Tarbiyah.net - Seorang pemuda dengan belati terhunus di tangan masuk ke Masjid sambil berteriak, "Ada yang muslim tidak di sini?"
Senyap. Semua terdiam ketakutan.
Hanya ada seorang kakek yang menjawab, "Ya. Aku orang muslim."
Dengan belati berkilat, orang itu menuju sang kakek dan mengapit
lengannya, "Bisa ikut saya keluar," katanya. Lalu mereka keluar.
Tidak berapa jauh dari masjid, mereka berhenti di sebuah rumah.
"Kek, bisa bantu kami memotong hewan kurban ini, biar sah secara Islam?"
pintanya sambil menunjuk kambing yang terikat dengan seutas tali dan
sedang merumput.
Sang kakek mengambil belati, dan mulai mencoba memotong kambing itu.
Dengan tenaganya yang lemah, ia mainkan belati itu ke leher sang
kambing. Darah merah muncrat, tapi si kambing meronta dengan kuat ke
sana ke mari.
"Ah, aku tak cukup kuat nak, coba kau panggil yang lain di masjid," pintanya menyerah.
Si pemuda dengan belati yang berlumuran darah kembali ke masjid, dan berteriak, "Ada orang muslim lain lagi tidak di sini?!"
Seluruh jemaah pucat basi, menyangka si pemuda pasti sudah membunuh sang kakek.
Senyap. Tapi semuanya kompak memandang ke satu arah: sang imam.
Sang imam dengan gugup menjawab, "Untuk apa kalian semua memandang aku,
hah??! Memangnya shalat dua rakaat saja sudah bikin aku muslim, apa?? !"
***
Kisah tersebut ditulis oleh Andri Mustavidz
di akun Facebook pribadinya. “Kisah saya dapat dari Turki, dan saya
rasa punya sentilan yang sangat dalam. Ia bukan sekedar lelucon, tapi
mengingatkan kita bahwa tidak mentang-mentang kita beratribut Islam,
sudah berarti kita muslim,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar