Nabi Adam -alayhi salam- awalnya adalah tanah. Lalu Alloh memberi padanya air
dan jadilah ia ath-thiin (air bercampur tanah). Kemudian, tatkala air telah
lama bercampur dengan ath-thiin tersebut, berubalah ia menjadi lumpur yang
dibentuk, sebuah campuran air dan tanah yang berwarna hitam.
Lalu, Alloh pun mengeringkannya setelah membentuknya. Jadi ia seperti tembikar
yang memiliki suara, dimana pada tahapan ini, Nabi Adam -alayhi salam- masih
berupa jasad tanpa ruh. Setelah sempurna penciptaan beliau, ditiupkanlah rug
kepadanya. Berubahlah jasad yang mulanya mati menjadi hidup, memiliki tulang,
daging, syaraf pembuluh darah, serta ruh. Inilah manusia yang sesungguhnya.
Lalu Alloh mempersiapkannya untuk bisa menyerap seluruh pengetahuan dan kebaikan.
Setelah itu, Alloh subhanahu wa ta'ala sempurnakan nikmat kepadana. Dia ajari
nama-nama benda seluruhnya. Ilmu yang sempurna menjadikan kelengkapan akhlak
yang sempurna.
(Qoshashul Ambiya', Syaikh Abdurrohman bin Nashr as-Sa'dy)
Maka pasca kesempurnaan ini, Alloh kemudian memperlihatkan kesempurnaan makhluk
ini (baca: Nabi Adam -alayhi salam-) kepada malaikat. Maka para malaikat
menyaksikan kesempurnaan makhluk ini dan menghargai Nabi Adam.
Lalu, Alloh ingin menampakkan pemuliaan dan penghormatan para malaikat kepada
Nabi Adam -alayhi salam- secara lahir batin. Maka diperintahkanlah malaikat
untuk bersujud kepada Adam -alayhi salam- sebagai lambang penghormatan. Maka
mereka semua bersujud.
Dan di saart itu, Iblis pun bersama mereka. Perintah untuk bersujud tertuju
kepadanya pula. Namun, ia bukan dari kalangan malaikat, dia jenis jin yang
tercipta dari api yang panas. Dia menyembunyikan kekufuran, hasad kepada
manusia.
Kesombongan dan kekufuran menyebabkannya menolak untuk bersujud kepada Nabi
Adam dan ia bahkan menyanggah Alloh dan mencela kebijaksanaannya. Ia mengatakan
bahwa ia lebih baik ketimbang Nabi -alayhi salam. Ia dari api dan Nabi Adam
-alayhi salam- dari tanah.
Kekufuran dan kesombongannya inilah yang menyebabkan ia terusir dari surga dan
terlaknat. Pasca kejadian inilah, Iblis dan bala tentaranya menampakkan
permusuhan kepada Nabi Adam -alayhi salam- dan keturunannya.
Lalu Alloh menyempurnakan nikmat-Nya kepada Nabi Adam. Alloh ciptakan dari
beliau (Adam) seorang istri: Hawa.
Ditakdirkan Adam tertidur. Ketika dia terlelap, diambillah salah satu rusuk
kiri Nabi Adam -alayhi salam- dari arah belakang, yaitu rusuk yang paling atas
dan paling bengkok. Dari tulang rusuk itu, diciptakanlah pasangannya: Hawa'.
Ketika Nabi Adam -alayhi salam- terbangun, dia terkejut melihat ada satu
makhluk di dekatnya.
Adam bertanya, "Apakah kamu ini?"
"Wanita," jawab makhluk tersebut.
"Untuk apa kamu diciptakan?" lanjut Nabi Adam -alayhi salam-.
"Agar engkau merasa tenang kepadaku," jawab Hawa'.
(al-Bidayah wan Nihayah 1/81)
Lalu, Alloh pun mengeringkannya setelah membentuknya. Jadi ia seperti tembikar yang memiliki suara, dimana pada tahapan ini, Nabi Adam -alayhi salam- masih berupa jasad tanpa ruh. Setelah sempurna penciptaan beliau, ditiupkanlah rug kepadanya. Berubahlah jasad yang mulanya mati menjadi hidup, memiliki tulang, daging, syaraf pembuluh darah, serta ruh. Inilah manusia yang sesungguhnya. Lalu Alloh mempersiapkannya untuk bisa menyerap seluruh pengetahuan dan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar