REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Para nabi dikisahkan kerap bertemu dengan malaikat, termasuk malaikat kematian. Termasuk Nabi Ibrahim alaihissalam menjelang kematiannya.
Kitab al-Fawaid wa az-Zuhdu wa ar-Raqaiq wal al-Maratsi halaman 29, Ja'far al-Khuldi, menukilkan sebuah riwayat tentang pertemuan Nabi Ibrahim dengan malaikat maut.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عِيسَى، ثنا إِسْحَاقُ، ثنا جُوَبْيِرٌ، عَنِ الضَّحَّاكِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " لَمَّا أَرَادَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، يَقْبِضُ رَوْحَ خَلِيلِهِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ هَبَطَ إِلَيْهِ مَلَكُ الْمَوْتِ، فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ: رَأَيْتَ خَلِيلًا يَقْبِضُ رُوحَ خَلِيلِهِ؟ قَالَ: فَعَرَجَ مَلَكُ الْمَوْتِ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ عَادَ إِلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ: يَا إِبْرَاهِيمُ، وَرَأَيْتُ خَلِيلًا يَكْرَهُ لِقَاءَ خَلِيلِهِ؟ قَالَ: فَاقْبِضْ رُوحِي السَّاعَةَ "
Dikisahkan dari Ahmad, dari Hasan bin Ali, dari Ismail bin Isa, dari Ishaq, dari Juwaibir, dari ad-Dhahak, dari Inu Abbas, dia berkata, "Ketika Allah Azza Wa Jalla, hendak mencabut nyawa kekasih-Nya, Ibrahim, alaihissalam. Lalu malaikat maut berangkat menuju Nabi Ibrahim yang lantas bertanya kepada Sang Malaikat. "Apakah engkau melihat seorang kekasih mencabut nyawa kekasihnya? Ibnu Abbas berkata, "Malaikat maut kembali naik menuju Tuhannya SWT, kemudian kembali lagi kepada Nabi Ibrahim dan berkata, "Wahai Ibrahim menurutku bagaimana mungkin seorang kekasih tidak suka bertemu Kekasihnya? Ibrahim lantas menjawab, "Cabutlah nyawaku segera."
Riwayat ini menegaskan kerinduan Nabi Ibrahim AS bertemu dengan Allah SWT. Kematian bukanlah akhir dari segala kehidupan yang dia jalani. Dan satu hal lagi, bahwa ajal ada keniscayaan untuk segenap makhluk-Nya.
Kematian adalah keniscayaan yang akan dihadapi setiap umat manusia. Menghadapi kematian, bukan perkara ringan. Bahkan saat sakratul maut manusia akan menghadapi masa-masa kritis.
Masa kritis yang dihadapi ketika sakaratul maut tersebut, terungkap dari sejumlah dalil dari Alquran dan hadits berikut ini:
Pertama, seseorang akan dimatikan dan dibangkitkan kembali atas kebiasaannya terakhir kali
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
Dari Jabir RA dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Setiap hamba Allah itu akan dibangkitkan dari kuburnya sama seperti keadaan ketika ia meninggal." (HR Muslim, no 2878)
Kedua, kondisi sakaratul maut adalah masa-masa kritis, bisa saja seseorang berubah menjadi penghuni neraka dari sebelumnya menjadi penghuni surgi, begitu juga sebaliknya.
عن عَبْدِ اللَّهِ قال: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ
Dari Abdullah bin Masud RA, Rasulullah SAW, dia adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, bersabda. "Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga."(HR Bukhari, no 2969
Ketiga, titik dimana seseorang akan merasakan masa kritis berupa rasa sakit yang pedih tak biasa.
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf: 19
Penderitaan sakaratul maut berarti keparahan dan kewalahan. Bahkan berat bagi Rasulullah SAW. Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW pernah berkata pada saat kematiannya:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ
"Tidak ada tuhan selain Allah, karena kematian memiliki penderitaan "
Dalam versi al-Hakim, ia berkata
: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
"Ya Allah, tolonglah aku dengan penderitaan kematian."
Keempat, saat ketika setan mengerahkan upaya terbaiknya untuk menyesatkan seorang hamba. Dalam riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقُولُ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ
"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Setan akan hadir dalam setiap urusan kalian."
Dan dalam riwayat Ahmad, Abu Ya'la dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri RA, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ
"Iblis berkata kepada Tuhannya Yang Maha Esa, "Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, aku tidak akan terus menerus menggoda anak cucu Adam selama ruh masih ada di dalam tubuh mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar