Minggu, 17 November 2013

Kisah Cinta Adam dan Hawa yang Terlupakan


Nabi Adam -alayhi salam- awalnya adalah tanah. Lalu Alloh memberi padanya air dan jadilah ia ath-thiin (air bercampur tanah). Kemudian, tatkala air telah lama bercampur dengan ath-thiin tersebut, berubalah ia menjadi lumpur yang dibentuk, sebuah campuran air dan tanah yang berwarna hitam.

Lalu, Alloh pun mengeringkannya setelah membentuknya. Jadi ia seperti tembikar yang memiliki suara, dimana pada tahapan ini, Nabi Adam -alayhi salam- masih berupa jasad tanpa ruh. Setelah sempurna penciptaan beliau, ditiupkanlah rug kepadanya. Berubahlah jasad yang mulanya mati menjadi hidup, memiliki tulang, daging, syaraf pembuluh darah, serta ruh. Inilah manusia yang sesungguhnya. Lalu Alloh mempersiapkannya untuk bisa menyerap seluruh pengetahuan dan kebaikan.
Setelah itu, Alloh subhanahu wa ta'ala sempurnakan nikmat kepadana. Dia ajari nama-nama benda seluruhnya. Ilmu yang sempurna menjadikan kelengkapan akhlak yang sempurna.

(Qoshashul Ambiya', Syaikh Abdurrohman bin Nashr as-Sa'dy)

Maka pasca kesempurnaan ini, Alloh kemudian memperlihatkan kesempurnaan makhluk ini (baca: Nabi Adam -alayhi salam-) kepada malaikat. Maka para malaikat menyaksikan kesempurnaan makhluk ini dan menghargai Nabi Adam.

Lalu, Alloh ingin menampakkan pemuliaan dan penghormatan para malaikat kepada Nabi Adam -alayhi salam- secara lahir batin. Maka diperintahkanlah malaikat untuk bersujud kepada Adam -alayhi salam- sebagai lambang penghormatan. Maka mereka semua bersujud.

Dan di saart itu, Iblis pun bersama mereka. Perintah untuk bersujud tertuju kepadanya pula. Namun, ia bukan dari kalangan malaikat, dia jenis jin yang tercipta dari api yang panas. Dia menyembunyikan kekufuran, hasad kepada manusia.

Kesombongan dan kekufuran menyebabkannya menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam dan ia bahkan menyanggah Alloh dan mencela kebijaksanaannya. Ia mengatakan bahwa ia lebih baik ketimbang Nabi -alayhi salam. Ia dari api dan Nabi Adam -alayhi salam- dari tanah.

Kekufuran dan kesombongannya inilah yang menyebabkan ia terusir dari surga dan terlaknat. Pasca kejadian inilah, Iblis dan bala tentaranya menampakkan permusuhan kepada Nabi Adam -alayhi salam- dan keturunannya.

Lalu Alloh menyempurnakan nikmat-Nya kepada Nabi Adam. Alloh ciptakan dari beliau (Adam) seorang istri: Hawa.

Ditakdirkan Adam tertidur. Ketika dia terlelap, diambillah salah satu rusuk kiri Nabi Adam -alayhi salam- dari arah belakang, yaitu rusuk yang paling atas dan paling bengkok. Dari tulang rusuk itu, diciptakanlah pasangannya: Hawa'.

Ketika Nabi Adam -alayhi salam- terbangun, dia terkejut melihat ada satu makhluk di dekatnya.

Adam bertanya, "Apakah kamu ini?"

"Wanita," jawab makhluk tersebut.

"Untuk apa kamu diciptakan?" lanjut Nabi Adam -alayhi salam-.

"Agar engkau merasa tenang kepadaku," jawab Hawa'.

(al-Bidayah wan Nihayah 1/81)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar