By : Andy Febrian
Seorang pria separuh baya berjalan menapaki ramainya kendaraan yang berlalu lalang. Diantara keramaian itu, di atas pundaknya memikul sebuah meja kecil yang cukup berat. Dengan sabar ia berjalan selangkah demi selangkah dengan menanggung beratnya meja yang ntah kemana mau di antar. Kendaraan yang lewat seakan tidak mau mengalah, semua yang lewat seakan di kejar oleh sang waktu sehingga pria tersebut harus hati-hati sambil menanti dirinya cukup aman untuk menyeberangi jalanan yang cukup besar disana.
Selang waktu beberapa menit kemudian, di tengah-tengah kemacetan saya melihat seorang nenek mendorong sebuah gerobak berisikan mainan anak-anak yang terbuat dari plastik. Suara gerobak yang di dorongnya seakan menunjukkan bahwa dirinya harus keras terhadap dunia. Untaian langkahnya tidak seperti para pedagang-pedagang yang saya lihat, langkah demi langkahnya seakan penuh dengan makna, penuh dengan harapan agar barang dagangannya dapat terjual.
Saya memang tidak bisa melakukan apa-apa dari dua hal yang saya lihat di atas. Meskipun saya bisa sedikit berempati apa yang mereka (dan orang lainnya yang bernasib sama) rasakan, namun saya menganggap “Mereka lebih mulia daripada seorang pengemis..”.
Berjuang menggunakan kakinya sendiri lebih baik hanya berdiam pasrah menanti ilham datang menjemput.
Saya yakin, bahwa anda pernah melihat, merasakan, atau bahkan merasa iba dengan contoh pemandangan-pemandangan seperti di atas. Itu semua adalah bukti bahwa “Kita memang harus keras terhadap kehidupan ini, jika tidak, justru kita yang akan dilindas kerasnya perjuangan kehidupan ini”. Seringkali terlihat di pinggiran jalan, nasib orang-orang yang (menurut kita) kurang beruntung. Kita memang tidak bisa membantu apa-apa, tapi sebenarnya, kita bisa membantu memberikan suatu hal yang mungkin lebih baik daripada sebuah materi dalam catatan kehidupan ini, yaitu doa.
Kita tidak tahu seperti apa keadaan kehidupan kita selanjutnya, karena segala hal tentang ‘Esok’ adalah sebuah misteri Ilahi yang telah ditentukannya. Memberikan sebuah doa kecil kepada mereka yang kurang beruntung, anda akan merasa bahwa anda adalah orang yang beruntung, meskipun anda hanya dapat memberikan sebuah doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar