REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencermati bangunan masjid yang berlokasi di Desa Telok Manok, kampung kecil sekitar 25 kilometer dari ibu kota Provinsi Narathiwat, Thailand, sekilas tampak seperti bangunan rumah gadang yang ada di wilayah Padang dan sekitarnya.
Hampir 85 persen material bahan masjid yang dikenal pula dengan sebutan Masjid Wadi Hussein ini berasal dari potongan dan lempengan kayu yang alami, kaya dengan serat-serat khas pepohonan. Hanya beberapa bagian bangunan yang bahannya menggunakan material umum.
Masjid yang konon dibangun oleh al-Hussein as-Sanawi, penyebar Islam di kawasan tersebut, selesai dibangun pada 1768, menjadi masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Identik dengan al-Hussein lantaran nama tersebut berkontribusi besar bagi tegaknya Islam di bumi Thailand.
Ia bahkan pernah mengembara di berbagai pulau di nusantara, termasuk beberapa tempat di Pulau Jawa, Pulau Lombok, hingga ke Negeri Campa (kini Vietnam) sebelum kemudian menetap di wilayah yang kini disebut Telok Manok di wilayah Patani Raya, Thailand.
Fondasi yang menjadi penyangga masjid ini berasal dari bahan-bahan material umum, bukan kayu, baik pada fondasi dasar maupun fondasi penyangga atap. Fondasi dasar ini dibuat berbentuk balok memanjang, fungsinya untuk menahan seluruh material bangunan masjid yang sudah berusia kurang lebih 300 tahun.
Tinggi fondasi dari permukaan tanah terhadap bangunan mencapai satu meter dengan lebar kurang lebih 25 cm. Fondasi yang terbangun kuat di setiap penjuru bangunan itu adalah salah satu kunci mengapa masjid unik ini bertahan kokoh sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar