Minggu, 28 November 2010

Islam dan Science 3 (Benang Yang Paling Cocok Bagi Peruntukannya )

Benang Yang Paling Cocok Bagi Peruntukannya

Benang Yang Paling Cocok Bagi Peruntukannya
Tidak dikenal luas bahwa laba-laba menggunakan lebih dari satu jenis benang saat membuat jaringnya. Sebenarnya, laba-laba membuat beragam benang dalam tubuhnya untuk tujuan yang berbeda-beda. Jelas karakteristik ini sangat penting jika kita melihat kehidupan laba-laba. Penting karena benang-benang untuk berjalan, untuk menangkap mangsa, dan untuk membungkus mangsa harus berbeda satu dengan lainnya. Sebagai contoh, jika benang yang digunakan untuk berjalan sama lengketnya dengan benang untuk menangkap mangsa, maka laba-laba akan terjerat padanya dan berakibat kematian.
Pembuatan Sutera

Sutera yang dibuat laba-laba jauh lebih kuat dibanding serat alami atau serat sintetik manapun yang kita kenal. Menyadari hal ini, para ilmuwan mulai bereksperimen untuk memahami bagaimana laba-laba membuatnya. Mereka yang pertama kali melakukannya berpikir bahwa hal tersebut semudah mengambil sutera dari ulat sutera. Namun ternyata pikiran mereka keliru.

Setelah melakukan riset, ahli zoologi evolusioner dari Aarhus University Denmark, Fritz Vollrath menyatakan bahwa tidak mungkin untuk memperolehnya secara langsung dari laba-laba. Menghadapi kenyataan ini, para ilmuwan mendapat gagasan alternatif berupa "produksi sutera laba-laba buatan". Namun sebelum itu, para peneliti harus mengetahui cara laba-laba membuat suteranya. Dan ini membutuhkan waktu beberapa tahun. Dalam karyanya beberapa waktu kemudian, Vollrath menemukan beberapa bagian dari cara pembuatan tersebut. Cara yang digunakan laba-laba sungguh serupa dengan proses yang digunakan untuk membuat serat-serat industri seperti nilon: laba-laba mengeraskan suteranya dengan mengasamkannya. Vollrath memusatkan penelitiannya pada laba-laba taman yang dikenal sebagai Araneus diadematus, dan memeriksa saluran yang dilalui sutera sebelum keluar dari tubuhnya. Sebelum memasuki saluran ini, sutera terdiri dari protein-protein sutera. Di dalam saluran ini, sel-sel khusus mengeluarkan air dari protein-protein sutera tersebut. Atom-atom hidrogen yang diambil dari air tersebut dipompakan ke bagian lain dari saluran dan menghasilkan bak asam. Ketika protein-protein sutera bersentuhan dengan asam tersebut, protein-protein ini melipat dan saling membentuk jembatan-jembatan yang mengeraskan suteranya.( Discover, How Spiders Make Their Silk, October 1998, p. 34 ) Tentu saja pembentukan sutera ini tidak sesederhana itu. Agar sutera terbentuk, diperlukan bahan-bahan lain dengan segudang sifat yang beragam.

Cukup dengan mengamati kelenjar sutera kita akan menyadari bahwa laba-laba tidak dapat muncul secara kebetulan. Gambar ini menunjukkan kelenjar-kelenjar pada bagian kanan tubuh laba-laba Madagaskar (Nephila mada-gascarensis). Terdapat juga kelenjar pada bagian kiri tubuh. Kelenjar sutera 1 dan 2 menghasilkan sutera kering untuk berpegangan bagi laba-laba saat berjalan di jaringnya, atau ketika memanjat naik dan turun. Sutera lengket dihasilkan di kelenjar lain (3). Sutera dasar ini dilapisi dengan kelenjar adhesif (lengket) (4 dan 5). Kelenjar ke-6 memproduksi zat rekat yang dibutuhkan untuk menempelkan sutera di permukaan lain. Kelenjar ke-7 memproduksi bahan dasar untuk sebuah sutera tipis yang khusus untuk membungkus mangsa setelah tertangkap. Kelenjar ke-8 menghasilkan sutera untuk kepompong. Nomor 9, 10, dan 11 menunjukkan cerat-cerat pemintal (nosel sutera). Laba-laba membuat suteranya dengan menggunakan sistem yang tak ada bandingannya ini. Jelaslah sistem ini, dengan berbagai struktur dan fungsinya yang berbeda-beda, tidak dapat muncul melalui peristiwa kebetulan. Laba-laba diciptakan lengkap dengan sistem ini oleh Allah yang Mahakuasa.

Bahan mentah sutera laba-laba adalah "keratin", suatu protein yang tampil sebagai untaian helikal terjalin dari rantai-rantai asam amino. Bahan ini juga ditemukan pada rambut, tanduk dan bulu binatang. Laba-laba memperoleh semua bahan mentah suteranya dari sintesis asam-asam amino dari hasil pencernaan mangsanya. Laba-laba juga makan dan mencerna jaringnya sendiri sebagai bahan untuk membuat jaring berikutnya.
http://www.keajaibanlabalaba.com/5.htm

KEAJAIBAN SUTERA

“Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.”
(QS. Thaahaa, 20: 98) !


Kasih-sayang Laba-laba Pelompat

Pada saat-saat tertentu, laba-laba pelompat membawa anaknya yang baru lahir di punggungnya. Dengan cara ini ia dapat memenuhi kebutuhannya sekaligus melindungi anak-anaknya dengan lebih baik. (Karl Von Frisch, Ten Little Housemates, Pergamon Press, London, 1960, p. 110 ) Sebagai mesin pembunuh berdarah dingin, laba-laba ini pada saat yang sama sangat mengasihi keturunannya. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan bagi kaum evolusionis, yang berpendapat bahwa ada persaingan hidup di antara mahluk-mahluk hidup, dan hanya yang dapat menyesuaikan diri yang dapat bertahan hidup. Namun jika kita amati mahluk-mahluk hidup di alam, kita akan menemui contoh-contoh yang bertentangan dengan pendapat mereka. Ada banyak contoh kasih-sayang yang nyata di antara mahluk-mahluk dalam spesies yang sama maupun di antara spesies yang berbeda. Fakta pengorbanan diri untuk mahluk hidup lainnya, atau mengambil risiko maut demi anak-anaknya, membuat kaum evolusionis menemui jalan buntu saat mereka melihat fakta alam. Sebuah majalah ilmiah menguraikan keadaan ini sebagai berikut:
Pertanyaannya adalah mengapa mahluk-mahluk hidup saling membantu? Menurut teori Darwin, setiap mahluk hidup selalu berperang untuk mempertahankan hidupnya dan untuk berkembang biak. Karena menolong mahluk-mahluk lain akan mengurangi peluang hidupnya sendiri, pola perilaku ini semestinya telah lama hapus. Sebaliknya, banyak fakta bahwa mahluk-mahluk hidup kadang mampu mengorbankan diri. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technology), no. 190, p. 4

Teknik Penyamaran Yang Lengkap

Jika Anda ditanya apa yang dapat Anda lihat dalam gambar kanan-atas ini, umumnya Anda akan menjawab "beberapa semut di atas dan di bawah daun". Namun sesuatu yang diam menunggu di bawah daun tersebut bukanlah seekor semut, melainkan laba-laba pelompat yang dikenal sebagai Myrmarachne. Satu-satunya cara untuk membedakan laba-laba tersebut dari semut adalah dari jumlah kakinya. Karena laba-laba memiliki delapan kaki sedangkan semut hanya enam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar