Merdeka.com - Warga Jakarta rasanya sudah terbiasa dengan pemandangan macet di jalanan. Apalagi ketika hujan datang dan genangan terjadi di mana-mana.
Warga di Provinsi Henan, China, tepatnya di desa Guo Liang Cun, juga bisa melihat pemandangan macet saat mobil-mobil merayap dalam kecepatan rendah. Bedanya, macet di sana terjadi di tebing curam di sebuah ngarai pegunungan di ketinggian 1.700 meter di atas tanah.
Warga di Provinsi Henan, China, tepatnya di desa Guo Liang Cun, juga bisa melihat pemandangan macet saat mobil-mobil merayap dalam kecepatan rendah. Bedanya, macet di sana terjadi di tebing curam di sebuah ngarai pegunungan di ketinggian 1.700 meter di atas tanah.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (7/5), Kemacetan indah
sekaligus mengerikan itu terjadi saat hari libur May Day 1 Mei lalu.
Ratusan orang, baik dengan mobil dan bus serta berjalan kaki, memadati
jalanan sempit di sisi tebing bebatuan untuk mencapai Desa Guo Liang Cun
di puncak.
Para turis berbondong-bondong memadati rute menuju desa terpencil di Negeri Tirai Bambu itu yang terkenal karena pemandangan tebingnya.
Para turis berbondong-bondong memadati rute menuju desa terpencil di Negeri Tirai Bambu itu yang terkenal karena pemandangan tebingnya.
Kemacetan itu terjadi sepanjang 1,25 kilometer, dengan lebar jalan lima meter dan tinggi empat meter.
Sejak dibuka untuk umum pada 1972, warga lokal menyebut jalanan itu 13 Pahlawan karena rute itu dibuat oleh 13 anak muda dan penduduk desa. Mereka butuh waktu lima tahun untuk membuat jalan di tebing curam itu.
Desa Guo Liang Cun memiliki 83 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 329 orang.
Sumber : http://www.merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar