Halaman

Rabu, 30 Desember 2015

Di Balik Usia 40 Tahun

Setiap manusia yang diberi umur panjang akan melewati masa anak-anak, dewasa, hingga tua. Hakikat umur sesungguhnya rentangan perjalanan menuju kepada yang Maha Menciptakan, perjalanan kembali kepada Allah SWT.

Usia 40 tahun ada dalam persimpangan, sebagian yang telah dilalui dan sisa yang akan dijalani menuju tempat kembali. Dalam usia tersebut memperkuat rasa syukur dan berbuat baik menjadi pilihan yang penting.

Selasa, 29 Desember 2015

5 Cara Agar Jadi Muslim yang Kuat Godaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup adalah anugerah yang harus kita jalani dengan sebaik-baiknya. Namun, dalam hidup akan selalu dipenuhi dengan godaan dan cobaan.
Cobaan dan godaan bisa jadi semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT, namun sekaligus juga bisa menjauhkan kita dari sang pencipta. Seiring maju dan berkembangnya zaman, maka tantangan sebagai Muslim dalam menghadapi godaan dan cobaan akan semakin besar. Untuk itu, sebagai Muslim, kita harus memiliki iman yang kuat dalam mengarungi kehidupan.
Disitat dari Muslim Village, berikut ada lima poin yang bisa dilakukan agar menjadi Muslim yang kuat di tengah gempuran kemajuan zaman.

Rabu, 16 Desember 2015

Jika Suami Anda Berkata Seperti Ini, Dialah Suami Terbaik

Sepasang suami-istri terkenal sebagai pasangan yang paling serasi. Perlambang cinta sejati, kerukunan penuh kedamaian, dan kasih yang abadi. Mesra. Selalu bersama. Kompak. Saling melengkapi. Dan, membuat iri siapa pun yang menyaksikannya.
Padahal, sepasang suami-istri ini memiliki kepribadian yang jauh berbeda. Sang suami terkenal sebagai orang diam, santai, tidak panik, meski terkesan sepele dan apatis. Sebaliknya, sang istri merupakan pribadi yang banyak bicara, terburu-buru, tergesa, hingga ternilai mudah marah dan reaktif untuk persoalan sekecil dan seremeh apa pun.

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!

DI manapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.
Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.
Di antara manusia terdapat orang-orang “istimewa” yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak jiwa memujanya.

Selasa, 15 Desember 2015

Lelaki yang Memiliki 4 Orang Istri

* Istri ke-1 : Tua dan biasa saja, biasanya tidak diperhatikan.(Amalan)
* Istri ke-2 : Agak cakep, agak diperhatikan. (Harta)
* Istri ke-3 : Lumayan cakep dan cukup diperhatikan. (Jabatan)
* Istri ke-4: Sangat cakep, sangat diperhatikan dan disanjung-sanjung serta diutamakan! (Keluarga/Anak Istri)

Waktu pun berlalu begitu cepat dan tibalah saat sang lelaki (suami) tersebut mau meninggal, lalu dipanggilah empat orang istrinya
Dipanggilah istri ke-4 yang paling cakep dan ditanya, “Maukah ikut menemaniku ke alam kubur?”
Si istri menjawab., “Maaf, cukup sampai di sini saja saya ikut denganmu.”
Saat dipanggil istri ke-3 dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab, “Maaf, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka.”
Kemudian dipanggil istri ke-2 dan ditanya hal yang sama, maka dia pun menjawab, “Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu selamat tinggal.”
Si Suami sungguh kecewa mendengar semua itu. Tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematian.
Lalu dipanggil lah istri ke-1 dan ditanya hal yang sama, si suami tak menyangka akan jawabannya, “Saya akan menemani ke manapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu…”



Menahan Marah Perbuatan Mulia

Oleh: Nur Farida

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Hurairah RA menuturkan, seorang laki-laki berkata kepada Nabi, “Berilah aku wasiat.” Beliau SAW bersabda, “Jangan marah!” Laki-laki itu bertanya berulang-ulang dan tetap dijawab Beliau SAW, “Jangan Marah!” (HR Al-Bukhari).

Salah satu hal yang berisiko menyebabkan kematian dini adalah marah. Belum lama ini, riset dari Iowa State University menunjukkan 25 persen orang yang suka marah memiliki risiko kematian 1,57 kali lebih besar dibanding mereka yang lebih sedikit merasa marah. Penelitian diambil dari 1.307 pria yang telah dipantau selama 40 tahun.

Jumat, 11 Desember 2015

Rasulullah Juga Seorang Guru

Oleh: Imam Nur Suharno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu hari, Rasulullah SAW keluar dari rumah. Tiba-tiba beliau melihat ada dua majelis yang berbeda.
Majelis yang pertama ialah majelis orang-orang ibadah yang sedang berdoa kepada Allah SWT dengan segala kecintaan kepada-Nya sedangkan majelis yang kedua ialah majelis pendidikan atau pengajaran yang terdiri atas para guru dan sejumlah muridnya.

Kamis, 03 Desember 2015

AYAH 'BISU'

Para ayah yang baik, kita pasti sepakat bahwa al-Qur’an adalah sumber utama bagi setiap muslim di setiap lini kehidupannya. Sayang ya yah, kalau pernyataan ini hanya tinggal pernyataan tanpa aplikasi. Buktinya..., siapa yang hari ini bicara tentang parenting dengan merujuk langsung ke al-Qur’an. A big question!
Nah ayah, mulai tulisan ini hingga beberapa tulisan ke depan, kita akan belajar bersama langsung dari al-Qur’an. Menggali sedalam-dalamnya. Untuk mendapatkan mata air terjernih. Panduan untuk setiap ayah.
Sebuah tulisan ilmiah akan menjadi inspirasi kajian kita dalam tema ini. Tulisan ilmiah tersebut karya Sarah binti Halil bin Dakhilallah al-Muthiri, untuk meraih gelar magister di Universitas Umm al-Quro, Mekah, Fakultas Pendidikan, Konsentrasi Pendidikan Islam dan Perbandingan.
Judul tulisan ilmiah tersebut adalah:
حِوَارُ اْلآباَءِ مَعَ اْلأبْناَءِ فيِ اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَتَطْبِيْقَاتُهُ التَّرْبَوِيَّةِ
“Dialog orangtua dengan anak dalam al-Qur’an al-Karim dan aplikasi pendidikannya”
Dari judulnya saja, sudah luar biasa. Dan memang luar biasa isinya. Menarik ya yah....
Sudah gak sabar nih untuk baca bersama....
Menurut tulisan ilmiah tersebut, terdapat 17 dialog (berdasarkan tema) antara orangtua dengan anak dalam al-Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat.
Ke-17 dialog tersebut dengan rincian sebagai berikut:
• Dialog antara ayah dengan anaknya (14 kali)
• Dialog antara ibu dan anaknya (2 kali)
• Dialog antara kedua orangtua tanpa nama dengan anaknya (1 kali)
Lihatlah ayah, subhanallah...
Ternyata al-Qur’an ingin memberikan pelajaran. Bahwa untuk melahirkan generasi istimewa seperti yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya, harus dengan komposisi seperti di atas.
Jika kita bandingkan, ternyata dialog antara ayah dengan anaknya, lebih banyak daripada dialog antara ibu dengan anaknya. Jauh lebih banyak. Lebih sering. 14 banding 2!
Kalau hari ini banyak muncul ayah ‘bisu’ dalam rumah, inilah salah satu yang menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pendidikan generasi. Sebagian ayah seringkali kehabisan tema pembicaraan dengan anak-anaknya. Sebagian lagi hanya mampu bicara dengan tarik urat alias ngamuk, eh maaf...marah. Ada lagi yang diaaamm saja, hampir tidak bisa dibedakan saat sedang sariawan atau memang tidak bisa bicara. Sementara sebagian lagi, irit energi; bicara seperlunya. Ada juga seorang ayah yang saat dia belum selesai bicara sang anak bisa menyela, “Cukup yah, saya bisa lanjutkan pembicaraan ayah.” Saking rutinitas yang hanya basa basi dan itu-itu saja.
Jika begitu keadaan para ayah, maka pantas hasil generasi ini jauh dari yang diharapkan oleh peradaban Islam yang akan datang. Para ayah selayaknya segera memaksakan diri untuk membuka mulutnya, menggerakkan lisannya, terus menyampaikan pesannya, kisahnya dan dialognya.
Ayah, kembali ke al-Qur’an..
Dialog lengkap, utuh dan panjang lebar di dalam al-Qur’an, hanya dialog ayah kepada anaknya. Bukan dialog ibu dengan anaknya. Yaitu dialog Luqman dengan anaknya. Sebuah nasehat yang lebih berharga bagi seorang anak dari semua fasilitas dan tabungan yang diberikan kepadanya.
Dengan kajian di atas, kita terhindar dari kesalahan pemahaman. Salah, jika ada yang memahami bahwa dialog ibu tidak penting. Jelas sangat penting sekali dialog seorang ibu dengan anaknya. Pemahaman yang benar adalah, al-Qur’an seakan ingin menyeru kepada semua ayah: ayah, kalian harus rajin berdialog dengan anak. Lebih sering dibanding ibu yang sehari-hari bersama buah hati kalian.
Dan...
Jangan jadi ayah bisu!

Rabu, 02 Desember 2015

Harta Pusaka Manusia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Agus Fitriawan

Berbicara tentang harta pusaka, asosiasi kita tentu saja langsung tertuju kepada setumpuk permata atau berlian dalam sebuah peti. Namun, bila ditinjau dalam kacamata agama, masalahnya menjadi lain.

Permata atau berlian dalam peti tidaklah memiliki arti apa pun dibandingkan dengan hati yang padat dengan rasa syukur, lidah yang dihias dengan untaian zikir, dan istri yang salihah, seperti dinyatakan dalam sebuah hadis, “Hati yang padat dengan rasa syukur dan lidah yang dihiasi dengan untaian kata zikir serta istri yang salihah menunjang kamu dalam berbagai urusan dunia dan agama (akhirat) kamu. Itulah harta pusaka yang paling baik bagi manusia.” (HR Al-Baihaqi).

Selasa, 01 Desember 2015

Janji Allah Itu Pasti

“Setan menjanjikan kamu dengan kekafiran dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas karunianya dan Maha Mengetahui. Allah mengaugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Barang siapa yang dianugrahi hikmah itu, ia telah benar-benar dianugrahi kebajikan yang banyak. Dan tidak akan merenunginya kecuali ulul albab (orang-orang yang mampu mengambil pelajaran).”
(QS. Al-Baqarah [2] : 268-269)