Sepasang suami-istri terkenal sebagai
pasangan yang paling serasi. Perlambang cinta sejati, kerukunan penuh
kedamaian, dan kasih yang abadi. Mesra. Selalu bersama. Kompak. Saling
melengkapi. Dan, membuat iri siapa pun yang menyaksikannya.
Padahal, sepasang suami-istri ini
memiliki kepribadian yang jauh berbeda. Sang suami terkenal sebagai
orang diam, santai, tidak panik, meski terkesan sepele dan apatis.
Sebaliknya, sang istri merupakan pribadi yang banyak bicara,
terburu-buru, tergesa, hingga ternilai mudah marah dan reaktif untuk
persoalan sekecil dan seremeh apa pun.
Apalagi sang istri, gulana dan kacaunya
hati wanita ini memuncak. Ia berlari ke sana ke mari, mengupayakan
berbagai jenis penyelamatan, dan sibuk tiada banding. Marahnya
bertambah-tambah ketika dirinya mendapati sang suami di sebuah sudut.
Laki-laki pujaan jiwanya itu bersikap
santai, easy going, tiada cemas atau panik, wajahnya datar. Biasa-biasa
saja. Menyaksikan fenomena ganjil ini, sang istri pun mengambil sebilah
pisau. Didekatilah sang suami, lalu ditodongkan kepadanya, “Apakah kamu
tidak takut dengan pisau ini?”
“Tidak,” jawab sang suami santai.
“Apa alasannya?” lanjut sang istri.
“Sebab, aku sangat memahami siapa istriku. Dia tak mungkin melukai orang yang dia cintai, dan orang itu pun mencintainya.”
Saat istrinya terkesima di tengah cuaca
yang semakin berkecamuk, sang suami berkata lembut, “Maka, aku tidak
khawatir dengan badai yang tengah terjadi. Sebab semua kejadian berada
dalam Kuasa-Nya, dan aku pun mencintai-Nya dengan iman yang terjaga.
Jadi, buat apa aku terbitkan khawatir yang akan semakin mengacaukan
suasana?”
Seperti inilah seharusnya kondisi rumah
tangga. Saat sang istri panik, suami kudu menjadi sosok pertama yang
menenangkan. Sebaliknya, tatkala sang suami mengalami tekanan fisik dan
psikis dalam banyak soalan, termasuk pekerjaan, seorang istri yang baik
harus menjadi orang pertama dalam meredakan emosi, menghibur jiwa, dan
memberikan obat dengan terus mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Jika Anda tengah alami sebuah kecamuk
jiwa, dan suami Anda bersikap seperti ini atau sejenisnya, yakinlah
bahwa dia merupakan suami terbaik yang diturunkan dari langit-Nya.
Wallahu a’lam. [Pirman/Keluargacinta]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar