Halaman

Kamis, 29 Oktober 2015

Lima Belas Perkara Penyebab Bencana

Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
  1. Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi
  2. Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan
  3. Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
  4. Suami menjadi budak istrinya (sampai dia)
  5. Mendurhakai ibunya,
  6. Mengutamakan sahabatnya (sampai dia)
  7. Berbuat zalim kepada ayahnya,
  8. Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
  9. Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
  10. Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
  11. Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
  12. Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
  13. Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
  14. Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
  15. Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
Mendurhakai ibunya,
Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
Berbuat zalim kepada ayahnya,
Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.”
(HR. Tirmidzi, 2136)
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/10/11/5853-musibah-bala-bencana-adalah-teguran-dari-allah.html#sthash.HwNq0ATX.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar