Rabu, 01 Oktober 2014

Mengenal Arafah, Padang yang Kini Ditumbuhi Pohon Soekarno

Ribuan tenda permanen di Mina, dekat Padang Arafah, Arab Saudi.
Ribuan tenda permanen di Mina, dekat Padang Arafah, Arab Saudi. (VIVAnews/Hadi Suprapto) (VIVAnews/Hadi Suprapto)
Jutaaan jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah yang jatuh pada Jumat 3 Oktober. Jemaah dari seluruh dunia akan berbondong-bondong ke padang pasir tak berpenduduk, sejak tergelincirnya matahari hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah.

Dikutip dari berbagai sumber, Rabu 1 Oktober 2014, wukuf adalah mengasingkan diri seakan panggung replika Padang Mahsyar. Umat Islam percaya, kelak manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam formasi antre menunggu giliran untuk timbang amalnya oleh Allah SWT. Wukuf juga merupakan puncak ibadah haji yang harus dilaksanakan di Padang Arafah.

Arafah adalah padang pasir yang terletak sekitar 25 kilometer di timur Kota Makkah. Padang dengan luas 3,5 x 3,5 kilometer ini dikelilingi bukit bebatuan setengah lingkaran.

Di wilayah ini terdapat beberapa tempat penting, salah satunya Jabal Rahmah. Bukit bebatuan, tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah terusir dari surga.  Di puncak bukit ini ada tugu putih, tempat napak tilas nenek moyang manusia.

Selain itu, juga ada Masjid Namirah yang buka hanya saat musim Haji. Masjid dua lantai ini memiliki luas 124 ribu meter per segi dan mampu menampung 300 ribu jemaah. Di masjid ini mufti Arab Saudi memberikan khutbah Arafah di hadapan jemaah.

Namun, setelah perluasan, masjid ini tidak hanya berada di Arafah, tetapi juga melebar ke Tanah Haram, sehingga diberi tanda informasi dan pengumuman tentang perbatasan agar jemaah tetap berada di lingkungan Arafah.

Pemerintah Arab Saudi juga sudah membangun infrastruktur bagus di wilayah ini, seperti jalan lebar beraspal dan ditanam pohon soekarno, sehingga menjadi rindang.

Ya, orang Arab menyebut itu dengan nama pohon Soekarno. Bukan tanpa alasan, pohon yang bisa tumbuh di lahan tandus ini dibawa oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Arab Saudi di zaman Raja Fahd.

Di Indonesia, pohon Soekarno itu dikenal dengan nama Mimba. Pohon ini berkeluarga dekat dengan pohon mindi. Sekarang, pohon Soekarno sudah berkembang luas. Bukan hanya di Arafah, tetapi sudah sampai ke Kota Makkah, Madinah, Jeddah, dan kota lain.

Selain menanam pohon, Pemerintah Arab juga mendirikan ribuan tenda dan ribuan tiang setinggi tiang lampu yang bisa menyemburkan uap air dingin, sehingga jemaah tidak kepanasan. Air pendingin ini dihidupkan hanya sekali dalam setahun, saat musim haji tiba. Selain itu tenda dibiarkan begitu saja.

Untuk memboyong jutaan jemaah dalam sekali waktu dari Masjidil Haram ke Arafah maupun sebaliknya, Pemerintah Arab telah menyediakan kereta cepat dan ribuan bus. Kereta-kereta ini juga hanya beroperasi saat musim haji. (asp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar