“Seutama-utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid,
Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim.” (HR. Ahmad)
SIAPA yang ingin menjadi ahli surga? Semua orang tentu menjawab
dengan senang hati dengan jawaban “Ya, saya ingin masuk surga.” Termasuk
kaum hawa yang disebutkan Rasulullah Saw. paling banyak menjadi
penghuni neraka. Tentu saja dengan segala keni’matan yang diberikan
Allah Swt di surga kelak, belum lagi dengan nilai plus bisa melihat
Allah Swt dan Rasulullah Saw secara langsung.
Tapi adakah semua itu didapat tanpa usaha dan kerja keras serta
keistiqomahan dalam hidup untuk bertaqwa? Tentu harus diusahakan dan
dipertahankan hingga akhir hayat, agar kelak keinginan itu bias
terwujud. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan meneladani para wanita
ahli surge yang disebutkan dalam Hadits Riwayat Ahmad diatas.
Sejarah mencatat beberapa nama wanita terpandang yang di antara
mereka ada yang dimuliakan Allah dengan surga, dan di antara mereka ada
pula yang dihinakan Allah dengan neraka. Karena keterbatasan tempat,
tidak semua figur bisa dihadirkan saat ini, namun mudah-mudahan apa yang
sedikit ini bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita.
1. Khadijah binti Khuwailid
Dia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat sehingga mendapat
tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas, penalaran yang tinggi, dan
mampu menghindari hal-hal yang tidak terpuji sehingga kaumnya pada masa
jahiliyah menyebutnya dengan ath-thahirah (wanita yang suci).
Dia merupakan orang pertama yang menyambut seruan iman yang dibawa
Muhammad tanpa banyak membantah dan berdebat, bahkan ia tetap
membenarkan, menghibur, dan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam di saat semua orang mendustakan dan mengucilkan beliau. Khadijah
telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwa dan hartanya untuk kepentingan
dakwah di jalan Allah. Ia rela melepaskan kedudukannya yang terhormat
di kalangan bangsanya dan ikut merasakan embargo yang dikenakan pada
keluarganya.
Pribadinya yang tenang membuatnya tidak tergesa-gesa dalam mengambil
keputusan mengikuti kebanyakan pendapat penduduk negerinya yang
menganggap Muhammad sebagai orang yang telah merusak tatanan dan tradisi
luhur bangsanya. Karena keteguhan hati dan keistiqomahannya dalam
beriman inilah Allah berkenan menitip salamNya lewat Jibril untuk
Khadijah dan menyiapkan sebuah rumah baginya di surga.
Tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, ia berkata: Jibril
datang kepada Nabi kemudian berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah
datang membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka jika
ia telah tiba, sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dari aku, dan
sampaikan kabar gembira untuknya dengan sebuah rumah dari mutiara di
surga, tidak ada keributan di dalamnya dan tidak pula ada kepayahan.”
(HR. Al-Bukhari).
Besarnya keimanan Khadijah pada risalah nubuwah, dan kemuliaan
akhlaknya sangat membekas di hati Rasulullah sehingga beliau selalu
menyebut-nyebut kebaikannya walaupun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan
dari Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari
rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan
memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka aku
berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah
meng-gantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau? Maka beliau marah
sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi Allah, Allah
tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia telah beriman
di saat manusia mendustakanku, dan menolongku dengan harta di saat
manusia menjauhiku, dan dengannya Allah mengaruniakan anak padaku dan
tidak dengan wanita (istri) yang lain. Aisyah berkata: Maka aku berjanji
untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya.”
2. Fathimah
Dia adalah belahan jiwa Rasulullah, putri wanita terpandang dan
mantap agamanya, istri dari laki-laki ahli surga yaitu Ali bin Abi
Thalib. Dalam shahih Muslim menurut syarah An Nawawi Nabi bersabda:
“Fathimah merupakan belahan diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti
menyakitiku.”
Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya iman bersama
ayah dan suami tercinta. Dia korbankan segala apa yang dia miliki demi
membantu menegakkan agama.
Fathimah adalah wanita yang penyabar, taat beragama, baik perangainya, dan suka bersyukur.
3. Maryam binti Imran
Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan
taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya
untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya
hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa
bapak.
4. Asiyah binti Muzahim
Beliau adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu Fir’aun
laknatullah ‘alaih. Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa,
ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya. Betapapun besar
kecintaan dan kepatuhannya pada suami ternyata di hatinya masih tersedia
tempat tertinggi yang ia isi dengan cinta pada Allah dan RasulNya.
Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan dan kepedihan yang ia
rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan kemewahan hidup, budaya dan
tradisi leluhur yang menyelisihi syariat Allah ia telan begitu saja bak
pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya Asiyah meninggal dalam keadaan
tersenyum dalam siksaan pengikut Fir’aun.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata: “Fir’aun
memukulkan kedua tangan dan kakinya (Asiyah) dalam keadaan terikat. Maka
ketika mereka (Fir’aun dan pengikutnya) meninggalkan Asiyah, malaikat
menaunginya lalu ia berkata: Ya Rabb bangunkan sebuah rumah bagiku di
sisimu dalam surga. Maka Allah perlihatkan rumah yang telah disediakan.”
Semoga kita terus berusaha memperbaiki diri agar menjadi
wanita-wanita yang kelak dipertemuka dengan empat wanita hebat penghuni
surga ini. Selalu jaga hati-hati kita agar tak terjerumus ke dalam cinta
dunia. Wallohu a’lam Bish-showwaab. [hf/islampos/rki]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar