Jumat, 16 Agustus 2013

Mengupas Mukjizat Keseimbangan dalam Alquran


Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- cendekiawan Muslim, Guru Besar Ilmu Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof KHM Ridlwan Nasir mengatakan, Alquran sebagai mukjizat yang diturunkan secara bertahap selama 22 tahun dua bulan 22 hari itu. memiliki kata-kata yang seimbang dan kata-kata dengan keseimbangan khusus.

"Kata-kata yang seimbang dalam Alquran itu antara lain jumlah kata dengan antonim (lawan kata), seperti khoir (baik) yang berjumlah 167 kali, ternyata antonim-nya yakni syahru (jelek) juga berjumlah 167 kali," ujarnya menjelaskan.

Contoh lain, kata 'hayat' (hidup) dan 'maut' (mati) yang disebut dalam jumlah yang sama yakni 145 kali, kata 'akhiro' (akhirat) dan 'dun-ya' (dunia) yang juga sama-sama disebut 125 kali, atau kata 'syaithon' dan 'malaikat' yang sama-sama disebut 88 kali, dan sebagainya.

Adapula kata-kata yang memiliki keseimbangan khusus yakni kata 'yaumi' (mufrat) yang berarti hari, ternyata disebut dalam jumlah 365 kali yang berarti setara dengan jumlah hari dalam setahun sebanyak 365 hari.

"Kata 'yaumaani' (jamak) yang disebut 30 kali, padahal jumlah hari dalam satu bulan rata-rata terdapat 30 hari. Selain itu, kata 'syahru assyahru' disebut 12 kali, padahal bulan dalam satu tahun ada 12 bulan. Kata langit juga disebut tujuh kali, padahal langit ada tujuh tingkatan. Jadi, ada keseimbangan khusus," ujarnya menjelaskan dalam khutbahnya tentang tentang 'Puasa untuk Membentuk Manusia Tangguh dalam Meraih Kehidupan Bahagia' saat Shalat Idul Fitri di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Kamis (8/8) lalu.

Tentu, ungkap A'wan Syuriah PWNU Jatim itu, jaminan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bukti-bukti ilmiah itu sudah cukup membenarkan Alquran adalah mukjizat dan bukan buatan manusia sebagaimana tuduhan kaum orientalis. "Bukti lain adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah Ummi (tidak bisa baca tulis), sehingga Alquran itu jelas bukan buatan beliau," tutur mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya itu itu melanjutkan, "Alangkah indahnya bila kita menarik pelajaran penting dari keseimbangan kata-kata dalam Alquran itu dengan menjalani kehidupan yang seimbang, yakni antara pikir dan zikir atau antara akhirat dan dunia, dan seterusnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar