زُوْرُوْا الْقُبُوْرَ لِتَذْكُرُوْا اْلآخِرَةَ (٦٢) وَلاَ تَفْعَلُوْا عِنْدَهَا مَالَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَرَسُوْلُهُ كَدُعَاءِكُمُ الْمَيِّتَ وَالتَّوَسُّلِ بِهِ إِلِى اللهِ (٦٣). فَإِذَا أَتَيْتُمُ الْمَقْبَرَةَ فَقُوْلُوْا: “السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُمْ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُمْ” (٦٤)، وَاسْتَقْبِلُوْا الْقِبْلَةَ (٦٥) ثُمَّ ادْعُوْا اللهَ وَاسْتَغْفِرُوْا لَهُمْ وَاسْأَلُوْا لَهُمُ الْعَافِيَةَ (٦٦) وَلاَ تُكْثِرِ الْمَرْأَةُ زِيَارَةَ الْقُبُوْرِ (٦٧).
Ziarahlah ke kubur, agar kamu ingat akan akhirat (62) dan janganlah mengerjakan disitu sesuatu yang tiada diizinkan oleh dan Rasul-Nya, seperti meminta-minta kepada mayat dan membuatnya perantaraan hubungan kepada Allah (63).
Bila kamu sekalian datang ke kuburan maka ucapkanlah: “Assala-mu ‘alaikum da-ra qaumin mukmini-na wa inna- insya- Alla-hu bikum la-hiqu-n. Alla-humma la- tahrimna- ajrahum wala- taftinna- ba’dahum” (64); kemudian menghadaplah qiblat (65) lalu berdo’a kepada Allah, memintakan ampun dan ‘afiyat bagi mereka (66). Jangan orang perempuan sering berziarah ke kubur (67).
Ziarahlah ke kubur, agar kamu ingat akan akhirat (62) dan janganlah mengerjakan disitu sesuatu yang tiada diizinkan oleh dan Rasul-Nya, seperti meminta-minta kepada mayat dan membuatnya perantaraan hubungan kepada Allah (63).
Bila kamu sekalian datang ke kuburan maka ucapkanlah: “Assala-mu ‘alaikum da-ra qaumin mukmini-na wa inna- insya- Alla-hu bikum la-hiqu-n. Alla-humma la- tahrimna- ajrahum wala- taftinna- ba’dahum” (64); kemudian menghadaplah qiblat (65) lalu berdo’a kepada Allah, memintakan ampun dan ‘afiyat bagi mereka (66). Jangan orang perempuan sering berziarah ke kubur (67).
زُوْرُوْا الْقُبُوْرَ لِتَذْكُرُوْا اْلآخِرَةَ (٦٢) وَلاَ تَفْعَلُوْا عِنْدَهَا مَالَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَرَسُوْلُهُ كَدُعَاءِكُمُ الْمَيِّتَ وَالتَّوَسُّلِ بِهِ إِلِى اللهِ (٦٣). فَإِذَا أَتَيْتُمُ الْمَقْبَرَةَ فَقُوْلُوْا: “السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُمْ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُمْ” (٦٤)، وَاسْتَقْبِلُوْا الْقِبْلَةَ (٦٥) ثُمَّ ادْعُوْا اللهَ وَاسْتَغْفِرُوْا لَهُمْ وَاسْأَلُوْا لَهُمُ الْعَافِيَةَ (٦٦) وَلاَ تُكْثِرِ الْمَرْأَةُ زِيَارَةَ الْقُبُوْرِ (٦٧).
Ziarahlah ke kubur, agar kamu ingat akan akhirat (62) dan janganlah mengerjakan disitu sesuatu yang tiada diizinkan oleh dan Rasul-Nya, seperti meminta-minta kepada mayat dan membuatnya perantaraan hubungan kepada Allah (63).
Bila kamu sekalian datang ke kuburan maka ucapkanlah: “Assala-mu ‘alaikum da-ra qaumin mukmini-na wa inna- insya- Alla-hu bikum la-hiqu-n. Alla-humma la- tahrimna- ajrahum wala- taftinna- ba’dahum” (64); kemudian menghadaplah qiblat (65) lalu berdo’a kepada Allah, memintakan ampun dan ‘afiyat bagi mereka (66). Jangan orang perempuan sering berziarah ke kubur (67).
Back
Copyright 2018 STMIK MUHAMMADIYAH JAKARTA
×Dalil
الأَدِلَّةُALASAN (DALIL)
(٦٢) لِحَدِيْثِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ، فَقَالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي. فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ. (رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ). وَلِحَدِيْثِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ لِزِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ، فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةَ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ و أَبُوْ دَاوُدَ و التِّرْمِذِي والَّنَسَائِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ).
(62) Menurut hadits Abu Hurairah, katanya: “Nabi saw. berziarah ke kubur ibunya lalu menangis dan menyebabkan orang-orang yang ada di sekelilingnya ikut menangis. Maka sabdanya: “Aku memohon idzin kepada Tuhanku agar aku diperkenankan memohon ampun bagi ibuku, maka tidak diidzinkan. Lalu aku mohon idzin untuk berziarah ke kuburnya, maka diidzinkannya. Oleh karena itu ziarahlah ke kubur, sebab hal itu dapat mengingatkan mati”. (HR. Jama’ah Ahli Hadits).
Dan menilik hadits Buraidah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Dahulu aku pernah melarang ziarah kubur, maka telah didzinkan bagi Muhammad berziarah kubur bundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan akhirat”. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim).
(٦٣) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: “وَلاَ تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لاَ يَنْفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ”. (يونس: ١٠٦) وقوله: “وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى”. (الزمر: ٣).
(63) Karena firman Allah Ta’ala: “Dan janganlah memohon kepada selain Allah, yang tiada dapat memanfa’ati dan membahayakan kamu; maka apabila kamu mengerjakan juga, niscayalah kamu tergolong orang-orang yang menganiaya (dhalim) “. (QS Yunus: 106)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar