Senin, 13 September 2021

*5 Tanda Rezeki Berkah


 

Assalammualaykum warahmatullahi wabarakatuhu
*5 Tanda Rezeki Berkah*
Besok in syaa Allah kita memasuki tahun baru 1443 Hijjriah.
Diawali bulan Muharram, in syaa Allah kita selalu diberi Allah Ta'ala kesehatan. Dan sudah berkah-kah rezeki kita selama ini ?
Jika masih ragu, coba cek apakah kelima tanda ini ada dalam kehidupan kita. Jika ada, in syaa Allah rezeki yang kita dapatkan sudah berkah.
Rezeki yang berkah biasanya dapat diketahui dari kecukupannya. Bukan dari banyak atau sedikitnya rezeki tersebut.
Ada yang banyak namun pemiliknya selalu merasa kekurangan.
Adapula yang sedikit namun pemiliknya senantiasa merasa tercukupi.
Dalam salah satu kitab fiqih,
berkah adalah bertambah kebaikannya dengan langgeng.
Dalam kitab tafsir Attahrir Wattanwir disebutkan bahwa berkah adalah bertambah dalam kebaikan.
Pada penjelasan lainnya menyebutkan pula, rezeki yang barokah adalah kondisi rezeki yang bisa menolong seseorang kepada ketaatan dan amal kebaikan.
Serta menjauhkannya dari kemaksiatan dan amal keburukan.
Lantas bagaimana detailnya rezeki yang berkah itu ?
*5 Tanda Rezeki yang Berkah*
1. Harta yang berkah dan mampu mengantarkan pemiliknya menjadi semakin bertaqwa kepada Allah.
Ketika mendapatkan rezeki, tidak melalaikannya dari menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan tidak melalaikannya dari taat terhadap larangannya.
Jika rezeki banyak dan berlimpah, tapi digunakan untuk hal-hal maksiat seperti menyewa wanita untuk kepuasan, membeli minuman keras dan narkoba. Maka jelas rezeki jadi tidak berkah.
2. Harta yang berkah sehingga bisa memberikan rasa tenteram kepada pemiliknya.
“Tidak sama yang buruk (rezeki yang haram) dengan yang baik (rezeki yang halal) meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal agar kamu mendapat keberuntungan.”
(QS.Al Maidah: 100)
Orang yang hidupnya dipenuhi dengan banyak harta dan hidup kaya raya. Tidak selalu merasa bahagia, bahkan banyak yang kaya malah diliputi kesedihan dan kekhawatiran jika hartanya hilang dan kekhawatiran lainnya.
Nah jadi ketentraman tidak berpatok pada kaya atau jumlah rezekinya. Tapi kecukupannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan perasaan nyaman atas rezeki yang didapatkannya.
3. Harta yang berkah bisa mendatangkan amal kebaikan bagi pemiliknya.
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh,”
(QS, 23:51).
Jangan sampai dengan adanya harta justru mendekatkan kita pada perbuatan maksiat dan melupakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
4. Harta yang berkah akan membuat pemiliknya semakin bersyukur kepada Allah bukan malah kufur.
Banyak kita lihat di sekitar kita, sudah punya segala macam dalam hidup tapi masih saja mengeluh sana sini. Merasa kurang akan segala hal.
Padahal, jika kita coba tanya, contohnya kehidupan pemulung. Banyak orang yang menganggap mereka kekurangan. Nyatanya tak sedikit para pemulung itu yang menyisihkan rezekinya untuk sedekah.
Dan mengharap ridho dan berkah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Senantiasa mensyukuri rezeki yang didapatkannya.
5. Harta yang berkah dapat menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Salah satu tanda yang lain adalah terwujudnya keharmonisan keluarga. Jika keluarga mu telah mampu memenuhi kebutuhan hidup, namun terus menerus bertengkar dan terjadi perselisihan.
Coba cek lagi, adakah sumber-sumber harta yang haram menjadi penghidupan keluarga. Sebab uang haram dapat membuat rezeki tidak berkah dan merusak keharmonisan rumah tangga.
*Contoh Rezeki Berkah*
Jadi bisa kita tarik sebuah contoh rezeki yang barokah, sebagai berikut :
Dapat gaji 2 juta, tapi bisa sedekah, shalat tidak ada yang bolong. Sedangkan dapat gaji 5 juta, tak bisa sedekah, sering berbuat maksiat dan tak pernah shalat. Tentu gaji 2 juta jauh lebih berkah sedangkan yang 5 juta tidak berkah.
Seorang yang terbiasa mengonsumsi harta haram jiwanya akan dipenuhi rasa khawatir dan tidak tenang tanpa diketahui sebabnya.
Kegelisahan demi kegelisahan akan terus menyeretnya ke lembah yang semakin jauh dari Allah.
Jika diteruskan, ia tidak merasa lagi berdosa jika melakukan kemaksiatan dan melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Berkata bohong sudah menjadi kebiasaannya. Ia merasa tidak enak kalau tidak berbuat keji dan maksiat. Karenanya tidak mungkin harta haram meski sedikit mengandung keberkahan.
Allah sangat membenci harta yang haram dan pelakunya. Seorang yang terbiasa menikmati harta haram doanya tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Rasulullah Shalallahu 'Alayhi Wasallam pernah menceritakan bahwa ada seorang musafir, rambutnya kusut, pakaiannya kumal, menadahkan tangannya ke langit, memohon: “Yaa rabbi yaa rabbi, sementara pakaian dan makanannya haram, mana mungkin doanya diterima,”
(HR. Muslim).
Oleh sebab itu, sebagai umat Islam jangan sampai kita mengusahakan rezeki dengan cara-cara yang haram dan dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ketika mendapatkan rezeki sebaiknya langsung sisihkan untuk zakat dan sedekah. Selepas itu diatur sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai rezeki yang didapatkan digunakan untuk hal-hal maksiat yang dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar