Selasa, 03 Juni 2025

Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah Menurut Hadits

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bulan Dzulhijjah dikenal sebagai salah satu bulan mulia dalam kalender Islam, di mana amal-amal saleh mendapat ganjaran berlipat. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji adalah puasa Arafah, yang dilaksanakan setiap 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.

"Menghapus dosa dua tahun adalah keutamaan yang paling dikenal dan sering disebut terkait puasa Arafah," ucap Lutfi.

Menukil dari Kitab as-Siyam, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ رَضِىَ الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Artinya: "Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu 'anhu,2 ia berkata: Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Arafah, maka beliau menjawab: 'Puasa Arafah itu menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.'" (HR Muslim no 1162)

Rabu, 07 Mei 2025

Meneladani Umar bin Abdul Aziz yang Menolak Hak Gaji Khalifah

 


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu khalifah (khalifah ke-8) pada masa Dinasti Umayyah. Dia memegang pucuk pimpinan kekhalifahan dari tahun 717 M hingga 720 M, atau dari tahun 99 H sampai 101 H. Meski hanya sekitar dua-tiga tahun menjabat, banyak keteladanan yang patut dipetik dari sosoknya.

Salah satunya ketika pengangkatan dirinya sebagai khalifah. Umar sendiri adalah putra dari Abdul Aziz bin Marwan, gubernur Mesir di masa Dinasti Umayyah dari 685 M sampai 705 M.

Dalam buku Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah (terjemahan Khulafaurrasul) karya Khalid Muhammad Khalid terbitan Diponegoro Bandung 1999, dikisahkan bagaimana penghasilan Umar sebelum dan sesudah diangkat menjadi khalifah.

Selasa, 29 April 2025

Kisah Kurban Habil dan Qabil yang Diabadikan Alquran


REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Terdapat ayat Alquran yang menceritakan kisah anak Nabi Adam, Qabil dan Habil yang melaksanakan kurban dan salah satu di antaranya tidak diterima kurbannya.

Sebagaimana yang diceritakan pada surat Al Baqarah ayat 218, Allah SWT berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Arab Latin : Watlu ‘alaihim naba'abnai ādama bil-ḥaqqi iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar(i), qāla la'aqtulannak(a), qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqīn(a).

Artinya : “Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata,

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.”

Menurut tafsir tahlili Kemenag, pada ayat ini Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membacakan kisah kedua putra Adam di waktu mereka berkurban, kemudian kurban yang seorang diterima sedang kurban yang lain tidak. Orang yang tidak diterima kurbannya bertekad untuk membunuh saudaranya, sedang yang diancam menjawab bahwa ia berserah kepada Allah SWT, karena Allah SWT hanya akan menerima kurban dari orang-orang yang takwa.

Menurut riwayat Ibnu Abbas, bahwa putra Adam yang bernama Qabil mempunyai ladang pertanian dan putranya yang bernama Habil mempunyai peternakan kambing. Kedua putra Adam itu mempunyai saudara kembar perempuan. Allah SWT mewahyukan kepada Adam agar Qabil dikawinkan dengan saudara kembarnya Habil. Dengan perkawinan itu Qabil tidak senang dan marah, saudara kembarnya lebih cantik. Keduanya sama-sama menghendaki saudara yang cantik itu.

Akhirnya Adam menyuruh Qabil dan Habil agar berkurban guna mengetahui siapa di antara mereka yang akan diterima kurbannya. Qabil berkurban dengan hasil pertaniannya dan yang diberikan bermutu rendah, sedang Habil berkurban dengan kambing pilihannya yang baik. Allah menerima kurban Habil, yang berarti bahwa Habil-lah yang dibenarkan mengawini saudara kembar Qabil.

Dengan demikian bertambah keraslah kemarahan dan kedengkian Qabil sehingga ia bertekad untuk membunuh saudaranya. Tanda-tanda kurban yang diterima itu ialah kurban itu dimakan api sampai habis