detikcom – Jakarta, “Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya.” (HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang paling utama untuk dikunjungi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah. Masjid Nabawi didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.
Cerita unik di balik letak masjid ini adalah ketika itu Rasulullah Saw meminta untanya untuk berjalan dan menunjukkan tempat yang dapat dijadikan lokasi rumahnya. Hal ini dilakukan sebagai langkah bijaksana Nabi Saw terhadap banyaknya tawaran dari kaum Anshar untuk tinggal dan beristirahat di rumah mereka. Ternyata sang unta berhenti di depan rumah Abu Ayyub Al-Ansari yang menerima Nabi Saw dengan senang hati.
Setelah beberapa bulan tinggal di sana, Nabi Saw mendirikan masjid di atas tanah tersebut. Rasulullah Saw yang meletakkan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma, sedangkan atapnya dari pelepah daun kurma. Waktu itu arah kiblatnya adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, karena perintah menghadap Ka’bah belum turun. Luas masjid sekitar 30 x 35 m dan keadaannya masih sangat sederhana.
Dalam perkembangannya, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan pertama adalah membangun mihrab setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H setelah Rasulullah Saw menerima perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu dilakukan beberapa kali pembesaran masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.
Luas masjid kini mencapai 165.000 meter persegi serta dapat menampung sekitar satu juta jemaah pada satu kesempatan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd yang menambahkan AC serta memperindah masjid dengan marmer di sana-sini, serta sejumlah 27 kubah yang dapat digeser dan kubah berbentuk payung yang bisa dibuka tutup. Keindahan ini juga dilengkapi dengan hamparan marmer putih di pelataran masjid yang selalu dingin meski terik matahari terus menyengat.
Masjid Nabawi memiliki 10 menara yang 6 di antaranya setinggi 99 meter, serta 24 kubah. Terdapat 5 mihrab dan beberapa tiang yang konon memiliki sejarah masing-masing. Selain itu masjid ini dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang mampu menampung sekitar 4.400 kendaraan. Tempat yang paling bersejarah di dalam masjid adalah makam Rasulullah Saw beserta Abu Bakar dan Umar bin Khaththab yang diletakkan persis di bawah kubah berwarna hijau.
Hal unik lain adalah adanya satu area di dalam masjid yang dinamakan Raudhah yang berarti taman. Tempat ini ditandai tiang-tiang putih dan letaknya adalah antara rumah Nabi Saw (sekarang makam Rasulullah Saw) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m. Konon tempat ini adalah tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (diriwayatkan 5 ahli hadits).
Tips berkunjung ke Masjid Nabawi:
Masjid Nabawi berbeda dengan Masjidil Haram di Mekah yang terbuka untuk jamaah selama 24 jam sehari. Masjid Nabawi hanya dibuka pada pukul 03.00-22.00 waktu Saudi Arabia, dan waktu untuk ziarah diatur sebagai berikut: Jamaah haji wanita dapat mengunjungi Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah pada pukul 07.00 s/d 10.00 serta pukul 13.30 s/d 15.00 waktu Saudi Arabia. Tempat jamaah wanita terpisah dengan laki-laki yang dibatasi dengan sekat yang dipasang khusus ketika wanita berziarah.
(Artikel ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang paling utama untuk dikunjungi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah. Masjid Nabawi didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.
Cerita unik di balik letak masjid ini adalah ketika itu Rasulullah Saw meminta untanya untuk berjalan dan menunjukkan tempat yang dapat dijadikan lokasi rumahnya. Hal ini dilakukan sebagai langkah bijaksana Nabi Saw terhadap banyaknya tawaran dari kaum Anshar untuk tinggal dan beristirahat di rumah mereka. Ternyata sang unta berhenti di depan rumah Abu Ayyub Al-Ansari yang menerima Nabi Saw dengan senang hati.
Setelah beberapa bulan tinggal di sana, Nabi Saw mendirikan masjid di atas tanah tersebut. Rasulullah Saw yang meletakkan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma, sedangkan atapnya dari pelepah daun kurma. Waktu itu arah kiblatnya adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, karena perintah menghadap Ka’bah belum turun. Luas masjid sekitar 30 x 35 m dan keadaannya masih sangat sederhana.
Dalam perkembangannya, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan pertama adalah membangun mihrab setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H setelah Rasulullah Saw menerima perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu dilakukan beberapa kali pembesaran masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.
Luas masjid kini mencapai 165.000 meter persegi serta dapat menampung sekitar satu juta jemaah pada satu kesempatan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd yang menambahkan AC serta memperindah masjid dengan marmer di sana-sini, serta sejumlah 27 kubah yang dapat digeser dan kubah berbentuk payung yang bisa dibuka tutup. Keindahan ini juga dilengkapi dengan hamparan marmer putih di pelataran masjid yang selalu dingin meski terik matahari terus menyengat.
Masjid Nabawi memiliki 10 menara yang 6 di antaranya setinggi 99 meter, serta 24 kubah. Terdapat 5 mihrab dan beberapa tiang yang konon memiliki sejarah masing-masing. Selain itu masjid ini dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang mampu menampung sekitar 4.400 kendaraan. Tempat yang paling bersejarah di dalam masjid adalah makam Rasulullah Saw beserta Abu Bakar dan Umar bin Khaththab yang diletakkan persis di bawah kubah berwarna hijau.
Hal unik lain adalah adanya satu area di dalam masjid yang dinamakan Raudhah yang berarti taman. Tempat ini ditandai tiang-tiang putih dan letaknya adalah antara rumah Nabi Saw (sekarang makam Rasulullah Saw) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m. Konon tempat ini adalah tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (diriwayatkan 5 ahli hadits).
Tips berkunjung ke Masjid Nabawi:
Masjid Nabawi berbeda dengan Masjidil Haram di Mekah yang terbuka untuk jamaah selama 24 jam sehari. Masjid Nabawi hanya dibuka pada pukul 03.00-22.00 waktu Saudi Arabia, dan waktu untuk ziarah diatur sebagai berikut: Jamaah haji wanita dapat mengunjungi Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah pada pukul 07.00 s/d 10.00 serta pukul 13.30 s/d 15.00 waktu Saudi Arabia. Tempat jamaah wanita terpisah dengan laki-laki yang dibatasi dengan sekat yang dipasang khusus ketika wanita berziarah.
(Artikel ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar