Jumat, 19 Februari 2021

GUNAKAN CERMIN, BUKAN TEROPONG

 


Sahabat-ku, mari kita belajar memperbaiki dan mengkritik diri sendiri. Karena memperbaiki dan mengkritik orang lain itu tidak perlu belajar. 

Gunakan cermin untuk melihat kekurangan diri. Bahkan jerawat kecil di wajah kita sangat diperhatikan. Jangan gunakan teropong untuk melihat kesalahan kecil orang lain. 

Perhatikan perkataan Abu Hurairah,

يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع – في عين نفسه

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (Adabul Mufrad no. 592, shahih)

Jika semua orang salah di mata.. 

Berarti ada yang perlu diperbaiki pada hati. 

Karena sifat ini membuatnya tidak akan punya teman dan tidak akan merasakan nikmatnya persahabatan. 

Al-Fudhail bin 'Iyadh berkata,

ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﺃﺧﺎ ﺑﻼ ﻋﻴﺐ، ﺻﺎﺭ ﺑﻼ ﺃﺥ

"Barangsiapa mencari teman yang tidak memiliki aib, sungguh ia akan hidup sendiri tanpa teman." (Sya'bul Iman no. 7887)

Seseorang tidak boleh sudah merasa baik. Karena kalau sudah merasa baik, sulit untuk diperbaiki dan memperbaiki. 

Inilah hakikat dari tawaadhu'. Selalu merasa diri belum baik dan merasa orang lain lebih baik dari dirinya. 

Abdullah Al Muzani berkata,


”Jika iblis memberikan was² kpd mu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah.

Jika ada orang lain yg lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan,

'Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal sholih dariku, maka ia lebih baik dariku.'


Jika ada orang lainnya yg lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan,

'Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.'

Demikianlah sikap yg seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yg lebih tua atau yg lebih muda darimu.” [Hilyatul Awliya’ 2/226]

Wallahu a'lam bish-shawab.

 disampaikan di khutbah jumat al fitroh 19/02/2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar