Halaman

Senin, 02 Oktober 2017

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Oleh: Abdul Syukur
Imam al-Tabari ketika menafsirkan kalimat Akhadza al-Alwah dalam surah al-A'raf ayat 150 mengutip perkataan Qatadah yang menyebutkan: Musa berkata, Tuhan, dalam Alwah saya menemukan keterangan tentang umat terbaik yang diutus untuk segenap manusia. Mereka menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, jadikan mereka sebagai umatku!


Allah menjawab, Mereka umat Ahmad (Nabi Muhammad). Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat terakhir (dalam penciptaan), tapi paling awal masuk surga. Tuhan, jadikan mereka sebagai umatku! Allah berfirman, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat yang hafal kitab suci mereka dan bisa membacanya (karena tertulis). Sementara umat terdahulu hanya bisa membacanya sehingga ketika kitab suci mereka diangkat, mereka tidak hafal sedikit pun dari kitab tersebut dan mereka juga tidak bisa mengetahui isinya. (Qatadah menambahkan: Sesungguhnya Allah memberi kekuatan hafalan untuk umat ini yang tidak diberikan pada umat-umat yang lain). Musa berdoa, Tuhan, jadikan mereka sebagai umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat yang percaya pada kitab suci yang turun sebelum mereka dan kitab suci yang turun pada mereka. Mereka juga memerangi kelompok sesat sehingga mereka sampai membunuh seorang buta yang pembohong (mengaku nabi), jadikan mereka sebagai umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat yang sedekah mereka dimakan di perut-perut mereka dan mereka mendapat pahala untuk itu. Sementara umat sebelumnya ketika bersedekah dan sedekahnya diterima, maka Allah akan mengutus api untuk melenyapkannya, dan ketika sedekah itu tidak diterima, maka api itu akan meninggalkannya dan sedekah itu akan dimakan binatang buas atau burung. Allah juga menganjurkan mereka yang kaya untuk ber sedekah pada yang miskin. Musa berkata, Jadikan mereka sebagai umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat ketika salah seorang dari mereka ingin me lakukan kebaikan kemudian tidak sempat melakukannya, maka akan dicatat baginya satu kebaik an. Jika melakukannya, maka akan dicatat baginya 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Tuhan, jadi kan mereka umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat ketika di antara mereka ingin melakukan kejahatan tidak dicatat baginya kejahatan itu sampai mereka melakukannya. Jika mereka melakukannya hanya dicatat satu keburukan. Maka jadikan mereka sebagai umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat yang menerima seruan (dakwah) dan seruan mereka didengar. Jadikan mereka umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad. Musa berkata, Tuhan, saya menemukan keterangan dalam Alwah tentang umat yang diberi syafaat dan dapat menerima syafaat. Jadikan mereka umatku! Allah menjawab, Mereka umat Ahmad.

Akhirnya Musa berkata, Ya Allah! Jadikan saya sebagai umat Ahmad! Dan umat Ahmad itu adalah kita, umat Islam, yang semestinya mempergunakan kesempatan sebagai umat terbaik sebagaimana yang dicita-citakan Nabi Musa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar