Datangnya bulan Ramadhan tentunya memberikan keberkahan tersendiri
bagi setiap orang. ramadan datang menyapa dengan penuh kehangatan dan
kegembiraan. Sehingga segala aktifitas kebaikan yang dilakukan bernilai
pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT, tak heran jika semua
manusia berlomba-lomba untuk meraihnya. Kegembiraan yang kita maknai
tentunya berbeda dengan kegembiraan anak-anak yang orientasinya adalah
bermain.
Bulan Ramadhan sangatlah istimewa bagi kebanyakan masyarakat
Indonesia, hal itu bisa dilihat dari bagaimana antusiasnya masyarakat
Indonesia dalam menyambut bulan tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang
tidak pernah dilakukan dibulan-bulan yang lain.Tradisi dan budaya di
Indonesia ketika bulan Ramadhan sangat banyak dan berfariatif, itu yang
menbuat bulan Ramadhan di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang
lain, meski setiap negara mempunyai tradisi atau kebiasaan berbeda-beda
dalam menyambut bulan Ramadhan, tetaplah negara Indonesia mempunyai cara
yang paling unik dalam menyambut bulan tersebut.
Ramadhan Memang Bulannya Berbagi
Kalau ada yang mengatakan bulan Ramadhan jadi bulan paling boros tentu “tidak juga”. Kita justru berterimakasih kepada ajaran Islam dengan adanya bulan Ramadhan ini. bulan Ramadhan ini bulan terbaik yang pernah ada, bulan yang mampu membuat semua warga tersenyum, bulan dimana orang mampu menahan amarahnya, bulan dimana orang yang kaya mau secara besar – besaran membantu orang yang kurang mampu, bulan dimana justru rakyat bisa dekat dan bertegur sapa dengan pemimpinnya, bulan dimana orang saling nasehat menasehati satu sama lain, bulan dimana orang beramai-ramai berkunjung ke masjid serta bulan yang memberikan berkah kepada penjual makanan bukaan dadakan.
Kalau ada yang mengatakan bulan Ramadhan jadi bulan paling boros tentu “tidak juga”. Kita justru berterimakasih kepada ajaran Islam dengan adanya bulan Ramadhan ini. bulan Ramadhan ini bulan terbaik yang pernah ada, bulan yang mampu membuat semua warga tersenyum, bulan dimana orang mampu menahan amarahnya, bulan dimana orang yang kaya mau secara besar – besaran membantu orang yang kurang mampu, bulan dimana justru rakyat bisa dekat dan bertegur sapa dengan pemimpinnya, bulan dimana orang saling nasehat menasehati satu sama lain, bulan dimana orang beramai-ramai berkunjung ke masjid serta bulan yang memberikan berkah kepada penjual makanan bukaan dadakan.
Konsumerisme Selama Ramadhan dan Lebaran
Konsumerisme berarti prinsip atau pandangan yang ingin memenuhi kebutuhan hidup dengan mengorbankan atau menggunakan sumber daya tertentu. Antara tradisi dan konsumerisme memang sulit untuk dibedakan, karena keduanya dipisahkan benang tipis. Konsumerisme yang terjadi biasanya menyangkut makanan, kebutuhan pakaian, dan kebutuhan moda transportasi mudik.
Ramadhan dan lebaran identik dengan kesucian. Lantas sebagian besar masyarakan Indonesia mengidentifikasikan kesucian sebagai kebersihan hati dan jasmani. Kebersihan hati dilakukan dengan menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan manusia lewat silaturahmi. Kebersihan jasmani bisa dicapai salah satunya dengan menggunakan pakaian yang bersih dan suci yang identik dengan pakaian baru.
Konsumerisme berarti prinsip atau pandangan yang ingin memenuhi kebutuhan hidup dengan mengorbankan atau menggunakan sumber daya tertentu. Antara tradisi dan konsumerisme memang sulit untuk dibedakan, karena keduanya dipisahkan benang tipis. Konsumerisme yang terjadi biasanya menyangkut makanan, kebutuhan pakaian, dan kebutuhan moda transportasi mudik.
Ramadhan dan lebaran identik dengan kesucian. Lantas sebagian besar masyarakan Indonesia mengidentifikasikan kesucian sebagai kebersihan hati dan jasmani. Kebersihan hati dilakukan dengan menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan manusia lewat silaturahmi. Kebersihan jasmani bisa dicapai salah satunya dengan menggunakan pakaian yang bersih dan suci yang identik dengan pakaian baru.
Masyarakat Indonesia memang merasa kurang afdhol jika selama lebaran
tidak menggunakan baju baru. Anggapan itu mendorong masyarakat untuk
melakukan purchasing transaction atas kebutuhan sandang. Coba kita
amati, berapa banyak mall atau pasar yang kekurangan pembeli (terutama
toko-toko pakaian) selama Ramadhan? Jawabannya adalah jarang atau bahkan
tidak ada sama sekali. Terkait dengan kebutuhan moda transportasi, maka
kebiasaan mudik yang identik dengan arus manusia dari pusat-pusat kota
kembali ke lingkungan rural telah menjadi fenomena tahunan.
Seringkali konsumerisme yang pada momen-momen tertentu dilakukan
untuk melestarikan tradisi, justru membawa permasalahan baru. Dampak
konsumerisme tersebut misalnya terkait dengan tingkat harga dan gejala
latah sosial. Dalam teori makroekonomi, peningkatan konsumsi masyarakat
yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas produsen dalam
menyediakan komoditas pemenuhan kebutuhan tersebut, akan mendorong
kenaikan tingkat harga. Hal yang lebih parah yang mungkin terjadi adalah
jika masyarakat tidak menerima symetric information secara lengkap
terkait dengan jenis, kapasitas, kualitas serta tingkat harga wajar yang
seharusnya ada di pasar. Hal itu akan mendorong produsen atau penjual
bisa menaikkan harga dengan leluasa. Walaupun sejatinya harga dibentuk
melalui mekanisme pasar yakni kekuatan tawar menawar antara penjual dan
pembeli. Hal tersebut sangat sering dijumpai untuk para produsen atau
penjual swasta.
Tradisi Selama Ramadan
Minimal ada tiga hal tradisi yang hampir tak pernah terlewatkan selama Ramadan. Tradisi yang pertama adalah Menggelar buka bersama baik bersama kelurga,teman sejawat, teman kantor, anak yatim dan lain sebagainya. Ini merupakan hal yang sangat positif tentunya karena disamping sebagai ajang kumpul juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar sesame yang hadir. Disamping itu juga melatih kita untuk senantiasa berbagi.
Minimal ada tiga hal tradisi yang hampir tak pernah terlewatkan selama Ramadan. Tradisi yang pertama adalah Menggelar buka bersama baik bersama kelurga,teman sejawat, teman kantor, anak yatim dan lain sebagainya. Ini merupakan hal yang sangat positif tentunya karena disamping sebagai ajang kumpul juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar sesame yang hadir. Disamping itu juga melatih kita untuk senantiasa berbagi.
Tradisi yang kedua adalah berburu lauk pauk menjelang Buka. Ditengah
tengah kesibukan sebagai pekerja tak bisa di elakkan makanan cepat saji
ataupun makanan yang dijual dijalan-jalan menjadi alternatif jitu.
disamping banyak pilihan sesuai selera selain itu harganya juga realtif
terjangkau.
Tradisi yang ketiga adalah Bazar Ramadan. Biasanya hampir disetiap
daerah memiliki bazar ramadhan yang terletak ditengah tengah keramaian.
Bazar ini keberadaannya ada yang difasilitasi oleh pemerintah daerah
ataupun merupakan inisiatif dari para pedagang untuk mengadakannya.
Hadirnya Bazar menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena
produk dan harga yang ditawarkan bervariasi. Dari segi kualitas pun
tidak kalah dengan barang yang dijual ditoko-toko ataupun pusat
perbelanjaan. Tentunya masih banyak tradisi-tradisi lainnya yang ada
dimasayarakat. Apapun tradisiny yang terpenting ketika Takbir Menggema
kita mampu kembali bersih suci dari segala dosa dan harapannya kita
mampu mendapatkan gelar Taqwa.
Ivan Irifandi
Ketua Departemen Kaderisasi & Binsat PD KAMMI KEPRI
Ketua Departemen Kaderisasi & Binsat PD KAMMI KEPRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar