REPUBLIKA.CO.ID, Kita sering berbicara tentang kebahagiaan sebagai sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan terus-menerus berlomba-lomba mencari Jannah, merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang ingin bahagia di dunia dan di akhirat. Melansir laman aboutislam.net, Kamis (20/1/2022), kita bisa menumbuhkan kebahagiaan dalam kehidupan kita sehari-hari tanpa mengorbankan Sunnah. Bahkan, dalam Sunnah kita dapat terus-menerus merasa bahagia dan bersyukur atas semua nikmat Allah, dan dalam rahmat -Nya Allah memberikan jalan untuk kebahagiaan.
Pertama, kebahagiaan dengan berolahraga Nabi Muhammad mendorong gaya hidup yang seimbang dan sehat. Adalah Sunnahnya bahwa orang-orang beriman harus menunggang kuda, memanah, berenang, (dan gulat). Ini adalah olahraga sunnah yang membangun kekuatan dan stamina, latihan secara umum selama dilakukan dalam parameter syari'ah dianjurkan. Karena melepaskan endorfin, hormon perasaan baik, yang juga bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit alami terhadap penyakit, baik fisik, maupun mental.
Kedua, kebahagiaan ditemukan dalam hubungan dengan lingkungan alam
Nabi Muhammad adalah penasehat terbesar bagi lingkungan, jauh sebelum karya-karya advokasi kelompok alam, seperti Green Peace dan WWF. Nabi Muhammad mendorong penanaman pohon dan kebaikan sepenuhnya terhadap hewan.
Dia juga akan menghabiskan banyak waktu di luar ruangan, baik berolahraga, berjalan, atau hanya duduk dengan teman-temannya.
Ketiga, kebahagiaan melalui Makanan
Nabi Muhammad menikmati makanannya dengan sangat serius, tidak berlebihan, dan dengan etika yang tepat.
Makanan alami adalah awal yang baik untuk kebahagiaan, karena membuat tubuh tetap sehat dan suasana hati terangkat. Banyak makanan alami seperti, cokelat hitam, yoghurt, dan madu, juga dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik, di tengah dunia konsumen yang dipenuhi dengan makanan olahan, junk food, dan makanan cepat saji.
Keempat, kebahagiaan melalui teman Memiliki teman yang berpikiran sama selalu menjadi terapi bagi orang percaya. Faktanya, menjaga pertemanan yang baik adalah sunnah yang kuat bagi umat Islam, dan itu lebih dari sekadar kesamaan pikiran yang penting.
Nabi menasihati bahwa sahabat terbaik adalah mereka yang sering mengingatkan satu sama lain tentang Allah, dan berbagi semangat yang sama untuk agama.
Dalam sebuah hadis, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Kelima, kebahagiaan dalam keluarga yang penuh kasih
Pasangan dalam Al qur'an digambarkan sebagai pakaian satu sama lain, dan pelengkap iman satu sama lain. Anak-anak, di sisi lain, digambarkan sebagai hadiah dan amanah terbaik dari Allah. Sebagaimana dalam surat Albaqarah ayat 187
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu.
Oleh karena itu, kebahagiaan melalui keluarga yang penuh kasih bisa didapatkan. Berada di sekitar orang yang dicintai, berhubungan dengan pasangan, atau menghabiskan waktu bersama anak-anak, juga melepaskan hormon yang disebut oksitosin. Oksitosin juga dikenal sebagai hormon cinta dan membuat seseorang merasa bahagia dan dicintai.
Keenam, kebahagiaan dari minat dan bakat Nabi Muhammad mengingatkan bahwa orang harus melakukan apa pun yang dia ingin lakukan selama itu tidak mempermalukannya. Selain itu, jika suatu kekuatan, aktivitas, atau kepentingan tidak berada di luar syariat, maka seorang mukmin harus melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa prasangka atau penilaian oleh norma-norma budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar