
para syuhada itu, tanah tempatnya meninggal dunia akan bersaksi, namun
untuk Ustman ibn Affan, Al-Qur’an yang akan menjadi saksinya, karena dia
meninggal dunia tepat di hadapan sebuah Al-Qur’an!
Asyhadu an-La ilaha illallah, wa anna Muhammadan Rasulullah! Sabda
Rasulullah bahwa Utsman akan meraih jannah dengan cobaan yang menimpanya
benar-benar terjadi. Abu Musa Al-Asy’ari mengatakan bahwa: “Rasulullah
memerintahkan Abu Musa untuk memberi kabar gembira kepada Utsman dengan
jannah, dengan ujian yang akan menimpanya.”[lampu islam]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar