Ilustrasi
Oleh: Ustaz Yusuf Mansur
Aslinya, semua manusia berada dalam jaminan Allah. Allah menjamin benar rezeki semua hamba-Nya.
Bahkan
kayak lumut, yang tidak bisa bergerak, Allah juga yang menanggung.
Hewan seperti cecak ya tak bisa terbang, makanannya ya nyamuk yang
terbang.
Namun, jaminan Allah itu akan dikurangi sedikit demi
sedikit, hingga bahkan ada yang dicabut. Kalaulah tidak karena
pertimbangan orang tuanya, istrinya, suaminya, anaknya, atau orang yang
ikut dengannya, niscaya dia sama sekali nggak dapat rezeki dari Allah.
Misalnya,
saudara yang hidupnya lurus, dijaga yang wajibnya, maka terasa sekali
hidup ini terasa lancar-lancar saja. Ada ujian, itu memang pasti.
Namanya juga hidup. Tapi ujian itu, banyak pertolongannya dari Allah.
Saudara yang sudah lurus hidupnya, yang sudah nggak doyan
duit haram, lalu mau memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, akan terasa
sekali rezeki itu akan bertambah. Baik jumlahnya maupun keberkahannya.
Menjelang azan
Zhuhur, dia ke masjid lagi untuk shalat berjamaah, ditambah dengan
shalat sunnah qabliyah-bakdiyah, lalu berdoa. Sopir yang seperti ini,
niscaya rezekinya akan melebihi apa yang dia duga. Insya Allah,
keluarganya jarang sakit, anak istrinya sehat, tidurnya nyenyak, dan
hidupnya mudah serta berkah.
Buat saudara-saudara semua, keluarga besar Republika
yang saya cintai karena Allah, apabila yang wajibnya (shalat, puasa,
dan zakat) sudah rapi, maka lakukanlah amalan yang sunnah. Insya Allah,
jaminan dari Allah akan bertambah terus. Dan sebisa mungkin, jauhilah
perbuatan dosa dan maksiat. Sebab, perbuatan dosa akan mengurangi
jaminan dari Allah, dan suatu saat pasti akan dicabut.
Orang membeli handphone, gadget,
peralatan elektronik, semuanya harus mengikuti peraturan yang
ditetapkan toko atau pabrik jika mau ada jaminan atas barang yang
dibeli. Jika tidak, maka jaminan pasti tidak akan berlaku. Contohnya,
saudara merusak segelnya, maka toko biasanya akan menolak. Mengikuti
peraturan, berarti berlaku juga aturan.
Banyak orang yang tidak
mau mengikuti aturan Allah, namun hidupnya tetap menyenangkan bahkan
rezekinya banyak. Dengan orang yang seperti ini, kita tak usah silau,
iri, apalagi dengki.
Sebab, rezeki itu sudah diatur oleh Allah. Istilahnya, itulah yang disebut dengan istidraj.
Bahasa gampangnya, orang yang seperti itu azabnya atau kerugiannya
ditundak oleh Allah. Kita harus waspada dan takut akan hal seperti itu.
Sebab, balasan Allah akan lebih berat di akhirat kelak.
Hidup ini
mudah dan enteng. Jalanilah kewajiban sebagai seorang hamba. Jalankan
perintah Allah, laksanakan ibadah wajib, perbanyak amalan sunnah, jauhi
semua larangan-Nya, niscaya Allah akan memberikan jaminan yang lebih
baik bagi saudara. Percayalah.
Sumber : http://www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar