Mutiara Hadits Pilihan
Persahabatan yang dilakukan karena Allah dan di jalan Allah Ta'ala akan
mendatangkan banyak keutamaan bagi seorang muslim. Diantara keutamaan
tersebut:
1. Persahabatan yang dibangun lillah (karena Allah) dan fillah (di jalan Allah) adalah ikatan iman yang terkuat.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Cinta karena Allah dan benci karena Allah adalah ikatan iman yang paling kuat.” [HR. Ath-Thabarani dan dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Ash-Shahihah no. 998]
2. Orang yang saling mencintai karena Allah akan mendapatkan naungan.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam menyatakan:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ؛ إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالـمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهُ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالَهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينَهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah : pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu dan berpisah di atasnya, seseorang yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun pemuda tersebut berkata: ‘Aku takut kepada Allah’, seorang yang bershadaqah dan ia menyembunyikan shadaqahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga meneteskan air mata.” [HR. Al-Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031]
3. Allah mencintai orang-orang yang saling mencintai di jalan-Nya
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
إِنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ، فَأَرْصَدَ اللهُ تَعَالَى عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ الْمَلَكُ قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أَزُورُ أَخًا لِي فِي هَذِه الْقَرْيَةِ. قَالَ: هَلْ عَلَيْكَ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، إِلاَّ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ. قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهُ إِلَيْكَ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ لَهُ
Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di negeri yang lain. Maka Allah mengutus malaikat di belakangnya. Ketika malaikat ini sampai ke orang tersebut, malaikat bertanya, “Engkau akan berangkat kemana?” Orang tersebut menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di jalan Allah.” Malaikat berkata, “Apakah dia memiliki kenikmatan/harta yang engkau kerjakan untuknya?” Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja aku mencintainya karena Allah .” Malaikat berkata, “Aku adalah utusan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu di jalan-Nya.” [HR. Muslim no. 2567]
4. Cinta karena Allah sebab merasakan manisnya iman
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ
“Barangsiapa yang ingin merasakan nikmatnya iman hendaknya tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah.” [HR. Ahmad. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6164]
5. Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya
Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu 'anhu: Datang seseorang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam dan berkata, “Wahai Rasulullah, seseorang mencintai satu kaum namun tidak bisa menyamai amalan mereka?” Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
الْمَرْءُ عَلَى مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
6. Cinta di jalan Allah termasuk keimanan dan menyebarkan salam adalah sebab untuk mendapatkannya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
لَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ افْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman dan tidak sempurna iman kalian hingga saling mencintai. Maukah aku kabarkan satu amalan jika kalian amalkan kalian akan saling mencintai? (Yakni) Sebarkan salam di antara kalian.” [HR. Muslim no. 54]
1. Persahabatan yang dibangun lillah (karena Allah) dan fillah (di jalan Allah) adalah ikatan iman yang terkuat.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Cinta karena Allah dan benci karena Allah adalah ikatan iman yang paling kuat.” [HR. Ath-Thabarani dan dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Ash-Shahihah no. 998]
2. Orang yang saling mencintai karena Allah akan mendapatkan naungan.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam menyatakan:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ؛ إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالـمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهُ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالَهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينَهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah : pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu dan berpisah di atasnya, seseorang yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun pemuda tersebut berkata: ‘Aku takut kepada Allah’, seorang yang bershadaqah dan ia menyembunyikan shadaqahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga meneteskan air mata.” [HR. Al-Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031]
3. Allah mencintai orang-orang yang saling mencintai di jalan-Nya
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
إِنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ، فَأَرْصَدَ اللهُ تَعَالَى عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ الْمَلَكُ قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أَزُورُ أَخًا لِي فِي هَذِه الْقَرْيَةِ. قَالَ: هَلْ عَلَيْكَ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، إِلاَّ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ. قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهُ إِلَيْكَ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ لَهُ
Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di negeri yang lain. Maka Allah mengutus malaikat di belakangnya. Ketika malaikat ini sampai ke orang tersebut, malaikat bertanya, “Engkau akan berangkat kemana?” Orang tersebut menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di jalan Allah.” Malaikat berkata, “Apakah dia memiliki kenikmatan/harta yang engkau kerjakan untuknya?” Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja aku mencintainya karena Allah .” Malaikat berkata, “Aku adalah utusan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu di jalan-Nya.” [HR. Muslim no. 2567]
4. Cinta karena Allah sebab merasakan manisnya iman
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ
“Barangsiapa yang ingin merasakan nikmatnya iman hendaknya tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah.” [HR. Ahmad. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6164]
5. Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya
Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu 'anhu: Datang seseorang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam dan berkata, “Wahai Rasulullah, seseorang mencintai satu kaum namun tidak bisa menyamai amalan mereka?” Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam berkata:
الْمَرْءُ عَلَى مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
6. Cinta di jalan Allah termasuk keimanan dan menyebarkan salam adalah sebab untuk mendapatkannya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
لَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ افْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman dan tidak sempurna iman kalian hingga saling mencintai. Maukah aku kabarkan satu amalan jika kalian amalkan kalian akan saling mencintai? (Yakni) Sebarkan salam di antara kalian.” [HR. Muslim no. 54]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar